Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

86,6% Penduduk Indonesia Sudah Memiliki Antibodi SARS CoV 2

M. Iqbal Al Machmudi
18/3/2022 17:20
86,6% Penduduk Indonesia Sudah Memiliki Antibodi SARS CoV 2
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga di lokasi pasar murah minyak goreng di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (16/3/2022)(ANTARA/Mohamad Hamzah)

BERDASARKAN serologi survei dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyatakan bahwa diperkirakan sebanyak 86,6% penduduk usia 1 tahun ke atas di Indonesia pada November 2021 sudah memiliki antibodi SARS CoV 2.

Epidemiolog dari FKM UI Iwan Ariawan memaparkan dari yang belum divaksinasi pada saat November-Desember 2021 sebanyak 73,9% penduduk sudah memiliki antibodi terhadap SARS CoV 2. Antibodi didapatkan karena sudah terinfeksi baik diketahui maupun tidak diketahui.

"Meskipun memang memiliki antibodi terhadap covid-19 bukan berarti mereka ini tidak bisa terpapar. Mereka memiliki antibodi dengan risiko untuk terjadinya sakit parah kemudian meninggal jauh berkurang," kata Iwan, Jumat (18/3).

Dengan demikian, katanya, kita dapat melihat bahwa orang yang memiliki antibodi karena vaksinasi sangat tinggi dan penting untuk menciptakan kekebalan komunitas.

Dalam paparannya sebanyak 73,6% orang yang belum divaksinasi namun sudah memiliki antibodi SARS CoV 2 hal ini menunjukkan proporsi penduduk yang sudah terinfeksi covid-19 tapi tidak sadar/mengetahuinya juga tinggi.

"Wilayah aglomerasi memiliki proporsi penduduk dengan antibodi SARS Cov 2 lebih tinggi dari wilayah nonaglomerasi yakni 90,8% dan non aglomerasi sebanyak 83,2%. Bahkan dari kedua wilayah tersebut yang masyarakatnya belum divaksinasi juga memiliki antibodi yang tinggi," ujarnya.

Kemudian wilayah Jawa-Bali memiliki proporsi penduduk dengan antibodi SARS Cov 2 lebih tinggi dari wilayah luar Jawa-Bali ini menandakan antibodi sudah meluas di seluruh wilayah.

Antibodi pada kelompok umur yang sudah divaksiasi terbanyak pada kelompok umur 12-18 tahun yakni 94,7% dan terendah ada di umur 1-11 tahun yakni 74,8%. Untuk antibodi pada kelompok umur yang belum divaksin juga sudah tinggi di semua kelompok umur namun angkanya tidak setinggi ketika sudah divaksinasi.

Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin: Endemi Ditargetkan 1,5 tahun

Ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono mengungkapkan survei nasional ini merupakan survei pertama yang menggunakan basis data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

"Survei ini dilakukan di 9 provinsi 47 kabupaten /kota wilayah aglomerasi dan di 25 provinsi 53 kabupaten/kota non aglomerasi. Sehingga kita bisa mendapatkan informasi bahwa pandemi ini sebatas wilayah aglomerasi atau sudah meluas di semua wilayah," ujarnya.

Di kesempatan yang sama Anggota tim peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Muhammad N Farid memaparkan metode pemeriksaan spesimen deteksi antibodi SARS CoV 2 menggunakan Elecsys Anti SARS CoV2 Roche.

"Target dan capaian sampel yakni di wilayah aglomerasi sebanyak 514 desa dengan data terkumpul sebanyak 9.541 penduduk. Kemudian di wilayan non aglomerasi sebanyak 580 desa dengan target 10.960 penduduk," jelasnya.

Berdasarkan data berbasis pengakuan responden bahwa masyarakat yang pernah didiagnosis terpapar covid-19 sebanyak 6,1% dari wilayah aglomerasi dan 2,0% dari wilayah non aglomerasi. Kemudian berdasarkan data registrasi responden yang sudah divaksinasi dosis 1,2, dan 3 sebanyak 39,4% dari kedua wilayah tersebut, baru divaksin 1 dosis 15,7%, dan belum divaksinasi 44,9%. (A-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya