Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Lomba Baca Puisi dan Pidato Bahasa Tegal, Gairahkan Bahasa Lokal

Supardji Rasban
08/12/2021 08:35
Lomba Baca Puisi dan Pidato Bahasa Tegal, Gairahkan Bahasa Lokal
Salah seorang pemenang lomba Cipta Puisi dan Pidato Bahasa Tegal, M.Husni Iskandar.(MI/Supardji Rasban)

PEMERINTAH Kota Tegal melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal berkolaborasi dengan Kantor Bea Cukai Kota Tegal Jawa Tengah, menggelar lomba cipta baca puisi dan pidato dengan bahasa Tegal.

Tujuannya, untuk melestarikan bahasa lokalan sekaligus kearifan lokal yang saat ini cenderung tidak diminati kaum milenial. Kegiatan tersebut digelar di gedung Taman Budaya Kota Tegal, yang berlangsung maraton Selasa (7/12/2021) pagi hingga petang.

Para peserta baik dari kategori pelajar maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat umum membacakan puisi baik karya sendiri maupun seniman Tegal atau seniman Indonesia ternama.

Bertindak sebagai juri dalam gelaran lomba cipta baca puisi dan pidato bahasa Tegal tersebut yakni Maufur, Atmo Tan Sidik dan Bontot Sukandar, ketiganya merupakan pegiat seni/budaya Kota Tegal dan Kabupaten Brebes.

Atmo Tan Sidik menyampaikan saat ini banyak bahasa lokal di dunia yang sudah mulai musnah, jumlahnya semakin tahun semakin banyak. "Dari semua hasil penelitian menunjukkan kecenderungan bahasa lokal di seluruh dunia sudah banyak yang musnah," ujar Atmo.

Atmo menyebut gelaran lomba cipta baca puisi dan pidato dengan menggunakan bahasa tegalan, merupakan bagian dari upaya melestarikan bahasa lokal yang ditengerai sudah mulai tidak diminati kawula muda.

"Apalagi para kaum milenial yang sebenarnya berasal dari Kota Tegal dan sekitarnya seperti Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal yang bahasanya masih serumpun bahasa tegalan, sudah jarang yang menggunakan bahasa tegalan," ucap Atmo.

Menurut Atmo yang juga Budayawan Pantura itu, bahasa lokalan meskipun kadang diangggap kasar namun oleh orang/ warga setempat yang menggunakannya sebenarnya tidaklah kasar. "Terlebih dengan menggunakan bahasa lokalan atau idiom-idiom lokalan akan bisa membangkitkan semua nostalgia tentang asal usul dari mana mereka (pengguna bahasa lokalan) itu berasal," paparnya.

Maufur mengapresiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal yang bekerjasama dengan Bea Cukai Kota Tegal atas diadakannya lomba cipta baca puisi dan pidato bahasa Tegal.

"Ini merupakan kerjasama yang baik, ternyata pihak Kantor Bea Cukai Kota Tegal juga peduli terhadap bahasa lokalan," ujar Maufur.

Maufur berharap acara-acara yang terkait dengan upaya melestarikan bahasa atau budaya lokal yang kerap disebut sebagai kearaifan lokal agar banyak dilakukan pihak lain.

"Agar kita tidak kehilangan tradisi lokalan yang saat ini mendapat gempuran dari budaya global," ucap Maufur yang pengarang sejumlah buku bahasa tegalan dan juga mantan Wali kota Tegal ini.

Salah seorang pemenang lomba pidato bahasa Tegal M. Husni Iskandar, menuturkan tertarik mengikuti pidato dengan bahasa lokalan karena merasa prihatin banyak generasi muda yang sudah tidak banyak mengetahui bahasa lokalan.

"Anak milenial asal Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes terutama yang merantau keluar daerah, sudah banyak yang tidak menggunakan bahasa lokal mereka," ujar Husni, mantan pemeran Sakyad dalam sinetron  Tukang Bubur Naik Haji yang disiarkan salah satu TV swasta tersebut. (OL-13)

 Baca Juga: Keterbatasan Data Sejarah Jadi Tantangan Utama Pendirian Museum Bappenas

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya