Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DIREKTUR Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto menyerahkan sebanyak 113 surat keputusan program studi sarjana terapan atau D4.
"Pemberian dana competitive fund pada perguruan tinggi vokasi ini bertujuan untuk meningkatkan program studi yang sebelumnya D3 menjadi D4 atau sarjana terapan, " ujar Wikan dalam sosialisasi competitive fund vokasi 2022 dan peluncuran SK Transformasi D3 ke D4 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (21/4).
Dia menjelaskan, pemberian sebanyak 113 surat keputusan tersebut berasal dari 45 perguruan tinggi. Wikan menambahkan peningkatan program studi dari D3 ke D4 tersebut, dilakukan secara sukarela atau tidak ada paksaan.
"Ini masih tahap awal, diperkirakan masih banyak lagi perguruan tinggi yang akan meningkatkan program studinya dari D3 ke D4, " tambah dia.
Wikan menjelaskan pihaknya tidak akan mengejar kuantitas seperti berapa banyak jumlah lulusan yang diserap maupun perguruan tinggi yang melakukan MoU. Akan tetapi, lebih pada kualitas pembelajaran dan menghasilkan lulusan memiliki kompetensi.
"Nanti kami akan melakukan survei, mulai dari berapa pendapatan lulusan, bagaimana kariernya. Jadi tidak hanya sekedar terserap, " terang dia.
Wikan berpesan agar peningkatan status program studi, harus diikuti dengan peningkatan kualitas, kurikulum disusun dengan industri sehingga industri bisa melakukan sumbang saran, dan juga peningkatan kompetensi nonteknis dengan pembelajaran berbasis proyek.
Baca juga : USU Akan Miliki Prodi Magister Teknologi Berstandar Internasional
"Kompetensi mahasiswa program sarjana terapan harus lebih baik jika dibandingkan dengan lulusan D3. Juga ke depannya diharapkan memiliki karir yang lebih baik pula, " harap dia.
Wikan menyebutkan peminat program sarjana terapan atau D4 lebih banyak dibandingkan diploma tiga (D3).
"Jumlah peminat program sarjana terapan di perguruan tinggi vokasi jauh di atas program diploma tiga. Hal ini telah dibuktikan oleh Sekolah Vokasi UGM. Waktu masih D3 perbandingannya 1:30, akan tetapi begitu buka D4 perbandingannya meningkat menjadi 1:100, " ujar Wikan.
Dia menambahkan program D4 memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan D3 seperti lulusan yang lebih disenangi oleh industri hingga memiliki kompetensi nonteknis yang lebih baik dibandingkan lulusan D3.
Industri dilibatkan sejak awal dalam perancangan kurikulum dan dosen-dosen yang mengajar di D4 juga berasal dari industri.
"Industri paling diuntungkan dengan program D4 ini, karena kita rancang bersama industri dan dosen dari industri. Selama ini industri rugi, karena kehilangan tenaga kerja, karena banyak lulusan D3 yang bekerja sekian tahun, tetapi keluar dari perusahaan untuk melanjutkan ke S1. Padahal selama ini, industri sudah keluar biaya untuk pelatihan dan lainnya," terang dia.
Oleh karenanya, pihaknya mendorong agar program studi D3 beralih ke D4. Meski demikian pihaknya tidak akan mengejar kuantitas seperti berapa banyak jumlah lulusan yang diserap maupun perguruan tinggi yang melakukan MoU. Akan tetapi, lebih pada kualitas pembelajaran dan menghasilkan lulusan memiliki kompetensi. (Ant/OL-7)
Program ini diharapkan mempersiapkan mahasiswa siap kerja dan diterima oleh industri.
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
Rendahnya jumlah mahasiswa vokasi di Indonesia merupakan tantangan yang harus segera dijawab.
HOPE International telah berhasil menghubungkan sejumlah industri Tiongkok dengan institusi pendidikan vokasi di Indonesia dalam menyiapkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Kementerian Ketenagakerjaan menggandengang Inovasi Muda dalam penyelenggaraan Indonesia Green Jobs Summit (IGJS) 2025
Kerja sama antarkementerian terkait yang telah dilakukan, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, harus benar-benar direalisasikan dengan baik dan terukur.
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Kampus mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved