Selasa 24 Mei 2022, 13:15 WIB

Ini Tiga Hal yang Harus Dilakukan untuk Turunkan Kasus Kanker Serviks di Indonesia

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Ini Tiga Hal yang Harus Dilakukan untuk Turunkan Kasus Kanker Serviks di Indonesia

Pexels
Ilustrasi

 

KOORDINATOR Substansi Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Ditjen P2P Kemenkes Aldrin Neilwan Pancaputra menekankan setidaknya terdapat tiga poin penting yang menjadi kunci untuk menurunkan kasus kanker serviks, yaitu pola hidup sehat, vaksinasi, dan skrining secara berkala.

Pola hidup sehat mencakup banyak hal termasuk menghindari seks berisiko dengan tidak berganti-ganti pasangan. 

Kemudian lakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi virus HPV (human papilloma virus) sedini mungkin, serta skrining untuk mendeteksi lesi prakanker serviks atau sel-sel prakanker serviks.

Baca juga: Bali Akan Data Siswi SD untuk Program Imunisasi Cegah Kanker Serviks

"Semua itu hanya memberi makna kalau dari semua pihak mau melaksanakan dengan baik, baik itu pemberi layanan, pemegang kebijakan, maupun pelaksananya, serta dibarengi dengan kepedulian dari masyarakat, sehingga hal itu (menurunkan kasus kanker serviks) baru bisa tercapai," kata Aldrin dalam webinar, dikutip Selasa (24/5).

Dua kunci terakhir, yaitu vaksinasi dan skrining, tengah didorong oleh pemerintah. Kemenkes telah memasukkan vaksin HPV sebagai vaksin wajib dalam program imunisasi nasional, menargetkan siswa perempuan kelas 5 dan 6 SD/sederajat.

Selain itu, Kemenkes menargetkan pada tahun ini untuk memperluas vaksinasi HPV di delapan provinsi yang masuk dalam Roadmap Pengendalian Kanker Indonesia 2022-2040.

Upaya skrining juga telah masuk dalam roadmap tersebut, dengan menargetkan cakupan skrining untuk deteksi dini kanker payudara dan leher rahim (serviks) sebesar 50% pada 2022.

"Kalau kita melakukan suatu deteksi dini secara berkala, itu suatu upaya dalam menurunkan kasus kanker, dalam hal ini kanker serviks, tentunya kita akan mencari sedini mungkin bila ada lesi prakanker sehingga bisa intervensi di awal dan tidak berkembang menjadi kanker," kata Aldrin.

Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang dapat menyerang perempuan dari berbagai jenjang usia dan menempati peringkat kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia.

Meski termasuk jenis kanker yang mematikan, Aldrin mengatakan kanker serviks dapat dicegah sedini mungkin dengan beberapa cara, termasuk skrining secara berkala dan kemudian jika hasilnya positif dapat segera ditindaklanjuti.

"Leher rahim ini jenis kanker yang paling mungkin baik untuk diobati jika ditemukan pada stadium yang dini, artinya kita masih bisa menemukan lesi prakanker yang bisa kita intervensi," katanya.

Namun di sisi lain, berdasarkan data yang ia himpun, sekitar lebih dari 70% kasus kanker terdiagnosis pada stadium lanjut. Hal tersebut, kata Aldrin, tentu sangat berdampak terhadap prognosis.

Untuk menekan kasus kanker serviks, dokter dari Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Prof Andrijono menjelaskan Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri (FIGO) mendorong peningkatan vaksinasi HPV dan skrining menggunakan tes sensitivitas tinggi.

Vaksinasi HPV, kata Andrijono, telah masuk dalam program nasional. Sementara untuk metode skrining, Indonesia umum menggunakan tes pap smear dan belum lama ini tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) juga didorong.

Ia menyebutkan tingkat sensitivitas pada tes pap smear hanya 55,4%, lebih rendah dibanding tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) yang memiliki tingkat sensitivitas sekitar 69% sampai 88%.

Metode skrining lainnya yang patut diperhitungkan yaitu tes DNA-HPV, yang tingkat sensitivasnya mencapai 94,6%. Merujuk pada FIGO, Andrijono mendorong agar Indonesia memiliki program skrining gabungan menggunakan IVA dan DNA-HPV sehingga deteksi dini kanker serviks dapat lebih akurat.

"DNA-HPV untuk mendeteksi adanya infeksi HPV. IVA untuk mendeteksi adanya lesi prakanker. Itu yang kami harapkan (di Indonesia) dengan deteksi ini maka akan mempunyai sensitivitas yang sangat tinggi," ujar Ketua Dewan Penasihat HOGI itu. (Ant/OL-1)

Baca Juga

Ist

Cosmos Gelar Talkshow agar Anak Suka Makan Nasi dan Sayuran

👤Media Indonesia 🕔Rabu 31 Mei 2023, 06:36 WIB
Membuat smoothie bowl dengan bahan buah naga dan berbagai topping buah dan biji-bijian sehat yang bisa jadi solusi untuk anak susah...
Dok. MCH 2023

Menunggu Kedatangan Menu Favorit: Petai dan Jengkol

👤 Windy Dyah Indriantari 🕔Rabu 31 Mei 2023, 05:55 WIB
Jamaah haji Indonesia mengaku puas dengan menu yang disajikan selama...
Ist

First Stage New York Promosikan Budaya dan Fesyen Indonesia di AS

👤Media Indonesia 🕔Rabu 31 Mei 2023, 05:52 WIB
Selain menampilkan koleksi sentuhan Indonesia juga diwarnai dengan berbagai kegiatan setiap hari, seperti talk show tentang kain Indonesia,...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya