Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEBAGAI pelopor dalam bidang yang disebut ilmu atribusi atau membangun hubungan antara cuaca ekstrem dan perubahan iklim, Friederike Otto bersikukuh bahwa meningkatnya jumlah gelombang panas dan angin topan tidak dapat dijelaskan hanya dengan pemanasan global.
AFP berbicara kepada Otto, seorang fisikawan di Grantham Institute for Climate Change di Imperial College London, menjelang rilis laporan iklim utama PBB tentang dampak perubahan iklim dan cara umat manusia dapat beradaptasi dengannya.
Apakah istilah 'bencana alam' itu kontradiksi?
Membicarakan bencana alam seperti yang biasa kita lakukan tidak terlalu membantu karena mengalihkan perhatian dari kewenangan yang kita miliki sebagai manusia. Anda harus mencari sangat keras untuk menemukan bencana iklim yang murni alami.
Bahkan tanpa perubahan iklim, jika manusia terlibat, bencana seperti itu sebagian besar terjadi ketika kerentanan dan keterpaparan bertemu dengan peristiwa cuaca ekstrem. Pemanasan global hanya memperburuk keadaan.
Bisakah Anda memberikan contoh?
Tahun lalu terjadi banjir besar di Jerman barat yang menyebabkan banyak korban jiwa dan harta benda yang rusak. Ya, perubahan iklim membuat curah hujan semakin deras.
Namun tanpa pemanasan global akan ada peristiwa hujan lebat yang sangat besar. Itu akan terjadi pada geografi padat penduduk tempat sungai sangat mudah banjir dan airnya tidak bisa kemana-mana.
Apakah ilmu atribusi mengarah pada menyalahkan bencana hanya pada perubahan iklim?
Ketika kami mulai melakukan atribusi, semua oran-- kami, media--sangat senang akhirnya memiliki jawaban atas pertanyaan, apa peran perubahan iklim dalam bencana ini? Merupakan terobosan untuk dapat mengatakan bahwa peristiwa yang dibuat individu, katakanlah, 10 kali lebih mungkin.
Namun jika mengabaikan kerentanan, kita juga mengabaikan sebagian besar yang sebenarnya dapat dilakukan untuk mengatasi dan melindungi diri sendiri dari perubahan iklim.
Bagaimana kita menilai tanggung jawab atas bencana alam?
Tujuannya bukan menunjukkan kesalahan atau menyalahkan, tetapi untuk memahami penyebabnya. Langkah selanjutnya bertanya, apa yang perlu kita ubah? Siapa yang memiliki kewenangan untuk melakukan itu? Kemudian Anda bisa bertanya tentang tanggung jawab.
Kita tahu sekarang bahwa membangun rumah mewah di pantai atau tebing Malibu mungkin ide yang bodoh. Ini dengan sengaja mengekspose diri pada risiko.
Satu kota berusia 1.000 tahun yang dibangun di atas daerah yang sekarang menjadi dataran banjir berbeda. Tapi kita masih harus beradaptasi yakni mendidik masyarakat untuk tidak lagi membangun di sana, membangun dengan cara di atas panggung, misalnya, yang tahan banjir. Kami juga membutuhkan prakiraan banjir yang lebih baik.
Apakah ini juga masalah kesetaraan?
Yang paling rentan dalam masyarakatlah yang menderita kerugian dan kerusakan. Mereka tinggal di rumah yang tidak tahan terhadap bahaya alam, mereka tinggal di dataran banjir, dan mereka tidak mampu membayar asuransi. Siapa yang masih menderita hari ini dari akibat Badai Katrina, yang menghancurkan New Orleans pada 2005? Bukan orang kaya dan kulit putih. Ini orang miskin dan orang kulit berwarna.
Apa itu malaadaptasi dan di mana itu cocok?
Menyalahkan iklim saja sebagai penyebab bencana dapat menyebabkan malaadaptasi. Jika Anda menganggap bencana iklim murni sebagai masalah fisik, Anda cenderung menyukai solusi teknis, seperti membangun bendungan. Hal itu dapat mengakibatkan lebih sedikit banjir di sebagian kecil kota tetapi memiliki konsekuensi buruk di sepanjang bagian sungai lain.
Jika tindakan yang Anda lakukan untuk beradaptasi memperburuk keadaan dalam jangka panjang atau bagi sebagian besar orang, itu malaadaptasi. Adaptasi juga berarti pendidikan, pemerintahan, dan sebagainya. Namun berinvestasi dalam hal-hal itu lebih sulit dan perlu waktu puluhan tahun untuk melihat hasilnya.
Apakah bencana telah salah dipersalahkan pada perubahan iklim?
Kekeringan dan kelaparan di Madagaskar. Perubahan iklim benar-benar tidak berperan di sana. Penduduk sangat bergantung pada pertanian tadah hujan, tetapi hujan secara alami tidak terlalu dapat diandalkan.
Ada tingkat kemiskinan yang sangat tinggi. Bantuan bencana dari luar bersifat jangka pendek. Banyak hal yang benar-benar salah di sisi kerentanan. Namun perubahan iklim bukanlah benar-benar pendorong.
Baca juga: Pakai Masker di Kelas Merusak Perkembangan Anak?
PBB mengidentifikasi Madagaskar sebagai bencana kelaparan pertama di dunia yang dipicu oleh iklim?
Bahkan tanpa melakukan studi atribusi, hanya dari semua yang kita ketahui sebelumnya dari laporan IPCC, seharusnya sudah jelas bahwa perubahan iklim bukan satu-satunya dan bahkan bukan penyebab utama kekeringan di Madagaskar selatan. Saya dapat melihat alasan mereka melakukan itu untuk mengumpulkan dana dan sebagainya.
Namun tidak ada gunanya mengatakan, "Semua kacau balau dan kemudian monster perubahan iklim yang besar dan buruk datang dan memakan kita semua." Bukan begitu cara kerjanya. (AFP/OL-14)
Peristiwa kecelakaan laut terjadi pada Jumat (16/5) sekitar 15.00 WIB. Lokasinya berada di kawasan pesisir Pantai Cikakap, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta.
Penerbangan JT-123 rute Bandar Udara Radin Inten II Lampung ke Bandara Soekarno-Hatta. Pilot Lion Air melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke Bandar Udara Internasional Kertajati
Masyarakat diminta mewaspadai dampak dari cuaca buruk tersebut karena dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Sejumlah penerbangan tujuan Bandara Juanda Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dialihkan sementara (divert) ke bandara lain akibat cuaca buruk berupa hujan deras dan angin kencang.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terdapat 12 dari 27 wilayah Jawa Barat yang akan mengalami cuaca buruk hingga ekstrem.
Prakiraan cuaca tersebut diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat pada peringatan dini cuaca tiga harian Jawa Barat.
Rusaknya ekosistem hulu DAS Citarum secara signifikan meningkatkan bencana banjir di daerah-daerah di sekitar wilayah Bandung, terutama di Bandung Selatan.
Hingga Rabu, (21/5) para korban banjir Grobogan telah lima hari menginap di pengungsian. Mereka mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) GOR Tanggirejo.
Menko PMK Pratikno menyampaikan pemerintah serius dalam melakukan penanganan banjir Jabodetabek secara terpadu lintas Kementerian dan Lembaga.
Sebagai respons terhadap bencana tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya memastikan layanan kesehatan tetap berjalan bagi para korban bencana banjir.
Cuaca ekstrim yang menyebabkan hujan deras hingga banjir tersebut mengakibatkan 768 gardu distribusi terdampak, sehingga terpaksa dipadamkan sementara demi keselamatan warga.
Dalam satu hari bencana banjir, longsor, pohon tumbang terjadi di 52 Desa di Kabupaten Bogor dan 14 titik di Kota Bogor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved