Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Batasi Makan Barbar Hanya Saat Lebaran Agar Tubuh tidak Melebar

Basuki Eka Purnama
27/4/2022 09:15
Batasi Makan Barbar Hanya Saat Lebaran Agar Tubuh tidak Melebar
Warga menyantap hidangan yang disajikan tuan rumah saat bersilaturahim bersama keluarga serta kerabat di kawasan Duri Kosambi, Jakarta.(MI/IMMANUEL ANTONIUS)

SELAMA bulan Ramadan, kebanyakan orang merasakan euforia sesaat berkat berat badan yang turun beberapa kilogram. Namun, tidak lama setelah Hari Raya, sering kali berat badan justru naik lagi, bahkan lebih tinggi dibandingkan sebelum puasa.

Ternyata, hal itu normal terjadi. Kondisi tersebut dikonfirmasi dalam penelitian oleh Syam, dkk yang diterbitkan dalam Int J Endocrinol Metab tahun 2016.

Selama berpuasa Ramadan, beberapa orang mengalami penurunan berat badan yang bermakna, dengan massa lemak tubuh yang menurun secara bermakna.

Baca juga: Cuti Bersama ASN 2022, 29 April dan 4 Hingga 6 Mei

Hal itu menunjukkan bahwa secara fisiologis sebenarnya tubuh akan mengalami penurunan massa lemak selama berpuasa Ramadan.

Akan tetapi, dalam penelitian ini pula diketahui bahwa 4-5 minggu setelah Ramadan, berat badan serta komposisi tubuh kembali seperti sebelumnya. Karenanya, tidak mengherankan kalau jarum timbangan bergeser semakin ke kanan.

Hal itu dikuatkan dengan suatu meta-analisa oleh Fernando dkk pada 2019, bahwa puasa Ramadan dapat menurunkan berat badan rata-rata sekitar 1.34 kilogram, dengan penurunan yang lebih banyak terjadi pada orang yang obesitas.

Diketahui pula bahwa lebih dari 50% penurunan berat badan yang terjadi merupakan massa lemak. Dalam meta-analisis tersebut juga dikatakan bahwa sebenarnya asupan kalori selama berpuasa tidak begitu jauh berbeda dibandingkan dengan saat tidak berpuasa. Lalu, apa yang berbeda?

Diperkirakan, aktivitas yang meningkat, terutama pada malam hari untuk beribadah, menjadi salah satu penyebab meningkatnya pengeluaran energi.

Hal itu menyebabkan tubuh berada dalam keseimbangan energi negatif dan terjadi penurunan berat badan. Dengan bukti di atas, maka sebenarnya kita dapat menjadikan Ramadan sebagai titik awal dalam mencapai berat badan yang sehat. Bagaimana cara mempertahankannya?

Dokter spesialis gizi klinik Juwalita Surapsari dari Ikatan Dokter Indonesia, dikutip dari siaran resmi, Rabu (27/4), menuturkan Anda boleh menikmati momen Hari Raya selama dua hari untuk bisa menyantap hidangan khas Lebaran.

"Setelah dua hari, kembalilah kepada pola makan sehat. Makan berlebih selama dua hari tidak akan menyebabkan berat badan Anda naik secara drastis. Dengan memperkirakan bahwa setengah kilogram jaringan lemak mengandung 3.500 kkal, maka berat badan (dalam hal ini jaringan lemak) akan bertambah 1 kilogram apabila kita kelebihan 7.000 kkal dalam makanan yang kita konsumsi," jelasnya.

Sehingga, apabila seseorang biasa mengonsumsi 2.000 kkal sehari, maka ia harus mengonsumsi sekitar 5.500 kkal selama 2 hari agar berat badannya naik 1 kilogram. Angka ini tentu saja besar sekali dan sulit tercapai dalam 2 hari tersebut. Oleh sebab itu, nikmatilah makanan di momen Hari Raya hanya pada 2 hari tersebut.

Dokter spesialis gizi klinik yang praktik di RS Pondok Indah itu mengatakan, setelah perayaan selama 2 hari tersebut, kembalilah ke diet gizi seimbang yaitu dengan mengonsumsi makanan secara teratur yang mengandung semua komponen gizi, yaitu karbohidrat kompleks, protein rendah lemak, lemak baik, serta sayuran, dan buah-buahan. Jangan lupa pula penuhi kebutuhan cairan Anda dengan minum air putih yang cukup.

Ketiga, jangan pernah meninggalkan olahraga, apalagi tahun ini libur Hari Raya yang ditetapkan oleh pemerintah cukup panjang. Usahakan untuk selalu berolahraga teratur apabila rangkaian acara Hari Raya sudah selesai, misalnya dengan melakukan jogging di sore hari, jalan cepat, bersepeda, atau sekadar berolahraga di rumah dengan mengikuti panduan video.

"Tidak perlu berpikir bahwa olahraga adalah hukuman ketika Anda makan banyak, tetapi jadikanlah ini kebiasaan baru agar berat badan dapat terus terjaga dengan baik. Pilih olahraga yang Anda suka, agar sesi olahraga menjadi momen yang Anda nikmati. Bukan jadi hukuman, tetapi justru menjadi aktivitas penyemangat yang membuat bahagia," kata Juwalita.

Keempat, istirahat yang cukup secara teratur agar metabolisme tubuh Anda tetap terjaga. National Sleep Foundation menganjurkan agar orang dewasa tidur setidaknya 7-9 jam dalam semalam.

"Hal ini tentunya sulit dicapai saat sedang berpuasa. Oleh sebab itu, kembalikan lagi ritme normal tubuh Anda. Tidur yang cukup dapat membantu Anda menjaga berat badan yang sudah turun selama Ramadan," ungkapnya.

Jadi, cukup 2 hari saja makan berlebihnya. Jika ingin berat badan tetap ideal setelah Lebaran nanti, pastikan konsumsi makanan yang bergizi seimbang dan mencukupi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien Anda.

Jangan lupa, mengonsumsi air putih, sayuran, buah-buahan, dan berolahraga secara rutin. Dengan begitu, Anda tetap dapat merasakan momen Hari Raya tanpa harus khawatir dengan kenaikan berat badan.

Sayur dan buah sebagai sumber serat dan vitamin juga tidak dia lupakan. Dua makanan ini bisa menjadi camilan sehat Anda termasuk saat Ramadan, Lebaran dan harian.

Jangan lupa untuk membatasi asupan gula dan lemak dalam menu makanan. Perkara gula, untuk memudahkan, cobalah membiasakan diri menyantap makanan yang tidak terlalu manis.

Dengan demikian, pada dasarnya tidak ada makanan tak sehat. Namun yang tidak sehat justru berasal dari gaya hidup sehingga akan percuma bila Anda menerapkan pola makan sehat termasuk konsumsi buah dan sayur setiap hari, bila Anda masih saja menerapkan gaya hidup tak sehat seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya