Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
UNTUK mencapai target penurunan angka kanker leher rahim atau kanker serviks pada 2030, pemerintah terus memberikan vaksinasi Human Papillomavirus Vaksin (HPV) pada anak sekolah dalam program bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).
Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan Iqbal Djakaria mengatakan, program imunisasi HPV sudah dilaksanakan oleh pemerintah dan juga sudah melakukan program pencegahan kanker serviks dengan melakukan deteksi dini. Pemberian imunisasi serta pelaksanaan imunisasi itu dilaksanakan dalam program BIAS.
"Pemberian imunisasi pada anak perempuan usia kelas 5 untuk proses pertama dan kelas 6 untuk dosis kedua untuk sekolah SD/Madrasah sederajat," kata Iqbal dalam webinar Hari Kanker Sedunia: Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang Juga, Jumat (4/2).
Menjadi perhatian terkait dengan target global yang diharapkan dapat menurunkan angka kejadian menjadi 4 per 100 ribu penduduk per tahun pada 2030 dan ini diharapkan dengan pencapaian 90%, anak perempuan sepenuhnya bisa mendapatkan vaksinasi HPV pada usia 15 tahun.
Kemudian, 70% wanita dilakukan deteksi dini dengan dilakukan skrinning kanker leher rahim dengan tes presisi tinggi pada usia 35 dan 45 tahun. Upaya lainnya adalah 90% wanita yang diidentifikasi menderita kanker serviks mendapat tatalaksana serta perawatan penyakitnya.
Baca juga : Angka Kanker Meningkat di Indonesia Dipicu Rendahnya Kesadaran Deteksi Dini
"Mudah-mudahan upaya-upaya ini bisa berjalan baik sehingga bisa menurunkan angka kejadian terkait kanker serviks. Yang menjadi sasaran imunisasi HPV anak perempuan usia kelas 5 sebagai dosis pertama diberikan kemudian kelas 6 dosis kedua," ujar Iqbal.
Berdasarkan data dari IARC/Globocon 2020 per hari pasien kanker serviks di Indonesia bertambah sekitar 89 pasien per hari dengan kematian mencapai 57 kasus. Data dari penelitian dari RSCM kematian akibat dari kanker serviks meninggal dalam waktu 2 tahun.
"Ini merupakan angka yang paling tinggi di Asia Tenggara. Padahal kalau dilihat sebelum terjadinya infeksi HPV diberikan vaksinasi dapat kita berikan tipe 16 dan 18," kata Konsultan Onkologi Ginekologi sekaligus Ketua Dewan Penasihat HOGI Prof Dr dr Andrijono Sp.OG (K)
HPV tipe 16 dan 18 yang paling banyak dijumpai dari kanker penelitian yang dilakukan meliputi Jakarta, Bali, Tasikmalaya, sampai Papua. HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab kanker serviks terbanyak yaitu sekitar 70% dibanding tipe high risk lainnya.
"Menurut penelitian kerja sama dengan Litbang yang mencakup 20 ribu sampel itu paling banyak adalah tipe 16 dan tipe 18 vaksinasinya sudah terjangkau sekitar 80%," pungkasnya. (OL-7)
AVI Grant-Noonan, perempuan asal Amerika Serikat baru mengetahui kanker serviks yang diidapnya setelah mengalami keguguran.
Ketahui kapan waktu terbaik untuk pemberian vaksin HPV agar perlindungan terhadap kanker serviks maksimal. Simak panduan lengkap jadwal dan dosisnya
Kanker serviks tidak hanya disebabkan perilaku seksual berisiko. Kenali berbagai penyebab dan langkah pencegahannya di sini.
INFORMASI soal vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang menyebabkan kemandulan dibantah oleh dokter kandungan.
Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90% kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap mengurangi risiko kanker serviks.
HPV itu ada banyak jenisnya, inkubasinya, dan gejalanya. Tidak semua virus HPV bisa memicu kanker serviks. Sebagian hanya memiliki gejala seperti kutil dan menghilang dengan sendirinya.
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus apabila dia memiliki gangguan medis kontra indikasi.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Salah satu kendala utama dalam mencapai target IDL di Pangkalpinang adalah masih adanya penolakan dari sebagian masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved