DENGAN semakin banyaknya varian omikron yang ditemukan di Indonesia, pemerintah akan melakukan percepatan program vaksinasi booster untuk kelompok rentan. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi.
"Terlebih hari ini kita dapatkan transmisi lokal dan kita akan lihat perkembangan permasalahan omikron ke depan," kata Nadia dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (28/12).
Meskipun begitu, vaksinasi booster harus dipastikan tidak mengganggu target pemerintah untuk mencapai cakupan 70% pada populasi. Nadia menyatakan, vaksinasi booster akan dilakukan apabila 208 juta masyarakat telah mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama.
"Jangan sampai target kita mencapai kekebalan kelompok tidak tercapai karena vaksinnya digunakan untuk booster. Yang harus kita lakukan adalah mendapatkan perlindungan yang sama bagi semua masyarakat untuk menangani omikron," beber dia.
Baca juga: Karantina Pantang Jebol Lagi
Selain percepatan vaksinasi, pemerintah juga akan melakukan penguatan pada pengawasan pelaku perjalanan lokal. Terlebih saat ini sudah ditemukan varian omikron trasmisi lokal.
"Kita memastikan yang melakukan perjalanan dengan moda trasnportasi apapun sudah divaksin dua kali dan rapid antigen 1 X 24 jam hasilnya negatif," ucap dia.
Selanjutnya, untuk kasus yang dicurigai omikron, pemerintah juga akan memperkuat mekanisme pemeriksaan SGTF agar bisa lebih cepat melakukan penanganan lebih lanjut.
Selain itu, pemerintah juga akan memperkuat surveilans dan mendorong semua laboratorium melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas apabila menemukan kasus positif omikron.
"Jadi sebelumnya kalau yang tidak bergejala akan melakukan isolasi mandiri, ke depan kita akan mendorong semua yang positif omikron harus isolasi terpusat," ucap dia. (OL-4)