Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MEMASUKI bulan kedua usai keluarnya peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Penurunan Stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tengah fokus mempersiapkan program, salah satunya pengadaan pendamping keluarga cegah stunting.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, pada penghujung tahun ini, BKKBN fokus akan dua hal, yakni mempersiapkan kebutuhan dasar para pendamping dan pendataan virtual bagi para calon pengantin muda.
"Kita butuh langkah baru untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, kami akan memperkuat di tingkat desa," ungkapnya saat dihubungi.
Lebih lanjut, BKKBN akan memberikan pelatihan bagi 600 ribu orang calon pendamping keluarga yang akan selesai pada akhir tahun. Nantinya para pendamping keluarga yang sudah diseleksi akan ditempatkan di 76 ribu desa seluruh Indonesia.
"Pendamping ini akan di training, kita selesaikan dalam 3 bulan, yakni bagaimana mereka bisa mengadvokasi dan kebutuhan lainnya, karena dengan pendamping inilah yang menemukan/mendata keluarga maupun anak yang perlu dibantu dalam penanganan stunting," ungkapnya.
Baca juga : Presiden: Habiskan Dosis Vaksin yang Ada, Jangan Distok
Menurut data dari BKKBN, lebih dari 2 juta orang menikah pada setiap tahunnya dan 1,6 juta pasangan memilki anak pada tahun pertama pernikahan. Karena itu, pendataan yang dilakukan oleh BKKBN perlu dipercepat untuk mengetahui anak tersebut tidak kekurangan gizi dan lahir dengan berat dan tinggi badan normal.
Adapun penyebab adanya stunting menurut Hasto, para calon pengantin baru justru lebih mempersiapkan pranikah (prewedding), dibandingkan prakonsepsi. Oleh karenanya BKKBN memberikan syarat bagi catin (calon pengantin) adanya pemeriksaan kesehatan sebelum melakukan pernikahan.
"Jangan hanya prewedding saja yang dipikirkan, 3 bulan sebelumnya harus perlu di bicarakan ke dokter maupun konsultan, BKKBN tidak melarang menikah, silakan saja, namun menunda kehamilan bisa meminimalisir angka stunting di Indonesia," jelas Hasto.
Hasto berharap pada pelaksanaan program penurunan stunting ini berjalan dengan cepat dan didukung oleh Kementerian/Lembaga terkait. Perlu diketahui anggaran yang dialokasikan untuk program ini sekitar Rp120 Miliar pada 2021.
"Di tahun 2021 BKKBN di alokasikan anggaran untuk persiapan training dari pendamping keluarga kalo dilaokasikan Rp120 Miliar di tahun 2021 sisa waktu 3 bulan lagi, kita berharap tidak ada ego sektroal dalam \pelaksanaanya," pungkas Hasto. (OL-7)
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus mengampanyekan zero new stunting.
Menurut Dikdik, inisiatif semacam ini merupakan bagian penting dari strategi pencegahan stunting yang harus dimulai sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun pertama anak.
Menteri sebelumnya dijadwalkan menyaksikan proses distribusi Makan Bergizi Geratis (MBG) di Posyandu Lamahora Barat II, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Penyerahan bantuan dilakukan bersama Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma dan Bupati Rote Ndao Paulus Henuk.
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN (Kemendukbangga/BKKBN) menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
KB pascapersalinan penting karena memiliki peran strategis dalam membantu ibu menjaga kesehatan reproduksinya setelah melahirkan.
"Apa yang dikerjakan pemerintah hari ini adalah semangat keadilan dan membuka ruang juga untuk laki-laki dalam partisipasi (keluarga berencana),"
Budi mengatakan tren #KaburAjaDul hanya sekadar luapan sesaat. Banyak masyarakat belum mengetahui prosedur panjang yang perlu ditempuh apabila ingin menjadi penduduk tetap di luar negeri
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved