Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
KELUARGA merupakan tempat pertama dan utama bagi anak untuk mendapatkan kasih sayang, stimulasi, dan interaksi (komunikasi). Hal-hal fundamental tersebut perlu didapatkan anak sejak dini karena dapat memengaruhi tumbuh kembang dan membentuk karakternya di kemudian hari.
Tentu sebagai orangtua tetap perlu tegas dalam mendisiplinkan si kecil. Namun, perlu dingat bahwa itu bukan berarti orangtua dapat melakukan pengasuhan yang keras hingga menyakiti anak baik secara fisik maupun mental.
Dibutuhkan komunikasi positif di dalam keluarga agar anak-anak tumbuh dengan aman dan nyaman dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang. Komunikasi positif dalam keluarga tidak hanya sebatas komunikasi verbal saat berbicara saja, namun juga meliputi komunikasi nonverbal seperti kontak mata, ekspresi wajah, kontak fisik, gestur tubuh, sentuhan, dan nada bicara.
Komunikasi secara positif perlu diterapkan baik di antara Ayah dan Ibu maupun antara orangtua dan anak. Karena, hal ini dapat menghindari terjadinya berbagai kekerasan di dalam keluarga, seperti kekerasan verbal. Hal ini merupakan bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang melalui kata-kata seperti memberi label atau panggilan buruk, manipulasi, merendahkan, ancaman, olokan, kritik berkelanjutan, dan masih banyak lagi.
Tindakan kekerasan verbal sering tak disadari. Jika kekerasan fisik menimbulkan cedera yang dapat terlihat jelas, sebaliknya dampak kekerasan verbal tidak meninggalkan bekas luka kasat mata. Namun, keduanya sama berbahaya dan dapat mengakibatkan efek buruk berkepanjangan.
Bahaya kekerasan verbal pada anak
Golden Age atau periode emas merupakan waktu krusial, karena otak anak tumbuh secara maksmial dan berkembang dengan cepat. Di masa-masa ini, penting bagi orangtua untuk memberi anak stimulasi tepat dan kasih sayang yang berlimpah.
Sebaliknya, jika anak kekurangan stimulasi ditambah dengan tidak terbentuknya komunikasi positif di lingkungan keluarga, maka anak dapat mengalami stress yang akan memengaruhi tumbuhkembangnya.
Early Childhood and Education Development (ECED) Program Specialist Tanoto Foundation Arnoldus Paut menjelaskan bahwa kekerasan verbal merupakan salah satu penyebab anak mengalami stres. “Kekerasan verbal emosional dapat berupa cacian, umpatan, bentakan, dipanggil nama yang buruk. Hal-hal ini dapat menyebabkan anak secara tidak langsung merasakan stres akibat rasa takut dan cemas. Semua ini berpotensi membuat banyak sambungan sinapsis yang telah terbentuk di otak anak menjadi putus/mati, sehingga memengaruhi pertumbuhan otak mereka di kemudian hari,” papar Arnold.
Pertumbuhan otak yang terganggu akan berdampak buruk pada anak untuk waktu jangka panjang. Termasuk kemampuan belajar, memori, kemampuan memecahkan masalah, kesehatan mental anak, hingga daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Arnold menambahkan bahwa saat anak berusia 0-3 tahun, orangtua perlu memanfaatkan usia emas ini dengan sebaik-baiknya. Karena, di fase ini otak anak berkembang dengan sangat optimal dan mampu menyerap informasi dengan baik.
“Kemampuan otak anak yang luar biasa ini tidak akan terulang lagi dalam tahapan usia selanjutnya. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menanamkan komunikasi positif di keluarga. Karena amat disayangkan jika perkembangan otak anak terhambat karena sering terpapar kekerasan verbal,” tandasnya. (RO/OL-10)
Salah satu permasalahan yang dialami Depo Pertamina Plumpang adalah berkaitan dengan buffer zone yang tidak dapat dijaga dengan baik.
Aksi pamer kemewahan itu, melukai masyarakat terlebih di tengah situasi sulitnya ekonomi saat ini.
Menurut Maman, kasus ini membuka tabir persoalan pada sistem manajemen rumah sakit.
Dari awal dibangun pada 1999, PNM dimandatkan untuk memberikan fasilitas pembiayaan kepada sektor UMKM di saat perbankan sedang krisis, dan PNM menjadi alternatif pembiayaan.
Berkomunikasi sangat diperlukan agar bisa memudahkan mencapai target dana yang kamu perlukan.
Bupati Gresik H Fandi Akhmad Yani berjanji bakal mempertahankan status bebas Frambusia dan menjaga kesehatan masyarakat melalui pembangunan kesehatan yang berwawasan lingkungan.
Pemaparan ini dilakukan dalam Konferensi Regional Jaringan Asia-Pasifik untuk Anak Usia Dini (Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood/ARNEC) 2025 yang baru saja diselenggarakan.
Nitya Ade Santi, doktor termuda IPB University, kembangkan metode deteksi dampak kebakaran hutan menggunakan citra satelit dan analisis multi-waktu.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Lebih dari 480 peserta dari 30 negara berkumpul di Manila untuk Asia-Pacific Regional Conference on Early Childhood Development (ECD) 2025.
Tanoto Foundation resmi membuka pendaftaran program beasiswa kepemimpinan TELADAN 2026 (Transformasi Edukasi untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan).
Guru SDN 08 Kampung Rempak, Siak, Riau, mengajarkan matematika dengan permainan tradisional engklek sebagai bagian dari pembelajaran numerasi kontekstual.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved