Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MALAM ini akan ada fenomena antariksa hujan meteor perseid. Masyarakat bisa menyaksikan langsung hujan meteor itu tanpa alat khusus alias dengan mata telanjang.
Menurut informasi dari Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), hujan meteor perseid aktif sejak 17 Juli hingga 24 Agustus 2021. Puncaknya akan terjadi pada tengah malam ini hingga dini hari nanti 12-13 Agustus 2021.
Hujan meteor perseid dinamai berdasarkan titik radian atau titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi Perseus. Hujan meteor tersebut berasal dari sisa-sisa debu komet 109P/Swift-Turtle.
Baca juga : AIIB Setujui Dana US$150 Juta untuk Proyek Satelit di RI
Fenomena ini dapat disaksikan dari arah utara barat laut hingga utara mulai tengah malam waktu setempat hingga 20 menit menjelang waktu Matahari terbit di seluruh bagian dunia.
Adapun di langit Indonesia, intensitas hujan meteor ini diperkirakan akan mencapai 60-90 meteor per jam dengan kecepatan lesatan 212.400 kilometer per jam.
Hujan meteor ini bisa disaksikan tanpa alat bantu. Syaratnya, kondisi cuaca cerah dan kualitas penglihatan ke langit cukup jelas atau minim polusi cahaya. (OL-7)
Peristiwa titik balik matahari, yakni ketika matahari berada di titik paling utara maupun selatan saat mengalami gerak semu tahunan.
Planetarium memfasilitasi masyarakat untuk menikmati gerhana matahari cinci dengan kacamata untuk melihat proses gerhananya. Teleskop kita sediakan 10
Fenomena alam ini menarik banyak wisatawan yang beruntung berada di Dieng, sehingga mereka dapat menyaksikan langsung embun beku tersebut.
Alga tersebut dideskripsikan pertama kali oleh Aristoteles pada abad ketiga Sebelum Masehi, namun baru pada 2019 diidentifikasi secara formal dan diberi nama latin Sanguina nivaloides.
Fenomena Aurora, yang dikenal sebagai Northern Lights atau Aurora Borealis, telah terjadi di sebagian negara di wilayah Eropa hingga Amerika Serikat.
Warna-warni langit mulai terlihat pertama kali pada Minggu (11/8) malam waktu setempat hingga Senin (12/8) pagi.
Fenomena cahaya hijau yang berdenyut di langit timur laut AS dan Kanada pada 1 Februari ternyata berasal dari meteor bolide, menurut American Meteor Society (AMS).
BERDASARKAN data international Meteor Organization (IMO) yang diakses dari http://imo.net, dalam Mei ini setidaknya terdapat dua hujan meteor yang sedang aktif.
DUA puncak hujan meteor akan terjadi pada 28-29 Juli 2021, yakni Alfa Capricornid dan Delta Aquarid.
Salah satu fenomena yang diperkirakan terjadi pada akhir Juli 2022 adalah hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved