Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
FENOMENA La Nina menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan bulanan di sejumlah wilayah. Akumulasi curah hujan bulanan bisa meningkat hingga 70%.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan La Nina berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya hingga Maret mendatang.
"Jadi lebih banyak kita bicara masalah La Nina, karena BMKG sudah memberikan warning kemungkinan La Nina ini akan terjadi sampai bulan Maret sehingga kita perlu melakukan upaya kewaspadaan kesiapsiagaan," kata Lilik, Minggu (9/1).
Apalagi, jelasntya, pola akhir tahun itu terdapat pola mobilitas yang tinggi dari Jakarta ke daerah lain sehingga upaya yang dilakukan pemerintah yang biasanya loss dicoba untuk dikendalikan. "Kami di BNPB juga telah menyampaikan informasi ke daerah untuk melakukan upaya antisipasi, misalnya terkait dengan banjir, banjir bandang, tanah longsor dan juga angin puting beliung," sebutnya
Upaya mitigasi telah disampaikan ke sejumlah wilayah yang rawan bencana hidrometeorologi agar mereka waspada saat terjadi bencana maka apa yang harus disiapkan di masing masing daerah. "Masyarakat juga dilibatkan dengan memberikan informasi yang valid, daerah mana saja yang rawan bencana," paparnya.
Untuk daerah tertentu, lanjut Lilik, dengan informasi peringatan dini, segera melakukan rencana kontinjensi yaitu rencana yang dibuat sebelum bencana terjadi, sehingga masyarakat bisa pergi ke tempat yang sudah ditentukan dan paham mitigasi "Kami sedang mencek mana yang sudah siap, mana yang belum siap. Kalau belum siap kenapa, kita akan dukung, karena fungsi BNPB memberikan dukungan di daerah, karena bencana adanya di daerah. Termasuk mengirimkan peralatan ke daerah, ini yang kita lakukan untuk antisipasi," lanjutnya .
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi hujan deras di 4 provinsi yakni Provinsi Bali, Bengkulu, Lampung, dan Papua Barat
Sedangkan hujan berintensitas sedang hingga lebat berpotensi di Aceh, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan barat, Kalimantan Selaran, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara
Selanjutnya di Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sukawesu Tenggara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara. Sedangkan potensi peningkatan angin kencang terjadi di Nusa Tenggara Barat. (OL-15)
Fenomena kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang selama periode 3–9 Januari 2025
BMKG memantau bahwa Monsun Asia yang aktif, disertai fenomena La Nina lemah, menjadi faktor utama yang memengaruhi curah hujan di sejumlah wilayah.
MENTERI Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan mengingatkan potensi dampak fenomena La Nina pada malam tahun baru 2025.
KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025.
STASIUN Meteorologi El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengimbau warga agar mewapadai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 22-24 September 2024.
Pemprov Riau mendapatkan bantuan berupa satu unit helikopter water bombing untuk membantu pemadaman Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.
BNPB menyebut wilayah Indonesia masih akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer. Kondisi itu membuat ancaman bencana hidrometeorologi juga masih akan mengintai.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved