Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sudah Terjadi Transmisi Lokal, Waspadai Kasus Lonjakan Kasus Omikron

M Iqbal Al Machmudi
28/12/2021 23:05
Sudah Terjadi Transmisi Lokal, Waspadai Kasus Lonjakan Kasus Omikron
Ilustrasi(AFP)

BERKACA pada transmisi lokal dari varian omikron yang memicu lonjakan kasus di sejumlah negara, pemerintah dan masyarakat Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan. Hal itu ditegaskan oleh Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Hamadi.

"Kita bersyukur bahwa tidak terjadi lonjakan kasus sampai hari ini tetapi harus tetap waspada karena adanya varian omikron yang sudah sampai terjadi transmisi lokal," kata Sonny dalam dialog daring Mulai Tahun Baru dengan Kebiasaan Baru dari FMB9, Selasa (28/12).

"Banyak negara yang sudah mengalami kasus transmisi lokal omikron itu cenderung angka kenaikan kasusnya cukup cepat karenanya harus hati-hati," tambahnya.

Namun dirinya tetap yakin bahwa Indonesia dapat melewati gelombang omikron ini mengingat kasus terkonfirmasi positif terus menurun hingga di angka 120 kasus dalam satu hari yang meninggal 8 orang lalu kasus aktifnya terus turun secara persisten dan konsisten.

Kemudian juga imunitas masyarakat dirasa lebih kuat karena tingkat vaksinasi sudah sangat baik hingga saat ini lebih dari 268 juta orang Indonesia sudah divaksinasi. Artinya ada sekitar 53% penduduk yang sudah divaksinasi dosis lengkap dan sebagian juga sudah divaksin tahap I. Sehingga tersisa kurang dari 1,2 persen yang belum di vaksin sama sekali.

"Dan ini menjadi hal yang sangat baik. Kemudian juga kita lihat salah satu PR kita sekarang adalah bagaimana capacity respon kita bisa memadai khususnya untuk kontak rata atau tracing per kasus konfirmasi. Karena pemerintah saat ini mengejar standar yang ditetapkan WHO," ujar Sonny.

Standar WHO untuk tracing yakni dilakukan 1 banding 30 orang tapi Indonesia belum bisa mencapai angka tersebut. Saat ini pemerintah baru mampu melakukan 1 banding 13 orang. Selain itu bed occupation rate (BOR) juga sudah di bawah 2% dan tidak terjadi lonjakan kasus.

"Tapi sekali lagi tadi sudah saya sampaikan bahwa belajar dari beberapa negara yang mengalami lonjakan kasus misalkan seperti di Eropa itu risiko penyebarannya lebih cepat daripada varian Delta," ungkapnya.

Walaupun memang kalau dari data epidemiolog bahwa tingkat keparahan dari varian omikron itu cenderung lebih rendah dan lebih ringan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. "Tetapi satu hal yang sangat penting adalah masyarakat tahu bahwa ada risiko varian omikron yang lebih menular," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya