Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SEJAK dimunculkan sekitar tahun 2005, Environmental, Social and Governance (ESG) telah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa faktor non-finansial juga memiliki peran penting dan menjadi bagian dari proses identifikasi risiko dan peluang pertumbuhan.
Kini, berbagai keputusan yang diambil oleh perusahaan juga mempertimbangkan faktor ESG daripada sekedar memperoleh keuntungan finansial semata.
Pada praktiknya, penerapan konsep ESG tentunya disesuaikan dengan bisnis tiap perusahaan. Penerapan ESG oleh industri akibat kebutuhan energi yang tinggi tetapi kerap dituding sebagai sumber polusi.
Sebagian besar industri manufaktur berlokasi di Pulau Jawa dan diperkirakan sekitar 60-70% sumber energi yang dihasilkan oleh PLN pada 2021 adalah berasal dari batu bara. Padahal Batu bara merupakan energi tak terbarukan dan penyumbang emisi karbon terbesar.
Kebutuhan energi tak terbarukan ini tentunya akan meningkat tiap tahunnya jika tidak diimbangi dengan pemenuhan energi dari sumber energi baru terbarukan (EBT).
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai usaha untuk mengurangi emisi karbon antara lain dengan melakukan transisi teknologi menuju tenaga surya atau penerapan solar panel serta rencana implementasi pajak karbon.
Dengan demikian, penggunaan solar panel kini dinilai menjadi salah satu solusi awal yang penting bagi banyak perusahaan.
PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta), sebagai pengembang dan pengelola kawasan industri, menyadari peran pentingnya dalam mengurangi emisi karbon sebagai salah satu langkah penerapan ESG perusahaan.
Di tahun 2021, Suryacipta menunjukkan komitmennya dengan menandatangani MoU dengan PT Xurya Daya Indonesia (Xurya), sebagai startup energi terbarukan dengan fokus pada jasa sewa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Indonesia.
Suryacipta juga merupakan pengembang kawasan industri pertama dan satu-satunya yang menandatangani Pledge Renewable Energy Commitment pada acara Indonesia-German Renewable Energy Day 2021.
Suryacipta dan Xurya mengawali kolaborasi di tahun 2022 ini dengan instalasi PLTS Atap pada infrastruktur dan utilitas di Suryacipta City of Industry, Karawang.
Instalasi ini dilakukan di area gedung perkantoran The Manor dan area komersial The Promenade, serta di area Water Treatment Plant dan Sekolah Menengah Kejuruan Suryacipta.
Eka Himawan, Managing Director Xurya Daya Indonesia mengatakan, “Instalasi PLTS Atap ini merupakan pilot project kami yang diharapkan dapat mendorong para tenant di Suryacipta untuk mulai beralih ke energi bersih."
"Hal ini sejalan dengan komitmen Xurya dan Suryacipta dalam menciptakan kawasan industri yang tidak hanya menerapkan smart system," kata Eka dalam keterangan pers, Jumat (25/2),
"Namun juga smart environment yang salah satunya dapat diimplementasikan melalui pemanfaatan energi terbarukan berbasis tenaga surya," jelasnya.
Aktivitas ini akan ditingkatkan kapasitasnya dalam 3 tahun ke depan dan perusahaan akan terus mengembangkan metode lain dan tanpa henti menganjurkan para tenant di dalam kawasan untuk menerapkan hal yang sama.
Suryacipta dan Xurya percaya dengan “Leading by Example” dapat menjadi cara terbaik untuk meyakinkan para tenant Suryacipta City of Industry untuk turut serta menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan.
Wilson Effendy, Wakil Presiden Direktur Suryacipta mengatakan,“Aplikasi solar panel di Suryacipta City of Industry di Karawang merupakan aktivitas nyata dari Suryacipta dalam mewujudkan kawasan yang ramah lingkungan melalui penggunaan EBT”.
Proyek instalasi PLTS Atap ini pun merupakan geliat Suryacipta seiring dengan ulang tahun perusahaan ke-32 yang jatuh pada 26 Februari 2022.
"Kami berkomitmen untuk menerapkan prinsip ESG pada kawasan kami di Karawang dan Subang," katanya.
Hingga pada akhirnya, perusahaan tidak hanya memberikan yang terbaik bagi para tenant dan klien namun juga dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat dan lingkungan.
"Hal tersebut tentunya selaras dengan visi perusahaan kami yaitu “Building a Better Indonesia,” tambah Wilson.
Secara paralel, Subang Smartpolitan sebagai kota cerdas dan ramah lingkungan yang sejak awal sudah direncanakan dengan konsep “Smart & Sustainable” tentu akan menerapkan ESG melalui pemanfaatan teknologi pada berbagai infrastrukturnya.
Sebagai kota baru yang mengintegrasikan aktivitas bisnis, hunian, pendidikan dan rekreasi, penerapan ESG akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.(RO/OL-09)
Kebakaran melanda atap Rumah Sakit St Michael di Bristol akibat panel surya terbakar. Para ibu hamil dan bayi dievakuasi, sementara sebagian masih menjalani persalinan.
BEA Cukai Tanjungpinang memberikan dukungan penuh atas ekspor perdana panel surya/solar cell milik PT Atum Power Bintan.
"Penerapan konsep ramah lingkungan kami hadirkan melalui desain rumah yang memungkinan cahaya masuk berlimpah, serta sirkulasi udara yang baik,"
Intregrasi panel surya dan BESS ini dapat dikembangkan sebagai alternatif sumber energi untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL).
Sedekah Energi merupakan program yang menyediakan energi terbarukan dan mudah diakses di masjid dengan semangat sedekah amal jariyah.
Satelit MP42 yang diproduksi NanoAvionics menemukan lubang kecil pada panel surya satelitnya yang mengorbit Bumi sejak 2022.
PT SEG Solar Manufacturing Indonesia, produsen terkemuka photovoltaic asal Amerika Serikat, akan memulai operasional pabriknya, pada April 2025.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi telah menetapkan skema baru Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk periode 2025.
Dalam upaya mewujudkan visi besar kota mandiri dan modern, Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) meluncurkan zona komersial dan residensial terbaru.
PT Kawasan Industri Terpadu Batang menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) dan Perjanjian Sewa Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP) dengan tiga perusahaan multinasional.
Dengan komitmen tinggi untuk memberikan fasilitas terbaik dan kemudahan berinvestasi, KITB berupaya mengukuhkan posisinya sebagai kawasan industri unggulan di Asia Tenggara.
Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 41,32 hektare dengan total investasi senilai US$500 juta dan diproyeksikan selesai pada kuartal kedua tahun 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved