Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BERUSIA muda dan bergejala ringan tidak menjadi jaminan bagi para penyintas Covid-19 untuk terbebas dari post-Covid syndrome.
Siapa saja yang berpotensi mengalami post-Covid syndrome dan bagaimana mengenali gejalanya?
"Dengan meningkatnya kasus aktif Covid-19 di Indonesia beberapa hari terakhir ini, kita seolah diingatkan kembali akan potensi bahaya yang dijinjing oleh Covid-19," kata dokter spesialis paru dan pernapasan, dr. Desilia Atikawati, Sp.P, FAPSR, dalam keterangan pers, Rabu (26/1).
"Tak hanya menyerang saluran pernapasan, Covid-19 juga berpotensi mengakibatkan post-Covid syndrome pada penderitanya," ucapnya.
Post-Covid syndrome merupakan sejumlah masalah kesehatan atau gejala yang baru, kembali muncul, atau terus terjadi selama 4 minggu atau lebih sejak pertama kali Anda terinfeksi virus penyebab Covid-19.
Walaupun mayoritas penderita Covid-19 akan membaik dalam beberapa minggu setelah sakit, sebagian penderita mengalami post-Covid syndrome yang gejalanya menetap selama beberapa waktu setelah sembuh.
"Kondisi ini sangat bervariasi dan memiliki jangka waktu yang berbeda antar penyintas Covid-19," jelas dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah.
Dapat dialami berbagai usia
Penderita Covid-19 usia berapa pun dapat mengalami post-Covid syndrome. Meskipun post-COVID syndrome pada usia dewasa lebih sering terjadi dibandingkan grup usia anak atau remaja, tetapi kelompok anak dan remaja tetap berisiko mengalaminya.
Penelitian menunjukkan gejala jangka panjang pada anak, baik yang memiliki gejala ringan atau berat (termasuk multisystem inflammatory syndrome, MIS), antara lain kelelahan atau fatigue, pusing, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, nyeri otot dan sendi, serta batuk.
"Walau jarang, beberapa orang, terutama anak-anak, dapat mengalami MIS sesaat atau segera setelah mengalami infeksi Covid-19. MIS merupakan kondisi di mana berbagai organ tubuh mengalami inflamasi, termasuk jantung, paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau sistem pencernaan," papar dr.Desilia.
Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebabnya. MIS merupakan kondisi serius dan dapat menyebabkan kematian.
Gejala yang perlu diwaspadai sebagai MIS adalah adanya demam disertai minimal satu dari gejala berikut: nyeri perut, kemerahan pada mata, diare, pusing atau lightheadedness, ruam kulit, dan muntah.
Gejala post-Covid syndrome
Post-COVID syndrome tidak hanya terjadi pada penyintas Covid-19 yang bergejala berat saja. Penyintas COVID-19 dengan gejala ringan, bahkan tidak bergejala, juga dapat mengalaminya.
Gejala-gejala yang sering dilaporkan antara lain sesak napas atau sulit bernapas lega, fatigue atau rasa lelah, gejala yang dirasa memburuk setelah aktivitas atau post-exertion malaise, kesulitan berpikir atau berkonsentrasi atau brain fog, batuk, nyeri dada/perut, pusing, rasa berdebar, nyeri otot dan sendi.
Selain itu, rasa kesemutan, diare, gangguan tidur, demam, pusing ketika berdiri/lightheadedness, ruam kulit, perubahan suasana hati, perubahan kemampuan indra penciuman/perasa, perubahan siklus menstruasi, dan rambut rontok.
Bisa menyebabkan autoimun
"Sebagian penderita Covid-19 yang bergejala berat mengalami dampak multiorgan atau kondisi autoimun dalam waktu yang lebih panjang dengan gejala yang menetap hingga beberapa bulan setelahnya," jelas dr.Desilia.
Dampak multiorgan dapat melibatkan banyak sistem tubuh, seperti jantung, paru, ginjal, kulit, dan fungsi otak.
Sedangkan kondisi autoimun terjadi ketika sistem imun mengalami kesalahan dan menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, yang menyebabkan inflamasi (peradangan) atau kerusakan jaringan di berbagai bagian tubuh.
"Cara paling baik untuk mencegah post-Covid syndrome tentu adalah dengan mencegah terjadinya infeksi Covid-19," katanya.
"Bagi Anda yang sudah mendapatkan vaksinasi 1 dan 2, segera lakukan booster vaksinasi Covid-19 sehingga dapat mengurangi risiko terkena Covid-19 serta melindungi orang sekitar Anda," jelasnya. (Nik/OL-09)
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
CALON Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun kembali mengungkit pandemi Covid-19 pada debat kedua Pilkada Jakarta 2024, Minggu (27/10) malam.
DINAS Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menjelaskan tentang Covid-19 varian JN.1 memiliki ciri khas yang mudah terlihat dari lidah.
38 warga Jakarta positif covid-19 varian baru JN 1
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu mengingatkan masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi covid-19 baik dosis lengkap maupun booster.
SKEMA pendanaan pasien covid-19 bagi warga tidak mampu akan ditanggung oleh pemerintah melalui skema Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Septiono Prayogo mengatakan terhitung mulai 23 Maret 2020 hingga hari ini 161.351 pasien telah menjalani perawatan di Wisma Atlet Kemayoran.
Movfor merupakan brand obat Molnupiravir pertama di Indonesia dan diciptakan khusus untuk penyembuhan covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved