Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PERKUMPULAN Program Studi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia (P3SI) meminta pemerintah untuk merevisi Keputusan Presiden (Keppres) No. 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Pasalnya, Keppres tersebut dinilai tidak sesuai dengan data dan fakta sejarah terkait Serangan Umum 1 Maret 1949.
"Meskipun Keppres bukan merupakan karya histografi tapi isi Keppres mengacu pada peristiwa sejarah. Sehingga harus sesuai dengan data dan fakta sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949," ujar Ketua P3SI Abdul Syukur dalam Webinar Implikasi Keppres No. 2 Tahun 2022 Terhadap Pembelajaran Sejarah, Selasa (22/3).
Menurut Abdul, Keppres tersebut telah menimbulkan polemik di tengah publik. Para sejarawan, pengajar sejarah, hingga masyarakat umum menentang isi Keppres yang menyebut bahwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Ibu Kota Yogyakarta digeraki oleh Presiden Soekarno dan Wapres/ Perdana Menteri Moh. Hatta.
Baca juga: Masyarakat Didorong agar Gunakan Energi Baru Terbarukan
Baca juga: Negara G20 Komitmen Perkuat Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Air
"Hingga sekarang kami belum menemukan data bahwa Serangan Umum 1 Maret 1949 direstui dan digeraki oleh Presiden Soekarno dan Wapres atau Perdana Menteri Moh. Hatta sebagaimana disebutkan di dalam Keppres," imbuhnya.
Berdasarkan data dan fakta, lanjutnya, dalam peristiwa tersebut Soekarno dan Moh. Hatta sedang dalam tahanan Belanda di Sumatra. Sehingga sangat tidak memungkinkan kedua proklamator itu menginisiasi serangan tersebut.
"Menurut kami kesediaan pemerintah untuk mengakui dan memperbaiki kekeliruan ini sangat penting. Tidak hanya mengakhiri polemik tetapi juga untuk pembelajaran sejarah pada masa depan," kata Dosen Sejarah Universitas Negeri Jakarta itu.
Adanya polemik Kepres dengan data dan fakta sejarah sangat merugikan pendidikan sejarah pada masa depan. Hal itu juga bisa merusak ingatan kolektif bangsa Indonesia terhadap Serangan Umum sebagai peristiwa yang sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Dekan FIS-H Universitas Negari Makassar (UNM) Prof. Jumadi menekankan pentingnya sejarah bagi perjalanan bangsa Indonesia ke depan. Secara khusus bagi pendidikan, sejarah harus diterangkan apa adanya.
"Sejarah adalah sebuah fakta, sejarah adalah sebuah pengalaman yang tentunya kita harus sampaikan kepada generasi dengan apa adanya," kata dia.
Belajar dari sejarah akan memberikan banyak manfaat, lantas sejarah harus berdasarkan data dan fakta. Kekeliruan dalam menuliskan sejarah pun akan berimplikasi besar pada kehidupan bangsa di masa depan.
"Ini sangat penting bagi kita pengajar sejarah dan juga mahasiswa dan masyarakat untuk arah pembelajaran sejarah kita ke depan," tandasnya. (H-3)
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAMĀ Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Program ini merupakan rangkaian Dospulkam tahap kedua yang disambut antusias oleh para pelaku usaha, khususnya penggiat bisnis makanan daring.
Dalam kegiatan ini dosen dan mahasiswa UMB tidak hanya menyampaikan materi edukatif mengenai energi terbarukan, tetapi juga mengadakan workshop instalasi panel surya.
Permainan dilakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, kognitif, dan emosi pada anak usia dini.
Program kuliah gratis ini merupakan bentuk komitmen UI dalam memperluas akses pendidikan dan memberikan bantuan kepada tenaga kependidikan dan tenaga pendidik (dosen) di lingkungan UI.
Tim UNJ mengadakan pelatihan bagi guru-guru mengenai pengembangan kurikulum, penyusunan media pembelajaran digital, serta kegiatan pendampingan belajar bagi siswa.
Dosen disebut berperan penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved