Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Waspada! Post-Covid Syndrome Bisa Menyerang Segala Usia

Eni Kartinah
26/1/2022 20:05
Waspada! Post-Covid Syndrome Bisa Menyerang Segala Usia
Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Desilia Atikawati, Sp.P, FAPSR.(Ist/RS Pondok Indah)

BERUSIA muda dan bergejala ringan tidak menjadi jaminan bagi para penyintas Covid-19 untuk terbebas dari post-Covid syndrome.

Siapa saja yang berpotensi mengalami post-Covid syndrome dan bagaimana mengenali gejalanya? 

"Dengan meningkatnya kasus aktif Covid-19 di Indonesia beberapa hari terakhir ini, kita seolah diingatkan kembali akan potensi bahaya yang dijinjing oleh Covid-19," kata dokter spesialis paru dan pernapasan, dr. Desilia Atikawati, Sp.P, FAPSR, dalam keterangan pers, Rabu (26/1).

"Tak hanya menyerang saluran pernapasan, Covid-19 juga berpotensi mengakibatkan post-Covid syndrome pada penderitanya," ucapnya.

Post-Covid syndrome merupakan sejumlah masalah kesehatan atau gejala yang baru, kembali muncul, atau terus terjadi selama 4 minggu atau lebih sejak pertama kali Anda terinfeksi virus penyebab Covid-19.

Walaupun mayoritas penderita Covid-19 akan membaik dalam beberapa minggu setelah sakit, sebagian penderita mengalami post-Covid syndrome yang gejalanya menetap selama beberapa waktu setelah sembuh.

"Kondisi ini sangat bervariasi dan memiliki jangka waktu yang berbeda antar penyintas Covid-19," jelas dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah. 

Dapat dialami berbagai usia

Penderita Covid-19 usia berapa pun dapat mengalami post-Covid syndrome. Meskipun post-COVID syndrome pada usia dewasa lebih sering terjadi dibandingkan grup usia anak atau remaja, tetapi kelompok anak dan remaja tetap berisiko mengalaminya.

Penelitian menunjukkan gejala jangka panjang pada anak, baik yang memiliki gejala ringan atau berat (termasuk multisystem inflammatory syndrome, MIS), antara lain kelelahan atau fatigue, pusing, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, nyeri otot dan sendi, serta batuk.

"Walau jarang, beberapa orang, terutama anak-anak, dapat mengalami MIS sesaat atau segera setelah mengalami infeksi Covid-19. MIS merupakan kondisi di mana berbagai organ tubuh mengalami inflamasi, termasuk jantung, paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau sistem pencernaan," papar dr.Desilia.

Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebabnya. MIS merupakan kondisi serius dan dapat menyebabkan kematian.

Gejala yang perlu diwaspadai sebagai MIS adalah adanya demam disertai minimal satu dari gejala berikut: nyeri perut, kemerahan pada mata, diare, pusing atau lightheadedness, ruam kulit, dan muntah.

Gejala post-Covid syndrome

Post-COVID syndrome tidak hanya terjadi pada penyintas Covid-19 yang bergejala berat saja. Penyintas COVID-19 dengan gejala ringan, bahkan tidak bergejala, juga dapat mengalaminya.

Gejala-gejala yang sering dilaporkan antara lain sesak napas atau sulit bernapas lega, fatigue atau rasa lelah, gejala yang dirasa memburuk setelah aktivitas atau post-exertion malaise, kesulitan berpikir atau berkonsentrasi atau brain fog, batuk, nyeri dada/perut, pusing, rasa berdebar, nyeri otot dan sendi.

Selain itu, rasa kesemutan, diare, gangguan tidur, demam, pusing ketika berdiri/lightheadedness, ruam kulit, perubahan suasana hati, perubahan kemampuan indra penciuman/perasa, perubahan siklus menstruasi, dan rambut rontok.

Bisa menyebabkan autoimun

"Sebagian penderita Covid-19 yang bergejala berat mengalami dampak multiorgan atau kondisi autoimun dalam waktu yang lebih panjang dengan gejala yang menetap hingga beberapa bulan setelahnya," jelas dr.Desilia.

Dampak multiorgan dapat melibatkan banyak sistem tubuh, seperti jantung, paru, ginjal, kulit, dan fungsi otak.

Sedangkan kondisi autoimun terjadi ketika sistem imun mengalami kesalahan dan menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, yang menyebabkan inflamasi (peradangan) atau kerusakan jaringan di berbagai bagian tubuh. 

"Cara paling baik untuk mencegah post-Covid syndrome tentu adalah dengan mencegah terjadinya infeksi Covid-19," katanya.

"Bagi Anda yang sudah mendapatkan vaksinasi 1 dan 2, segera lakukan booster vaksinasi Covid-19 sehingga dapat mengurangi risiko terkena Covid-19 serta melindungi orang sekitar Anda," jelasnya. (Nik/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya