Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KETUA Ikatan Kekeluargaan Antar Suku Bangsa Kalimantan Selatan (IKASBA Kalsel) Aliansyah Mahadi menilai pentingnya masyarakat memperkuat kearifan lokal sebagai benteng melawan masuknya paham dan ideologi transnasional.
"Kearifan lokal ini sebenarnya adalah benteng yang luar biasa bagi masuknya budaya-budaya luar, tapi dapat kita lihat sendiri kondisi saat ini sudah jauh sekali dari nilai dan ajaran tokoh-tokoh yang dahulu menjadi panutan kita,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (2/9).
Apalagi, menurut pria yang akrab disapa Didit itu, banyak faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat sehingga mudah terpengaruh dengan budaya maupun ideologi luar sehingga mereka cenderung meninggalkan kearifan lokal misalnya perkembangan teknologi yang dinilai menjadi pemicu para generasi muda sudah tidak berarti.
“Selain itu, masyarakat masih belum cermat dalam mengikuti perkembangan global dibandingkan dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga mudah tertipu oleh perkembangan yang terlihat nyata di hadapan,” ujar pria yang pernah menempuh studi di Universitas Lambung Mangkurat ini.
Didit menilai segenap pemerintah dan komponen masyarakat harus memiliki upaya kongkrit dalam mendorong kearifan lokal untuk mencegah masuknya paham atau ideologi transnasional itu.
“Pemerintah dengan seluruh komponen masyarakat baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda untuk duduk satu meja untuk sama-sama memikirkan bagaimana agar kearifan lokal ini kembali bisa kita gali dan kembali kita inventarisir lagi,” ujar pria yang juga Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalsel ini.
Tidak hanya itu, Didit juga memandang perlunya penanaman kearifan lokal melalui lingkungan pendidikan sehingga generasi penerus bangsa ini dibekali akhlak hidup berbangsa dan bernegara serta dapat belajar saling melengkapi, saling menyempurnakan, tenggang rasa, dan peduli kepada sesama anak bangsa, menghindari kepentingan kelompok dan komunitas atau kepentingan segelintir.
“Jadi menurut saya, membumikan Pancasila bagi anak bangsa ke dalam semua lapisan baik pelajar, mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh adat mutlak diperlukan, yang formal dalam kurikulum sekolah baik intrakulikuler maupun ekstrakulikuler demi memperkuat kearifan lokal,” kata Didit menuturkan. (Ant/OL-09)
Semangat persatuan yang dibangun harus benar-benar mampu diwujudkan dan dipraktikkan dalam keseharian masyarakat.
INDONESIA mencatatkan nihil kasus serangan terorisme sejak tahun 2023 hingga saat ini, pertengahan tahun 2025. Hal itu disebut berkat peran dari berbagai pihak.
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
KETUA Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya merespons polemik hak royalti untuk pemutaran lagu di ruang publik. Ia meminta semua pihak mengedepankan falsafah Pancasila dan tidak saling serang.
KETUA Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri menekankan pentingnya pemahaman sejarah dan refleksi perjuangan para pejuang bangsa Indonesia.
HUT ke-80 Republik Indonesia, ada fenomena pengibaran bendera bajak laut dari anime One Piece. BPIP mengajak generasi muda bijak dalam mengekspresikan kritik sosial
BADAN Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memberikan dukungan penuh terhadap peluncuran Gerakan Nasional Waktu Bermain Anak dan Penguatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Di tengah dinamika kebangsaan yang kerap diwarnai ketegangan antara identitas agama dan tenun pluralitas, sebuah pertanyaan fundamental layak kita ajukan kembali.
KEPALA BPIP Yudian Wahyudi menyebut kehadiran nilai-nilai Pancasila di Kabupaten Natuna bukan hanya sekedar slogan, melainkan sebagai kekuatan hidup yang terwujud di NKRI
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved