Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Peran Perempuan Pengusaha dalam Pemulihan Ekonomi

Mohamad Farhan Zhuhri
30/9/2021 16:40
Peran Perempuan Pengusaha dalam Pemulihan Ekonomi
Ilustrasi(Istimewa)

MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengungkapkan pentingnya mendorong peran perempuan sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19 baik di tingkat nasional maupun global.

Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menyusun dan mengimplementasikan program serta kebijakan yang responsif gender, dan meningkatkan kepemimpinan perempuan, yaitu melalui pelatihan peningkatan literasi usaha digital, akses permodalan, dan pemasaran.

Menurutnya, era perkembangan teknologi digital 4.0 saat ini, telah memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi digital baik di Indonesia maupun dunia. Hal ini turut menyebabkan terjadinya otomatisasi (pergantian tenaga manusia dengan tenaga mesin secara otomatis) yang berdampak bagi para pekerja yang memiliki keterampilan rendah.

"Terutama perempuan,” ungkap Menteri Bintang, Kamis (30/9).

Secara umum, imbuhnya, perempuan memiliki lebih sedikit kesempatan dalam berpartisipasi di bidang ekonomi dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan karena terbatasnya akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, begitu juga di bidang politik yang ditunjukan dengan rendahnya tingkat perwakilan perempuan dibandingkan laki-laki.

“Belum tercapainya kesetaraan gender ini, turut menyebabkan banyaknya hambatan yang membatasi partisipasi dan kepemimpinan perempuan khususnya dalam angkatan kerja. Adapun beberapa hambatan yang ada yaitu hambatan sosial, hukum, budaya, dan kelembagaan, termasuk beban ganda pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga; terjadinya stereotip gender di tempat kerja; kurangnya panutan peran perempuan; rendahnya partisipasi dalam science, technology, engineering and mathematics (STEM); dan kurangnya peluang jaringan,” jelas Menteri Bintang.

Menteri Bintang menegaskan di samping itu, kebutuhan khusus perempuan seperti cuti melahirkan, tidak boleh dianggap sebagai beban dalam proses perekrutan maupun proses promosi kenaikan jabatan perempuan.

“Menyadari permasalahan ini, terutama di tengah pesatnya perubahan dalam perkembangan bisnis di era digital, maka sangat penting membuat program dalam mendukung sistem informasi yang proaktif dan memperluas model kepemimpinan transformatif bagi perempuan,” tambah Menteri Bintang.

Lebih lanjut, Menteri Bintang menegaskan untuk mencapai hal tersebut, seluruh pihak harus bersinergi menerapkan prinsip pengarusutamaan gender dalam proses usaha.

Selain itu, membuka akses terkait informasi pekerjaan dan mengoptimalkan dukungan jejaring komunitas kepada perempuan dalam menjalankan usaha. Program pemberdayaan juga perlu difokuskan untuk membiasakan perempuan membangun jejaring sosial dan peluang kerja yang kuat.

Pelaksanaan workshop hari ini, kata Bintang, merupakan wujud komitmen Indonesia dalam mencapai tujuan menyeluruh dan prioritas Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), yaitu mempromosikan kesetaraan gender melalui peningkatan pemberdayaan dan kepemimpinan perempuan.

"Saya harap melalui pertemuan ini, kita dapat membuat rekomendasi kebijakan untuk mengurangi kesenjangan gender dan meningkatkan kepemimpinan perempuan di seluruh ekonomi APEC melalui pelatihan, peningkatan literasi usaha digital, permodalan, dan pemasaran,” pungkas Menteri Bintang.

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA, Lenny N Rosalin mengungkapkan pihaknya memiliki beberapa strategi dalam menjalankan program prioritas terkait pemberdayaan ekonomi perempuan.

Strategi tersebut, di antaranya yaitu menjadikan gender sebagai isu sentral dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) dan menjalin kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait seperti kementerian/lembaga, sektor pembangunan, sektor swasta, maupun lembaga masyarakat untuk memberikan pelatihan kewirausahaan yang responsif gender dan pendampingan usaha.

“Salah satu wujud sinergi kemitraan Kemen PPPA dengan pemangku kepentingan, yaitu bersama PNM Mekaar dengan menargetkan 10 juta perempuan UMKM dapat bergabung menjadi nasabah. Kami juga memberikan pelatihan gender kepada para Account Officer sebagai pendamping yang membina para perempuan nasabah PNM Mekaar,” tutur Lenny.

Adapun strategi lainnya yaitu memberikan pelatihan kepemimpinan bagi perempuan di pedesaan bermitra bersama pemerintah daerah dan lembaga masyarakat setempat, memberikan dukungan kepada UMKM perempuan untuk mengatasi pandemi global saat ini, dan mendukung mereka memperoleh akses kredit dengan suku bunga rendah.

Kemudian, melaksanakan program inkubasi (bantuan usaha) Sispreneurs di 22 provinsi dengan menargetkan 1000 perempuan UMKM agar dapat meningkatkan usahanya, mengembangkan program pelatihan literasi usaha digital bersinergi dengan Kominfo yang ditargetkan bagi 100 pengusaha perempuan inspiratif untuk memajukan usaha dan memperkuat pasar mereka dan bagi 22.000 perempuan pengusaha digital guna memastikan kesiapan mereka di industri 4.0.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya