Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Periksa Komorbiditas Sebelum Terlambat

M. Iqbal Al Machmudi
06/3/2022 07:40
Periksa Komorbiditas Sebelum Terlambat
Dokter sedang memberikan konsultasi jarak jauh (telemedicine) pada pasien umum di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (18/2/2022)(MI/ANDRI WIDIYANTO)

MENINGGALNYA Aktris Dedi Yuliardi Ashadi atau dengan nama panggung Bunda Dorce Gamalama, 58, karena covid-19 ditambah adanya komobid diabetes militus menjadi pengingat bagi masyarakt pentingnya memeriksa komorbid sebelum terlambat.

Pasien covid-19 yang memiliki komorbiditas yang perlu dirawat ketika penyakit penyertanya tersebut tidak terkontrol. Komorbiditas tersebut perlu dievaluasi apakah harus dirawat di rumah sakit atau tidak maka tenaga medis yang akan menentukan.

"Komorbid berat inilah yang apabila terkena covid-19 walaupun ringan maka harus konsultasi segera kepada tenaga medis atau dokter di rumah sakit," kata Direktur Utama RSUP Persahabatan DR dr Agus Dwi Susanto dalam konferensi pers daring, beberapa waktu lalu.

Baca juga: KLHK: Tanam Pohon Upaya Pelestarian Lingkungan Menyelamatkan Masa Depan

Agus menyebutkan bahwa di RSUP Persahabatan pasien covid-19 sebagian besar yang dirawat memiliki komorbiditas yang tidak terkontrol sehingga perlu penanganan ekstra yang tidak bisa dilakukan di rumah.

Dengan begitu rumah sakit akan mengobati 2 penyakit sekaligus yakni covid-19 dan komorbiditas pasien. Meski tidak banyak namun komorbiditas pada pasien covid-19 bisa memperparah kondisi pasien ke level berat hingga kritis. Dari catatan RSUP Persahabatan 44 pasien yang meninggal karena covid-19 sebanyak 97,8% memiliki komorbid.

"Komorbid perlu ditangani selain virus korona. Mayoritas yang dirawat memiliki komorbid seperti hipertensi, diabetes melitus, stroke, jantung koroner, dan lainnya," ujarnya.

Di kesempatan yang sama dokter spesialis paru dan Ketua Divisi Infeksi di RSUP Persahabatan, dr Fathiyah Isbaniah, SpP(K) mengatakan komorbiditas akan memperberat keadaan pasien covid-19 dan rata-rata pasien yang meninggal disertai 1 atau 2 penyakit penyerta.

"Agar tidak terkena covid-19 atau meski terpapar masih dalam level ringan, orang dengan komorbiditas segera lakukan vaksinasi dan apabila sudah maka dilengkapi vaksinasi dengan booster," kata Fathiyah.

Baca juga: Menjaga Pendengaran di Masa Pandemi

Kemudian segera mengontrol komorbidnya apabila merasa tidak terkontrol maka segera konsultasikan ke dokter terkait dengan tujuan agar tertangani dan status imunnya lebih baik lagi. Selain itu, apabila komorbidnya belum terkontrol maka disarankan untuk tidak bepergian dan menghindari banyak orang.

"Sehingga intinya segera kontrol komorbid karena orang Indonesia ini banyak sekali komorbid yang tidak terkontrol," ucapnya.

Reinfeksi perkuat antibodi

RSUP Persahabatan juga mendapatkan bahwa sekitar 5% kasus covid-19 merupakan reinfeksi meskipun begitu antibodinya sudah terbentuk sejak dari paparan covid-19 pertama, vaksinasi dosis lengkap, dan ditambah booster.

"Pasien yang reinfeksi dan vaksinasi tentu saja bisa melawan paparan covid-19 terlebih antibodi sudah terbentuk dan semakin kuat jadinya keduanya bisa melawan perburukan covid," ujar Fathiyah.

Ada penelitian bahwa dengan mengalami covid-19 dan melakukan vaksinasi maka apabila terpapar lagi besar kemungkinan tidak mengalami perburukan ke level berat atau kritis.

"Pasien yang reinfeksi kekebalannya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang baru pertama kali terpapar atau pasien yang belum pernah terpapar namun sudah divaksinasi," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya