Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
OBESITAS merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas pada anak rentan menyebabkan berbagai penyakit yang sulit dikelola.
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Winra Pratita mengatakan gejala klinis pada anak obesitas dilihat dari wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, pada leher tampak pendek, terdapat acanthosis nigricans (bercak kehitaman di belakang leher).
Kemudian pada dadanya terlihat membusung dengan payudara membesar dan napas berbunyi (mengi). Pada perut terlihat membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.
“Pada ekstremitas sering juga tungkai berbentuk X akibat kenaikan berat badan yang sangat berlebihan dalam waktu yang singkat. Kemudian gerakan panggul terbatas, dan pada sistem reproduksi laki-laki penis tampak kecil,” kata Winra di Jakarta, Rabu (2/3).
Namun untuk lebih tepatnya diperlukan pemeriksaan antropometri mencakup berat badan, panjang badan atau tinggi badan indeks massa tubuh.
Baca juga: Awas, Bahan Kimia dalam Kemasan Produk Plastik dapat Memicu Obesitas
Selain gejala klinis, obesitas pada anak bisa menyebabkan komplikasi mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dari kepala sang anak kemungkinan cepat depresi dan percaya diri rendah akibat obesitas.
Kemudian di bagian paru-paru, anak kemungkinan bisa mengalami asma atau sleep apnea pada saat tidur.
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali. Hal ini bisa ditandai dengan mengorok saat tidur.
Di bagian jantung, kemungkinan bisa terjadi kelainan jantung atau kolesterolnya tinggi, bisa juga peningkatan tekanan darah. Pada bagian hati, terjadi perlemakan dan pada perut anak bisa mengalami gerd.
Selanjutnya pada pankreas bisa berisiko diabetes tipe 2. Pada lutut bisa terjadi artritis atau nyeri pada sendi.
“Bisa juga kakinya bengkok akibat penimbunan berat badan yang sangat masif dalam waktu yang sangat singkat. Tak hanya itu, bagian reproduksinya biasanya kalau anak perempuan bisa jadi menstruasinya tidak teratur atau mungkin lebih cepat daripada kawan-kawannya. Itu yang harus kita hindari,” tuturnya.
Untuk pencegahannya, lanjut Winra, pada bayi 0-12 bulan, ibu didorong memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan, kemudian anak diberikan MPASI dengan cara yang benar. Orangtua didorong untuk menawarkan makanan baru secara berulang untuk menghindari minuman manis.
Pada bayi 12 – 24 bulan, ibu harus menghindarkan anak dari minuman manis, hindari konsumsi jus dan kental manis yang berlebihan. Setiap anggota keluarga harus dibiasakan makan bersama di meja makan kemudian televisi dimatikan selama proses makan.
“Yang harus diperhatikan, orangtua tidak boleh membatasi jumlah makan tapi memastikan bahwa makanan yang tersedia sehat serta disertai buah dan sayuran. Makanan selingan hanya diberikan sebanyak 2 kali dan hanya menawarkan air putih bila haus bukan minuman manis,” tukasnya.
Selanjutnya, anak tidak boleh diberikan makanan berkalori tinggi sebagai cemilan, anak juga harus mempunyai kesempatan aktif secara fisik untuk bermain di luar rumah. Batasi nonton TV, tidak meletakkan televisi di kamar tidur anak, lalu orangtua juga harus menjadi model percontohan untuk selektif dalam menentukan makanan yang dikonsumsi oleh anak.
“Hargai selera makan anak, jadi anak harus diberi makanan sesuai rasa lapar dan rasa kenyang anak. Tidak memaksakan harus habis satu porsi,” pungkasnya.(OL-5)
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Survei Kesehatan 2023 menunjukkan proporsi kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir menurut kelompok usia tetap tinggi, dengan anak di bawah 1 tahun memiliki tingkat kekambuhan 53,5%.
Sekitar 40% MPASI terkontaminasi E.coli sehingga harus diperhatikan proses pembuatan dan penyimpanannya.
Kombinasi antara penyakit tidak menular seperti obesitas dengan penyakit menular seperti DBD akan menghasilkan kombinasi risiko fatalitas tinggi.
Ruam popok membuat bayi tidak nyaman bergerak. Padahal, gerakan aktif seperti merangkak, berguling, dan berjalan sangat penting untuk perkembangan otot dan koordinasi bayi.
Orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai imunisasi yang efektif mencegah polio.
Alergi susu sapi terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved