Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Operasi TMC Berhasil Nihilkan Titik Panas di Sumsel dan Jambi

Atalya Puspa
02/6/2022 12:12
Operasi TMC Berhasil Nihilkan Titik Panas di Sumsel dan Jambi
Prajurit TNI AU memindahkan karung yang berisi garam ke dalam pesawat Cassa C212 untuk operasi TMC(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

KOORDINATOR Lapangan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Adi Bayu Rusandi mengungkapkan operasi TMC untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan berhasil menihilkan titik panas di wilayah Sumatra Selatan dan Jambi.

"Operasi ini sudah dimulai sejak tanggal 23 Mei 2022 dan ditargetkan berjalan selama 15 hari," kata Adi saat dihubungi, Kamis (2/6).

Selain berhasil menihilkan hotspot, operasi TMC itu juga terpantau mampu meningkatkan curah hujan di wilayah Sumatra Selatan. Dari yang tadinya 28,33 juta m3 pada 30 Mei 2022 menjadi 31,87 juta m3 pada 31 Mei 2022.

Adi menjelaskan, penyemaian dilakukan dengan menggunakan pesawat Casa A-2103 dengan target penyemaian di Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musibanyuasin, Kabupaten Tanjab Timur dan Kabupaten Muaro Jambi.

Hingga 1 Juni 2022, pihaknya telah menggunakan sebanyak 4.800 kilogram bahan semai dari total 24.000 kilogram bahan semai yang disiapkan untuk operasi TMC Sumsel dan Jambi.

"Sejauh ini TMC berjalan lancar dan tim TMC BRIN jumlah 14 personil seluruhnya dalam keadaan sehat dan aman," pungkas dia.

Baca juga: TMC Cegah Karhutla di Sumsel dan Jambi Berjalan Lancar

Terpisah, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Basar Manullang mengungkapkan masuknya musim kemarau pada Juni dan eskalasi kejadian karhutla yang meningkat di Sumatra Selatan dan Jambi membuat kita harus melakukan antisipasi sedini mungkin.

"Kami berharap pelaksanaan TMC bisa berjalan lancar dan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. TMC akan dilakukan selama lima belas hari, semoga akan meningkatkan curah hujan sama seperti TMC di Riau kemarin," harap Basar.

Adapun, operasi TMC di Provinsi Riau pada April berhasil menambah curah hujan sebesar 15% dibandingkan dengan curah hujan historis selama 10 tahun ke belakang (2012 – 2021).

Selain itu, selama pelaksanaan operasi TMC di Riau tidak terpantau terjadi kebakaran hutan dan lahan serta tidak terpantau titik panas dengan confidence level > 80%.

Basar menjelaskan Menteri LHK telah menjadikan operasi TMC menjadi salah satu solusi permanen pencegahan karhutla selain patroli dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Operasi TMC dilakukan dengan tujuan untuk membasahi lahan gambut agar terjaga kelembabannya, menjaga tinggi muka air tetap stabil sehingga tidak mudah terbakar, mengisi kanal-kanal, embung dan kolam-kolam retensi areal guna mencegah kebakaran terutama di lahan gambut.

"Kami di sini pun terus berkoordinasi dengan pihak BNPB, BMKG, TNI, BRGM, Pemda Sumsel dan Jambi, serta pemangku kepentingan lainnya dalam pengendalian karhutla," tukas Basar.

Dia menambahkan, Manggala Agni juga terus berupaya di lapangan melakukan langkah pencegahan agar karhutla tidak terjadi dengan terus menguatkan upaya pencegahan karhutla, mitigasi bencana hidrometrologi.

"Tidak sekedar pemadaman, operasi TMC harus diperhitungkan sebagai kegiatan yang efektif untuk mengurangi terjadinya karhutla," jelasnya.

Hal paling penting lainnya, imbuh Basar, adalah edukasi kepada masyarakat agar tidak lagi membakar lahan.

"Saya berharap masyarakat juga terus ikutserta dalam upaya mencegah karhutla ke depan. Kami sudah melakukan sosialisasi terkait cara membuka lahan tanpa membakar, serta betapa pentingnya menjaga hutan dan lahan," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya