Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Miliki Risiko Tinggi Alami Gangguan Metabolik

Atalya Puspa
05/3/2022 11:23
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Miliki Risiko Tinggi Alami Gangguan Metabolik
Ilustrasi(Dok Makuku)

Bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko metabolik yang lebih besar gangguan pada masa dewasa. Hal itu diungkapkan dari sebuah studi epidemiologi yang menunjukkan hubungan antara perubahan epigenetik pada awal kehidupan dan penyakit tidak menular di kemudian hari.

Hal itu dikemukakan oleh Mahasiswa S3 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM Neti Nurani. Dalam disertasinya yang berjudul The Effect Global DNA Methylation Status at Birth and Early Life Nutrition on the growth and Nutrition Status of Low Birth Weight Infant, Nety mengemukakan bahwa dibandingkan dengan bayi berat lahir normal, bayi berat lahir rendah ditemukan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan metabolisme di masa dewasa mereka, yang meliputi hipertensi, diabetes tipe I, diabetes tipe II, dan hiperlipidemia.

Baca juga: Dokter Sebut Ibu Hamil yang Terlalu Gemuk Berdampak Buruk bagi Bayi

“Kurang gizi di kehamilan dini berkorelasi dengan berat badan lahir rendah dan risiko obesitas di masa dewasa, sementara kekurangan gizi pada akhir kehamilan mengurangi toleransi glukosa di tahun-tahun berikutnya,” paparnya dalam keterangan resmi, Sabtu (5/3).

Pada penelitiannya pada 53 bayi berat lahir rendah dan 41 bayi berat normal dan ibunya di Maternal-Perinatal Instalasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan beberapa RS swasta di DI Yogyakarta pada Januari 2018 sampai Juni 2019 diketahui terdapat perbedaan bermakna status metilasi DNA global pada lahir dengan prematur dan cukup bulan dan bayi berat normal.

“Status metilasi DNA global saat lahir tidak memengaruhi laju pertumbuhan dan status gizi pada enam bulan. Karbohidrat dan tingkat energi ASI pada 1-2 bulan memengaruhi laju pertumbuhan dan status gizi pada bayi prematur dan bayi berat normal,” katanya.

Baca juga: Lawan Obesitas, Berapa Jumlah Ideal Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak?

Pada penelitian ini ia mengukur status metilasi global bayi yang berasal dari persentase metilasi saat lahir. Selanjutnya data untuk penilaian tren pertumbuhan dipantau setiap bulan. Selain itu, nutrisi status asupan menyusui atau tidak. Adapun data diet ibu selama kehamilan dan laktasi diperoleh dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ).

“Jenis kelamin bayi bayi, berat lahir, kandungan lemak, dan karbohidrat dalam ASI pada usia 1-2 bulan terkait dengan berat badan yang signifikan. Panjang lahir, energi, dan karbohidrat kandungan dalam ASI pada 1-2 bulan dan tinggi ibu secara signifikan terkait dengan panjang dalam rentang enam bulan,” katanya.

Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi pengaruh perubahan epigenetik dan asupan nutrisi sejak dini kehidupan sejak prenatal selama enam bulan pada bayi berat badan lahir rendah. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya