Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Lima Harapan Optimisme Covid-19 di 2022

Mediaindonesia.com
01/1/2022 13:30
Lima Harapan Optimisme Covid-19 di 2022
lustrasi protokol kesehatan.(AFP)

DIREKTUR Pasca Sarjana Universitas YARSI Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan setidaknya ada lima optimisme yang diharapkan dapat disongsong di tahun 2022 ini.

Pertama, sambung dia, ia berharap akan makin banyak penduduk bumi yang akan mendapat vaksinasi Covid-19 pada 2022 ini. Adapun, WHO mentargetkan di pertengahan 2022 seluruh negara sudah memvaksinasi setidaknya 70% penduduknya.

Baca juga: Ciptakan Komunikasi Efektif, Kemenkominfo Ajak Masyarakat Tangkis Hoaks Bersama

Lebih lanjut kata dia, vaksinasi dengan penerapan protokol kesehatan akan punya tiga dampak penting, yakni akan mengurangi kemungkinan tertular, mengurangi kemungkinan jatuh sakit berat dan kematian.

"Dengan terbatasnya penularan di masyarakat maka kita dapat berharap bahwa kemungkinan terjadinya mutasi baru dapat lebih kecil," ujarnya, Sabtu (1/1).

Kedua, ia berharap akan ada obat Covid-19 yang digunakan di dunia, baik yang suntikan maupun yang oral.

"Kita tahu sekarang setidaknya sudah ada Molnupiravir buatan Merck dan juga Paxlovid buatan Pfizer, sebagian juga akan ada di negara kita," tandasnya.

Ketiga, pihaknya berharap akan ada jenis vaksin baru yang lebih mudah digunakan, tanpa suntikan, misalnya dalam bentuk inhalasi atau oral dll.

"Penelitian sudah dimulai dan memang sampai akhir tahun 2021 belum ada produk yang sudah selesai, tetapi kita dapat berharap akan ada produk akhir di tahun 2022 ini. Selain itu, bukan tidak mungkin akan ada vaksin yang lebih baik efikasinya, baik kalau dilakukan modifikasi bila diperlukan atau mungkin saja teknologi platform yang baru," paparnya.
 
Keempat, ia pun berharap cara diagnosis yang lebih mudah juga diharapkan terus berkembang, sesuai perkembangan teknologi diagnostik yang ada. Setidaknya, sambung dia, diharapkan akan ada metode pengambilan sampel yang lebih nyaman kedepannya.

"Berbagai alat diagnosis yang dapat digunakan di rumah juga mulai digunakan di banyak negara, mudah-mudahan juga nanti dapat tersedia di negara kita," tandasnya.

Kelima, pihaknya berhadap agar di semua pihak dapat meningkatkan kolaborasi dan kerjasamanya dalam menjaga kesehatan dunia pada tahun 2022 ini. Menurutnya, dalam hal ini, Indonesia yang memegang Presidensi G20 jelas punya peran amat besar, untuk memimpin tata ulang arsitektur kesehatan global.

"Pandemi adalah masalah dunia, hanya dengan kesadaran, komitmen dan kerja bersama negara-negara di dunia maka kita dapat bergerak bersama ke akhir Pandemi Covid-19 yang bermula sejak 11 Maret 2020 yang lalu," pungkasnya. (RO/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya