Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Proses Karantina jadi Sorotan, Ketua Satgas: Evaluasi Bertahap

Ferdian Ananda Majni
03/2/2022 18:37
Proses Karantina jadi Sorotan, Ketua Satgas: Evaluasi Bertahap
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

KETUA Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto menyebut pelaksanaan karantina ini sekarang menjadi sorotan banyak pihak. Sehingga dirinya beserta jajaran akan terus memperbaiki agar pelaksanaan kekarantinaan ini semakin lama semakin baik.

"Saat awal-awal kita ketahui bersama adanya keluhan masyarakat adanya penumpukan di bandara soekarno-hatta, kemudian juga pelaksanaan pelayanan kekarantinaan di Wisma Atlet ataupun Rusun Rusun Wisma Wisma yang masih kurang sempurna tetapi kemudian dengan kerja keras Satgas dibantu dengan unsur TNI dan Polri di wilayah DKI Jaya Alhamdulillah itu bisa terurai," kata Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan pers virtual Kamis (3/2).

Saat ini ada juga keluhan keluhan terkait dengan pelaksanaan karantina bagi orang asing hotel. Pihaknya segera melaksanakan evaluasi dan melaksanakan pengumpulan keterangan sehingga memperoleh jawabannya antara lain memang beberapa warga negara asing yang selesai karantina data menunjukkan hasil data berbeda-beda.

"Orang yang dikarantina itu pada saat masuk itu, mungkin pada saat entri tesnya negatif begitu dikarantina hari ke-5 exit tesnya hari ke-6 ternyata positif memang begitu. Itulah gunanya karantina karena varian omikron ini inkubasi belum pasti, mungkin antara 3 sampai 5 hari sehingga banyak dari para pelaku perjalanan luar negeri yang dikarantina ini begitu sayang exit tes itu positif," sebutnya.

Baca juga: Disdik DKI: PTM 50% Jakarta Sampai Kondisi Membaik

Dia menambahkan bahwa WNA itu begitu dinyatakan positif mereka tidak terima dan mereka minta pembanding sementara untuk pembanding laboratorium itu ada ketentuannya seperti bisa dilaksanakan pembanding sesuai surat edaran Satgas semula hanya di RSPAD, rumah sakit Polri dan RSCM.

"Karena tidak bisa mereka menganggap bahwa petugas yang di lapangan itu, petugas hotel mungkin aparat TNI-Polri yang berjaga di hotel-hotel itu menganggap itu permainan gitu. Jadi dianggapnya itu positif palsu saja. Ini juga kami perbaiki," paparnya.

Pihaknya sepakat menentukan bahwa para pelaku perjalanan luar negeri yang dikarantina ini ketika dinyatakan positif maka dia bisa minta tes pembanding bukan dari tiga rumah sakit tersebut.

"Kita menentukan beberapa rumah sakit dan laboratorium yang menurut Kementerian Kesehatan memang sudah betul-betul kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya.

Kemudian yang kedua juga perubahannya entri tes. Dimana semula para pelaku perjalanan internasional begitu masuk ke Indonesia melalui bandara apabila negatif dan tidak terima itu pun sekarang sudah bisa meminta tes pembanding. Upaya ini untuk menjawab daripada komplen atau keberatan-keberatan para pelaku perjalanan luar negeri.

"Kami tegaskan di sini tentu saja sekian puluh ribu yang sudah melaksanakan karantina, kami sudah berusaha bekerja sebaik-baiknya, ada hal yang masih bersifat kekurangan dan kelemahan kami betul-betul itu kami akui dan kami akan berusaha untuk lebih baik lagi ke depannya dalam pelaksanaan kekarantinaan," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya