Rabu 01 Desember 2021, 05:45 WIB

Ini Mitos Soal Tumbuh Kembang Anak yang Harus Dihindari

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Ini Mitos Soal Tumbuh Kembang Anak yang Harus Dihindari

MI/Basuki Eka Purnama
Ilustrasi--anak beraktivitas menggunakan tangan kirinya.

 

DOKTER spesialis anak Mesty Ariotedjo mengatakan masih banyak orangtua yang percaya pada mitos-mitos mengenai tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah anak dilarang menggunakan tangan kiri untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Dokter lulusan FKUI itu mengatakan masih banyak orangtua yang melarang anak mereka menggunakan tangan kiri karena dianggap akan menjadi kidal.

Menurut Mesty, anak yang belum berusia 2 tahun harus dibebaskan mencoba menggenggam atau menggunakan tangan kirinya saat beraktivitas seperti makan, mencorat-coret, serta bermain. Sebab, hal tersebut akan berpengaruh pada perkembangan otak kiri dan kanannya.

"Anak butuh memiliki keseimbangan otak kiri dan kanan dan memang ini harus distimulasi terus. Kalau kita menahan dia untuk menggunakan tangan kirinya, otak kanannya akan terhambat perkembangannya," ujar Mesty dalam webinar Tentang Anak, akhir pekan lalu.

Baca juga: Nadiem Sebut Kolaborasi Orangtua Kunci Sukses Mengasuh Anak

Mitos kedua yang sering dipercaya orangtua adalah menggunakan baby walker akan membantu anak lebih cepat berjalan.

Mesty mengatakan penggunaan baby walker tidak direkomendasikan di seluruh dunia sebab menyebabkan banyak kecelakaan pada anak. 

Tidak hanya itu, penggunaan baby walker juga dapat menyebabkan fungsi kaki tidak optimal jika dibandingkan dengan anak yang tidak menggunakan alat bantu berjalan.

"Selain bahaya, itu juga menyebabkan fungsi kakinya menjadi tidak natural dan akhirnya menjinjit dan posisi jalannya mungkin tidak seoptimal yang tidak pakai baby walker walaupun tidak semua anak mengalami itu," kata Mesty.

Lebih lanjut Mesty menyebutkan mitos terakhir yang sering dipercaya para orangtua adalah melarang anak memasukkan tangan ke mulut.

Mesty menjelaskan, sampai usia 2 tahun, anak sedang dalam fase oral di mana memasukkan tangan ke dalam mulut adalah hal yang dianggap nyaman.

"Itu tidak perlu dilarang karena memasukkan tangan ke mulut adalah salah satu bentuk soothing," ujar Mesty.

Yang harus dilakukan saat anak memasukkan tangannya ke mulut adalah melakukan observasi atas tindakan tersebut. Orangtua harus memahami apa yang dibutuhkan anak saat itu, apakah ada sesuatu yang tidak terpenuhi atau yang membuatnya merasa tidak nyaman.

"Kita harus observasi, kita harus memahami apa sih sebenarnya kebutuhan anak ini yang tidak terpenuhi dan apa yang membuatnya tidak nyaman dan itu yang harus diatasi," pungkasnya. (Ant/OL-1).

Baca Juga

HO

Festival Indonesia 2023 Meriahkan Peringatan 50 Tahun Hubungan Indonesia-Korea

👤Widhoroso 🕔Minggu 04 Juni 2023, 19:55 WIB
Memperingati 50 tahun hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan yang bertema 'Closer Friendship and Stronger Partnership', KBRI...
Ist/DPR

DPR Sebut Pancasila Pertegas Orisinalitas Karakter Bangsa Indonesia

👤Media Indonesia 🕔Minggu 04 Juni 2023, 17:12 WIB
Pidato Bung Karno saat mengenalkan Pancasila pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945 diterima secara aklamasi, meski ada dinamika dalam...
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Dorong Ekonomi Kreatif, DPR Apresiasi Gelaran BNI Java Jazz Fetival 2023

👤Media Indonesia 🕔Minggu 04 Juni 2023, 17:00 WIB
Anggota Komisi XI DPR Indah Kurnia mengatakan bahwa pascapandemi, konser musik BNI Java Jazz Festival 2023 menjadi hawa segar bagi para...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya