Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Raih WIA 2021, Peneliti BRIN Perkuat Riset Ilmiah Berstandar Global 

Faustinus Nua
05/2/2022 21:00
Raih WIA 2021, Peneliti BRIN Perkuat Riset Ilmiah Berstandar Global 
Penelitian tim BRIN dan TISTR yang raih penghargaan Waitro International Award 2021(Dok. BRIN)

TIM peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dipimpin Achmat Sarifudin, bekerja sama dengan periset dari Thailand Institute for Scientific and Technological Research (TISTR) berhasil meraih penghargaan WAITRO Innovation Award (WIA) 2021. 

Lewat penelitian berjudul 'Strengthening Food Sustainability in Southeast Asia by Utilization of Local Tuber of Amorphophallus muelleri Blume', sukses mengantarkan mereka menjadi pemenang di ajang yang diselenggarakan oleh The World Association of Industrial and Technological Research Organizations (WAITRO). 

WIA 2021 berfokus pada ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan (SDG 2-Zero Hunger). WIA yang mengangkat tema ‘Food Security and Sustainable Agriculture' diikuti oleh banyak organisasi riset global termasuk BRIN. 

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyebutkan, BRIN merupakan satu-satunya organisasi di Indonesia yang tergabung di dalam keanggotaan WAITRO. Keanggotaannya tentu saja sangat bersinergi dengan tugas pokok dan fungsinya dalam memajukan riset dan inovasi. 

Melalui WAITRO periset Indonesia dapat memperluas dan memperkuat jejaring dan kolaborasi globalnya untuk turut aktif memecahkan persoalan-persoalan bersama, melalui riset ilmiah yang berstandar global. 

"WAITRO telah menjadi mitra BRIN sejak awal pendiriannya. Bahkan saat ini salah satu Direktur Eksekutif WAITRO adalah sivitas BRIN,” ungkap Handoko dalam keterangannya, Sabtu (5/2). 

Menurutnya, keberhasilan peneliti BRIN dalam WIA menunjukkan kolaborasi riset semakin menjadi kebutuhan global saat ini. Dia pun menyampaikan apresiasi atas keberhasilan itu. 

"Saya ucapkan selamat untuk tim penerima penghargaan, semoga kolaborasi tidak berhenti di topik riset ini saja, tetapi berkembang lebih luas ke depan," ucapnya. 

Direktur Eksekutif WAITRO untuk Perwakilan Wilayah Asia dan Pasifik Theresia Ningsi Astuti mengatakan, WIA bertujuan untuk menginspirasi ide-ide baru dan mendorong tim baru di antara anggota penuh dan anggota WAITRO. 

“Ini merupakan salah satu cara untuk menciptakan ekosistem inovasi dengan menjalin Kerjasama dengan para peneliti antar negara maupun dengan para calon investor,” ujarnya. 

Dia menyebutkan, Tim Periset dari BRIN adalah satu dari dua tim pemenang yang masing-masing mendapatkan seed funding sebesar USD 25.000. 

“Jika proyek ini menarik bagi para investor maka tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan pendanaan lanjutan,” terangnya. 

“Pada tahap penentuan lima tim sebagai finalist, tiga tim di antaranya berasal dari BRIN. Kelima finalist tersebut melakukan seleksi secara terbuka melalui online pada 27 Januari 2022 dan pada 3 Februari 2022 WAITRO telah menentukan pemenangnya,” urainya. 

Baca juga : Naikin Imun, Saleh Husin dan Pramono Anung Gowes Bareng

Sementara itu peneliti BRIN Achmat Sarifudin menjelaskan, syarat mengikuti WIA minimal terdapat dua institusi dalam satu tim yang juga menjadi anggota WAITRO. Achmat yang merupakan alumni Universitas Suranaree University of Technology, Nakhon Ratchasima, Thailand pun mengajak rekannya di TISTR untuk berkolaborasi. TISTR juga salah satu anggota WAITRO. 

Achmat Sarifudin, yang saat ini sebagai Plt. Kepala Pusat Riset Teknologi Tepat Guna BRIN mengatakan, WAITRO merupakan platform global yang bertujuan memfasilitasi peneliti di seluruh dunia untuk bekolaborasi. 

“Dalam mengerjakan proyek penelitian ini, tim BRIN saling sharing proyek penelitian dan berkontribusi, bekerja sama dengan tim dari TISTR,” tuturnya. 

Sebagai informasi, tim peneliti dari BRIN terdiri dari Riyanti Ekafitri, Enny Sholichah, Novita Indrianti, Nok Afifah, Dewi Desnilasari, Lia Ratnawati, Woro Setiaboma, Dita Kristani, Satya Andika. Sedangkan tim peneliti TSITR adalah Waraporn Sorndech, Siriporn Butseekhot, Thongkorn Ploypetchara, Wiriyaporn Sumsakul, Chiramet Auranwiwat, dan Sinee Siricoon. 

Tim itu meneliti penguatan keberlanjutan pangan di Asia Tenggara dengan pemanfaatan umbi porang. Mereka juga mencoba mengkombinasikannya dengan tanaman kelor (moringga) dan lidah buaya (aloe vera). 

Sebagaimana rencana kerja yang mereka susun, Tim BRIN cenderung memproduksi tepung gluokomanan dengan pengembangan metode produksi hijau (menggunakan bahan kimia tidak berbahaya dan tidak membuang bahan pelarut ke lingkungan, melainkan dengan sistem recovery). Tim TISTR menangani pengembangan produk dan bahan. 

“Porang, kelor, dan lidah buaya tadi diformulasikan menjadi produk pangan pokok. Ada yang bentuk mi, beras, dan snack sehat,” papar Achmat. 

“Super Grateful for this achievement. Alhamdulillah teman-teman TISTR dan BRIN juga senang dan semangat,” ungkap Achmat tentang keberhasilan meraih WIA. 

Ia mengaku tidak pernah menargetkan timnya sebagai pemenang, terlebih ia belum pernah berpengalaman mengikuti kompetisi riset di tingkat internasional. 

“Ini adalah kali pertama BRIN menerima award dari WAITRO,” kata Theresia. 

Dirinya sangat berharap dan mendorong agar para periset tetap semangat melakukan kolaborasi di tingkat global. “Kolaborasi adalah kunci dari keberhasilan sebuah inovasi,” kata dia. 

“Melalui keanggotaan BRIN di dalam WAITRO, saya berharap para periset dapat memanfaatkan sebaik-baiknya program-program yang ada dan membuka peluang menjalin hubungan kerjasama dengan mitra-mitra global. Keanggotaan WAITRO ini tentu saja tidak hanya untuk BRIN tetapi terbuka untuk institusi/industri lain yang relevan,” pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya