Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PT Citilink Indonesia membeberkan kronologi soal pendaratan darurat penerbangan QG 944 di Palembang, Sumatera Selatan pada (27/9) yang disebabkan oleh penumpang anak-anak yang melepas penutup pelindung tuas pintu darurat.
Vice President Safety, Security & Quality PT Citilink Indonesia Captain Teguh Kristiono mengatakan, insiden tersebut karena adanya kelengahan pengawasan dari orang tua (ortu) anak tersebut dan awak kabin yang sedang bertugas. Anak berusia 7 tahun itu duduk di seat row 11, sementara pintu emergency berada di seat row 12.
"Sepertinya bapak ibu anak kecil itu sedang tertidur, tidak mengawasi. Bukan dia keluar dari tempat duduknya pindah ke row 12, cuma dia hanya di tempat duduknya dan berdiri, lalu membuka cover jendela pintu, sehingga terlepas," jelasnya dalam tayangan IG Live @alviation, Kamis (30/9).
Teguh melanjutkan, setelah anak itu menarik ruas pintu darurat, lampu indikator menyala, menandakan bahwa pintu darurat tidak tertutup secara baik.
Baca juga : Operasi TMC Kalimantan Barat Berhasil Turunkan Jumlah Titik Panas
Namun, pada saat kejadian itu, pramugari yang bertugas tidak mengetahui karena tengah membelakangi anak kecil tersebut. Justru, insiden itu diketahui oleh penumpang lain dan segera melaporkan ke pramugari tersebut.
"Saat itu juga posisi pramugari sedang membelakangi, dia mendapat text call dari penumpang di row 15. Jadi penumpang di seat 12 dan 14 juga saat itu tidak menyadari. Pramugari langsung mendatangi dan mengembalikan tutupnya sedia kala," jelas Teguh.
Selain itu, soal langkah pilot Citilink dengan penerbangan QG 944 rute Cengkareng - Batam yang memutuskan mendarat darurat atau mengalihkan penerbangan sementara (divert) ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, masih tengah diinvestigasi oleh maskapai itu.
"Ini masih diklarifikasi ya, belum selesai. Ini bukan serius insiden. Saya apresiasi juga kepada pilot yang telah mendaratkan pesawat dengan selamat tanpa kurang suatu apapun, mengenai keputusan kapten tersebut, hanya dia yang mengetahui, kewenangan penuh untuk dia melalukan tindakan," urai Teguh. (OL-2)
Insiden ini terjadi hanya tiga hari setelah kecelakaan besar lain di India, ketika sebuah pesawat komersial milik Air India jatuh di Gujarat, menewaskan sedikitnya 270 orang.
Kecelakaan ini menambah panjang daftar insiden penerbangan di rute ziarah tersebut.
Kedua pria tersebut terpisah oleh hampir tiga dekade dan ribuan kilometer, namun dipersatukan oleh pengalaman traumatis yang serupa dan posisi tempat duduk yang identik.
Posisi pesawat yang agak terbalik saat tabrakan kemungkinan menyebabkan badan pesawat pecah di bagian dekat tempat duduk Ramesh, yang memberinya celah untuk meloloskan diri.
Pihaknya menegaskan akan terus memantau pergerakan penumpang, khususnya pada rute-rute yang mencatatkan tingkat keterisian yang cukup tinggi
PERSIAPAN pengoperasian pesawat bermesin jet di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), di Kertajati, Kabupaten Majalengka, pada 29 Oktober terus dimatangkan.
Penerbangan perdana ini dimulai dari Bandara Internasional Lombok pada pukul 14.55 WITA yang landing di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima pada pukul 15.15 WITA.
President & CEO Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan langkah kolaborasi ini menjadi penanda penting terhadap optimisme outlook industri aviasi yang bergerak semakin progresif.
"Untuk kesiapan armada pada periode peak season Lebaran, Garuda Indonesia Group menyiapkan total 97 armada yang terdiri dari 53 armada ada di Garuda (Indonesia), 44 ada di Citilink,"
Maskapai Garuda Indonesia bersama anak usahanya, Citilink menyiapkan 1,2 juta kursi penumpang pada periode arus mudik dan arus balik Lebaran 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved