Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Resital Perempuan Dalam Musik Klasik Perkenalkan Karya Komponis Perempuan Indonesia yang Mendunia 

Mediaindonesia.com
06/4/2022 17:36
Resital Perempuan Dalam Musik Klasik Perkenalkan Karya Komponis Perempuan Indonesia yang Mendunia 
Resital Perempuan Dalam Musik Klasik(Dok. Pribai)

MINIMNYA perhatian kepada komponis perempuan baik secara lokal maupun internasional mendorong Arya Kitti, biolinis-komponis-edukator musik untuk menyelenggarakan resital virtual yang seluruhnya membawa karya-karya “Perempuan Dalam Musik Klasik”. 

Resital yang juga bertujuan ikut merayakan Hari Perempuan Sedunia itu, menggandeng musisi Yohanes Siem (Piano), Marsella (Piano) dan Sarah Tunggal (Flute). Mereka tampil di platform media sosial instagram @aryapkitti dan masih bisa ditonton ulang secara daring.  

Karya berjudul “L” dari Marisa Sharon Hartanto, salah satu pendiri komunitas Perempuan Komponis dan composer in residence dari orkes Bandung Philharmonic diperdanakan dan menjadi highlight pada resital itu, bersama dengan karya komponis muda Lucy Freia berjudul “Melody for Violin and Piano in C”. 

Karya komponis perempuan dunia dari masa lampau yaitu Cécile Chaminade, Mélanie Bonis, Germaine Tailleferre, dan Amanda Maier juga ditampilkan pada resital tersebut.  

Sebagai bentuk edukasi dan perkenalan publik kepada kedua komponis perempuan Indonesia ini, secara kreatif Arya mengadakan acara Bincang Komponis yang bekerjasama dengan platform @musikklasikgram untuk menggali proses kreatif Marisa dan Lucy. 

"Pembicaraan yang santai ini juga menjadi sarana yang mudah dimengerti oleh publik sehingga komponis tidak lagi duduk di menara gadingnya dan berjarak dengan para pendengar karyanya," kata Arya. 

Karya dari Marisa Sharon Hartanto yang telah dimainkan oleh berbagai orkes sekaliber BBC, London Symphony Orchestra dan Taiwan Philharmonic dan telah diperdanakan di berbagai belahan dunia, kali ini diperdanakan oleh pianis Yohanes Siem dan biolinis Arya Kitti.  

Baca juga : Pentingnya Mempertahankan Eksistensi Media Cetak

Uniknya ungkap sang komponis, judul karyanya hanya 1 huruf “L”, namun dapat memiliki beraneka makna. Seperti halnya L pada ukuran baju yang berarti large/besar, banyak L yang muncul pada pandemi ini seperti dalam bahasa inggris ada Lost, lonely, lockdown, dan limit tapi juga love dan life. Dalam bahasa Indonesia ada kata Lambat, Lalu, Lamun, Lari, Luka, Lowong tapi juga Lampau, Lewat, Lihat, serta Liat atau yang berarti padat. 

"Ekspresi rasa kuatir dan keheningan muncul pada karya ini disertai distorsi dari bunyi kipas angin yang dibunyikan bersama dengan alat musik piano dan biola membuat karya ini menarik hati pendengar, juga ketika muncul bagian yang tidak terduga yang menyerupai sebuah tarian. Komponis mengatakan bahwa dengan segala masalah di tengah pandemi, kita bisa memilih untuk tenggelam dan diam atau justru bergerak dan menari di tengah hujan, karena hujan pasti selalu datang," ujar Arya. 

Lucy Freia menuliskan musiknya terinspirasi dari musik Prancis abad ke-20 dan musik budaya pop Jepang, mengandung garis melodi yang panjang, harmoni yang lebih konvensional, dan pembagian peran utama-pendamping yang cenderung bersifat hierarkis/tidak setara. 

Marisa juga menjadi host dan moderator dari acara daring Women Composers Weekend yang diselenggarakan oleh Bandung Philharmonic dan Perempuan Komponis dan mengundang komponis perempuan asal Thailand Anothai Nitibhon dan Anne Marie O’Farrell asal Irlandia untuk berbagi ilmu mengenai kekaryaan dan musik mereka yang tidak melupakan akar tradisi masing-masing, dan juga diakhiri oleh Resital Perempuan Komponis Indonesia secara daring di kanal Youtube Bandung Philharmonic. 

"Rangkaian acara dan resital karya para perempuan komponis baik dunia maupun Indonesia ini sungguh membuka mata kita akan terpinggirnya para perempuan di dunia musik dan perlunya mendapat sorotan publik," imbuh Arya. 

"Inisiatif acara ini diadakan untuk memperluas wawasan publik mengenai komponis perempuan terutama komponis perempuan Indonesia, dengan cita-cita menempatkan musik dari komponis wanita sejajar dengan komposisi dari dunia laki-laki," pungkasnya. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya