Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

WHO Konfirmasi Terjadi Penularan Cacar Monyet WN Inggris dari Nigeria

M. Iqbal Al Machmudi
18/5/2022 08:20
WHO Konfirmasi Terjadi Penularan Cacar Monyet WN Inggris dari Nigeria
Virus monkeypox termasuk dalam famili orthopoxvirus. Monkeypox dapat ditularkan melalui kontak dan paparan droplet yang dihembuskan.(Dok.WHO)

ORGANISASI  Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengonfirmasi terjadi cacar monyet pada seseorang yang melakukan perjalanan dari Inggris menuju Nigeria dan kembali ke Inggris.

Virus cacar monyet atau monkeypox adalah Zoonosis sylvatic dengan infeksi manusia insidental yang biasanya terjadi secara sporadis di bagian hutan Afrika Tengah dan Barat. "Virus monkeypox termasuk dalam famili orthopoxvirus. Monkeypox dapat ditularkan melalui kontak dan paparan droplet yang dihembuskan," dalam keterangan resmi WHO tersebut, Selasa (17/5).

Penularan juga bisa berasal dari kontak dengan hewan hidup dan mati melalui perburuan dan konsumsi hewan liar.

Baca juga: Pantau Covid-19, Wantimpres Sambangi Wisma Atlet Kemayoran dan RSCM

Masa inkubasi cacar monyet biasanya dari 6-13 hari tetapi bisa mencapai 21 hari. Ahli menyebut bahwa penyakit ini sering sembuh dengan sendirinya dalam waktu 14-21 hari. Gejala yang ditimbulkan bisa ringan atau parah, seperti gatal atau nyeri.

Dalam kasus yang terjadi baru-baru ini otoritas kesehatan di Inggris Raya telah membentuk tim manajemen insiden untuk mengoordinasikan identifikasi dan pengelolaan kontak.

Pada 11 Mei, pelacakan kontak ekstensif telah mengidentifikasi kontak yang terpapar di masyarakat, pengaturan perawatan kesehatan, dalam penerbangan internasional. Tidak ada yang melaporkan gejala yang kompatibel sejauh ini.

"Semua kontak yang teridentifikasi telah dinilai dan diklasifikasikan berdasarkan keterpaparan mereka terhadap kasus tersebut dan ditindaklanjuti dengan tepat melalui pengawasan aktif atau pasif selama 21 hari setelah paparan terakhir mereka terhadap kasus tersebut," ujarnya.

Baca juga:  Menkes: Kesadaran Prokes Penentu Relaksasi Menuju Normal

Pihak berwenang Nigeria diberitahu tentang kasus ini dan melakukan pengecekan riwayat perjalanan di Nigeria pada 7 Mei. Kasus ini tidak melaporkan kontak dengan siapa pun dengan penyakit ruam atau cacar monyet yang dikenal di Nigeria.

Rincian perjalanan dan kontak di Nigeria telah dibagikan dengan pihak berwenang di Nigeria untuk ditindaklanjuti jika diperlukan.

"Penilaian risiko WHO di Inggris, ada tujuh kasus cacar monyet yang dilaporkan sebelumnya semua impor terkait dengan riwayat perjalanan ke atau dari Nigeria," ungkapnya.

Sejak September 2017, Nigeria terus melaporkan kasus cacar monyet. Dari September 2017 hingga 30 April 2022, total 558 kasus yang dicurigai telah dilaporkan dari 32 negara bagian di negara ini. Dari jumlah tersebut, 241 kasus dikonfirmasi, dan di antaranya ada delapan kematian yang tercatat Case Fatality Ratio 3,3%.

Dari 1 Januari hingga 30 April 2022, ada 46 kasus yang dicurigai telah dilaporkan, 15 di antaranya dikonfirmasi dari tujuh negara bagian dan tidak ada kematian yang tercatat pada tahun 2022.

Dalam kasus ini, sumber infeksi saat ini tidak diketahui dan risiko penularan lebih lanjut di Nigeria tidak dapat dikecualikan. Setelah monkeypox dicurigai di Inggris, pihak berwenang segera memulai tindakan kesehatan masyarakat yang tepat, termasuk isolasi kasus dan pelacakan kontak.

"Oleh karena itu, risiko potensi penyebaran lanjutan terkait dengan kasus ini di Inggris adalah minimal. Karena sumber infeksi di Nigeria tidak diketahui, masih ada risiko penularan lebih lanjut di Nigeria," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya