ADA burung di atas dahan, dahannya ada di pohon beringin. Saya ucapkan salam pembukaan kepada semua para hadirin. Itulah bunyi pantun yang disampaikan oleh Ketua MPR RI Bambang Sosesatyo saat membuka Sidang Tahunan MPR RI yang berlansung di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta (16/8).
Sidang Tahunan MPR RI di pada tahun 2021 kali ini sangat berbeda dengan sidang di tahun-tahun sebelumnya. Ratusan kursi yang ada di dalam ruang sidang utama Gedung Nusantara II DPR yang biasnaya diisi oleh para naggota dewan kini nampak kosong.
Bukan karena banyak anggota DPR yang membolos malas mengikuti dan mendengar Pidato Kenegeraan Joko Widodo (Jokowi) di Sidang Tahunan MPR. Namun, Kursi-kursi tersebut kosong karena Sidang Tahunan MPR yang memang hanya bisa dihadiri maksimal sebanyak 60 orang.
Pembatasan sengaja dilakukan untuk mencegah penyebaran covid-19 yang hingga saat ini masih melanda Tanah Air. 60 undangan yang bisa hadir langsung secara fisik ialah presiden dan wakil presiden beserta jajaranya yang ada di kabinet, 10 pimpinan MPR, 10 ketua fraksi dan kelompok DPD, 5 pimpinan DPR, 9 ketua fraksi DPR, 4 pimpinan DPD, dan 4 pimpinan lembaga negara yakni Ketua BPK, MA, MK, dan KY. Sementara mantan presiden dan wakil presiden mengikuti sidang secara virtual bersama dengan para duta besar.
Rombongan Presiden Jokowi tiba di Kompleks Parlemen pukul 08.10 WIB. Jokowi nampak menggunakan baju adat dari suku Baduy yang berada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Jokowi memang rutin menghadiri Sidang Tahunan MPR dengan menggunakan bajut adat setiap tahunnya. Bamsoet nampak menyambut Jokowi secara langsung.
"Rasa syukur yang mendalam patut kita persembahkan. Di tengah keprihatinan bersama menghadapi pandemi covid-19, kita masih dapat melaksanakan agenda penting kenegaraan, yakni Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD, untuk kedua kalinya yang dilaksanakan pada masa pandemi," ungkap Bamasoet, sapaan ketua MPR, saat membuka sidang.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Layanan Kesehatan Semakin Kuat Akibat Pandemi
Dalam pidatonya Bamsoet menjelaskan bahwa pandemi covid-19 berdampka besar terhadap masalah kesehatan, ekonomi, sosial, hingga budaya. Covid-19 juga disebut Bamsoet berdampak pada bidang pertahanan dan keamanan negara. Kendati demikian MPR menilai pemerintah telah mengatasai dampak pandemi covid-19 secara cukup baik dengan melahirkan kebijakan-kebijakan pemulihan ekonomi nasional yang tepat.
"Oleh karena itu, terhadap upaya upaya Pemerintah melalui sejumlah paket kebijakan dalam mengatasi pandemi covid-19 beserta dampaknya, kami sangat mendukung sepenuhnya," jelas Bamsoet.
Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet juga meminta masyrakat mendukung penuh langkah pemerintah dalam mengatasi dampak pandemi covid-19. Jangan ada lagi pengambilan paksa jenazah covid-19. Tidak ada lagi pemalsuan sertifikat vaksin dan test swab PCR. Tidak ada lagi penimbunan obat dan alat kesehatan lainnya.
"Tidak ada lagi narasi-narasi kontraproduktif yang mengganggu keprihatinan dan fokus kita bersama dalam menangani pandemi covid-19," ungkapnya. (OL-13)