DOKTER & Mahasiswa Pascasarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Shafira Ninditya mengatakan terdapat beberapa titik lemah sehingga munculnya potensi ancaman gelombang ketiga covid-19.
Pertama yakni cakupan vaksinasi yang belum mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas, bahwa untuk mencapai herd immunity butuh minimal yang tervaksin sampai cakupan dosis kedua itu 70-80%. Sementara saat ini angkanya per 21 Desember 2021 total vaksinasi dosis kedua baru mencapai 51,72% sehingga belum mencapai target.
"Namun baik sekali pemerintah sudah menggencarkan program vaksinasi sehingga ditargetkan sampai akhir tahun ini bisa mencapai 70% orang yang tervaksin dosis kedua," kata Shafira dalam FGD Opini Media Indonesia: Implementasi Disiplin Protokol Kesehatan Covid-19, Selasa (21/12).
Baca juga: Presiden akan Resmikan Pembukaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama
Kedua yakni relaksasi Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan peraturan PPKM menjelang libur natal dan tahun baru (Nataru) karena akan berpengaruh juga pada mobilitas masyarakat sehingga akan berpengaruh pada penyebaran virus covid-19 di masyarakat.
Ke depannya tindakan prioritas yang perlu diambil yakni meningkatkan surveillance yaitu pelacakan, pemeriksaan, dan pelaporan. Kedua, meningkatkan pemeriksaan laboratorium dan meningkatkan vaksinasi dosis lengkap. Selain itu persiapan sistem pelayanan kesehatan dan komunikasi risiko serta pendekatan ke komunitas.
"Jadi public health ini sangat penting berperan dalam edukasi masyarakat terkait protokol kesehatan yang masih lengah dan jangan sampai ada celah," ujarnya.
Sehingga tetap penting untuk selalu patuh terhadap protokol kesehatan di mana saja karena harus antisipasi sebentar lagi akan ada libur nataru yang mungkin saja bisa terjadi lonjakan kasus.
"Kita tetap harus jaga prokes sampai akhirnya dapat mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas tadi yang sesungguhnya dan dapat beraktivitas normal kembali seperti sedia kala," ujarnya.
Untuk masyarakat yang memang harus melakukan perjalanan maka perlu memperhatikan dan memilih lokasi yang tidak ramai untuk menghindari potensi penyebaran virus, serta perhatikan status zonasi lokasi wilayah yang dituju.
"Pastikan bahwa lokasinya tempatnya itu terbuka hindari ruangan yang tertutup dengan ventilasi udara yang buruk. Berdasarkan penelitian bahwa ventilasi dan jarak sangat berpengaruh terhadap risiko penularan covid-19," pungkasnya. (H-3)