Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pembelajaran Tatap Muka PAUD Jangan Jadi Awal Bencana

Ifina Trimuliana, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat
23/12/2021 10:45
Pembelajaran Tatap Muka PAUD Jangan Jadi Awal Bencana
Anak-anak PAUD(MI/Eko Suprihatno)

AYAH, bunda dan sobat PAUD, enggak terasa ya pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah hampir berjalan dua tahun. Anak-anak kehilangan kesempatan emasnya untuk bermain bersama di sekolah. Tidak bisa dipungkiri kalau masalah demi masalah terkait PJJ ini selalu berdatangan seolah tak ada hentinya. 

Terlebih sebagian besar orang-orang tua di Indonesia buta akan ilmu pembinaan anak usia dini (PAUD). Seperti halnya di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menganggap PAUD hanya sekadar bernyanyi, menari dan menggambar. Maka wajar saja mereka menjadi ketar ketir menghadapi anak-anak saat PJJ.

Beruntunglah pemerintah sudah melonggarkan dan menggencarkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Hanya saja hal ini pun masih membuat kita belum siap seratus persen, mengingat potensi penularan covid-19 msih tetap terbuka. Jangan sampai akhirnya PTM malah jadi pintu masuk yang justru membuat PTM kembali dibatalkan.

Di lain sisi, selama ini waktu panjang yang telah dihabiskan anak-anak untuk tetap di rumah, tidak menutup kemungkinan menciptakan kenyaman tersendiri bagi mereka. Sehingga untuk memulai PTM ini menjadi momok menakutkan. Mengapa demikian? Karena di awal-awal kemunculan wabah covid-19 pemerintahlah yang mencanangkan agar kita tetap berada di rumah masing-masing. Sementara sekarang ini virus masih ada dengan berbagai varian-varian terbarunya. Walaupun dalam beberapa waktu ini telah menunjukkan penurunan angka sebaran yang cukup signifikan. 

Ayah dan bunda, jika dilihat lagi lebih dalam tak semua anak PAUD paham tentang keberadaan virus ini. Bahkan kadang orang tua mereka sendiri ikut meragukan keberadaan virus tersebut. Mereka menganggap ini hanya permainan pemerintah untuk merampas kemerdekaan rakyat. Sesuatu yang masih kerap terjadi di berbagai tempat. Kini tinggal kita mengajarkan untuk taat protokol kesehatan kepada anak-anak mereka. Itu adalah salah satu kunci agar covid-19 bisa berkurang.

Sudah seharusnya masalah ini menjadi tanggung jawab bersama sebagai stakeholder PAUD, agar PTM tidak menjadi wahana bencana bagi Indonesia. PTM di PAUD harus kita jadikan sebagai awal kebangkitan pendidikan anak-anak. 

Jangan lupakan kita harus perhatikan beberapa hal berikut; 
1. Berikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya orang tua untuk membantu menyiapkan anak secara fisik maupun mental, agar dapat mengikuti PTM dengan baik. Hal ini bisa dilakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah seperti kelurahan maupun desa, untuk dapat bergerak bersama sukseskan PTM.

2. Berikan bantuan dana kepada satuan PAUD secara merata untuk dapat menyediakan fasilitas sesuai protokol kesehatan, seperti wastafel, sabun cuci tangan, dll.

Sedangkan bagi orang tua;
1. Berikan pengetahuan tentang covid-19 pada anak. Itu bukan berarti menakuti-nakuti mereka yang malah membuat stres. Orang tua dan guru hendaknya mampu membuat anak mengerti keberadaan virus ini yang membuat manusia menjadi sakit jika mereka tidak menjaga diri dengan baik. Tunjukkan cara-cara menjaga protokol kesehatan dengan baik.

2. Siapkan kebutuhan anak dengan baik seperti bawa bekal makanan, kelengkapan alat tulis agar tidak meminjam atau dipinjam teman.

3. Bantu anak agar tidak cemas berlebihan. Sobat PAUD, perlu kita pahami karena lama tidak datang ke sekolah bisa saja membuat anak merasa takut atau cemas berlebihan dengan keberadaan virus ini saat berada di sekolah.

Sementara yang perlu diperhatikan bagi satuan PAUD;
1. Siapkan fasilitas penunjang kebersihan, sebagaimana orang tua menyiapkan anak untuk patuh protokol kesehatan. Satuan PAUD juga harus mendukung hal itu dengan menyediakan fasilitas yang cukup seperti wastafel, sabun cuci tangan, ketersediaan air yang cukup, dll

2. Beri tanda/simbol jarak aman di sekiar ruangan belajar. Anak-anak belum memiliki kapasitas memori layaknya orang dewasa, sehingga bisa saja mereka lupa untuk menjaga jarak dan malah berkerumun bersama teman-temannya. (O-2)

Ifina Trimuliana, Peserta Pelatihan Konsolidasi Kehumasan, Ditjen PAUD, Dikdas, Dikmen



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik