Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
GERAKAN Sekolah Menyenangkan (GSM) kembali melakukan penguatan ekosistem sekolah menyenangkan kepada 98 kepala sekolah SMK Pusat Keunggulan di Magelang 1-5 November 2021. W Workshop ini merupakan batch terakhir dari rangkaian lima batch yang dilaksanakan sejak Oktober awal di Yogyakarta, Solo dan Magelang. Total peserta workshop yang dilatih sejak 2020 mencapai lebih dari 900 orang. Workshop penguatan ekosistem sekolah menyenangkan ini diawali dengan sesi perubahan mindset oleh Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan, Muhammad Nur Rizal.
Data-data tentang hasil kualitas pendidikan Indonesia yang stagnan disampaikan sebagai pijakan untuk mengajak para peserta untuk mengevaluasi diri. Selanjutnya, sesi oleh co-founder GSM Novi Candra tentang revolusi otak manusia. Sebagai dosen psikologi Universitas Gajah Mada, Novi menyampaikan tentang cara kerja otak serta hormon-hormon yang mempengaruhi proses belajar.
Akhir sesi ditutup Muhammad Nur Rizal kembali tentang menjadi pemimpin yang transformatif dengan kerangka teori John Kotter.
Berbeda dari program pelatihan lainnya, GSM ditangkap oleh peserta sebagai gerakan yang dapat memantik dorongan internal dalam melakukan perubahan. Menurut pengakuan Kepala Sekolah SMKN 1 Kokap Kulon Progo Caecilia Luppi, materi yang dibawakan dalam workshop ini adalah mengubah cara berpikir para pengajar agar menjadi panduan untuk melaksanakan kegiatan di sekolah.
“Saya baru paham bahwa GSM itu tidak hanya untuk anak-anak dan proses pembelajaran, tetapi untuk seluruh proses penyelenggaraan di sekolah” ujarnya.
Peserta lainnya Kepala Sekolah SMKS Yapentob Toboali Bangka Belitung, Sunnaidi Solikhin, menyatakan, pelatihan ini menyadarkannya tentang arti guru yang sebenarnya. Setelah 46 tahun berkecimpung menjadi guru dan kepala sekolah SD SMA dan SMK, ia tersadar bahwa hukuman yang menggunakan kekerasan seperti cubit, justru meninggalkan kesan jelek dari anak terhadap pendidikan dan sekolah. “Mestinya kita memanusiakan manusia dan menganggap anak itu manusia, sekolah itu taman, kita harus tau bagaimana menyenangi anak," ujar Sunnaidi.
Menurutnya, apabila guru bertindak seperti raja (the king is never wrong) yang memberikan sanksi pada siswa dengan tidak memanusiakan manusia, itu sudah salah besar. Pelatihan ini menyadarkan Sunnaidi sebagai guru senior tentang bagaimana seharusnya menjadi pengajar yang memanusiakan anak dan menuntun kodrat.
“Saya mengerti maksud Bu Novi tentang GSM bukan program, penerapan ini di sekolah tidak mau berdasarkan aturan pada guru tetapi lebih kepada kamu terapkan sesuai dengan kemampuan anda, situasi, dan kondisi di sekolah masing-masing yang berbeda," tandasnya.
Baik Caecilia dan Sunnaidi merasa tergerak hatinya ini mengatakan akan melakukan sesuatu setelah kembali ke sekolah. Dengan diperkuat oleh materi tahapan kepemimpinan transformatif, Caecilia mengaku akan membuat pemetaan SDM di sekolahnya. Walaupun selama ini ia sudah menciptakan satu kondisi pola hubungan yang cair antar stakeholder sehingga guru merdeka menyampaikan sesuatu, pelatihan GSM ini menjadi penajaman dan penguatan agar ekosistem menyenangkan terbangun di sekolah.
Adapun Muhammad Nur Rizal menyatakan, transformasi dilakukan oleh GSM melalui tiga tahapan, yakni perubahan mindset, perilaku dalam memimpin dan mengajar di sekolah. Sehingga jika konsisten dilakukan akan menjadi kebiasaan yang pada akhirnya menjadi “belief system” baru, yakni pendidikan yang menuntun kodrat manusia melalui penalaran dan kesadaran diri.
"GSM mendesain dalam workshop selama 3 hari kemudian dibangun komunitas bersama untuk saling belajar, bertukar praktik dan pengakaman untuk menguatkan keyakinan dan kebanggaan menjadi seorang guru penyimpang," ujar Nur Rizal. (OL-8)
ANGGOTA Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menilai penggunaan gawai (gadget) tak baik jika dijadikan alat utama pembalajaran untuk anak sekolah di jenjang SD, SMP maupun SMA.
SnackVideo mengusung tema Pemberdayaan Pendidikan melalui serangkaian kegiatan di sekolah.
Kegiatan kunjungan mencakup school tour dan wawancara media. Hasan Chabibie menyampaikan apresiasi atas fasilitas dan pendekatan modern Edu Global School.
NILAI kekeluargaan merupakan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang hangat, suportif, dan saling menghormati.
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved