Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PEMERINTAH menghapus data kematian dari indikator penanganan covid-19 nasional. Menanggapi hal itu, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra mengungkapkan langkah tersebut sangat lah tidak tepat. Ia bahkan menyebut bahwa kebijakan tersebut malah akan mengacaukan penanganan pandemi.
"Angka kematian adalah indikator yang paling utama dalam penanganan wabah. Jadi kalau sampai indikator dikeluarkan, maka kita kehilangan arah dan tidak memiliki cermin untuk menganalisis kualitas pelayanan, capaian, hingga dampaknya di masa yang akan datang," kata Hermawan kepada Media Indonesia, Rabu (11/8).
Hermawan mengungkapkan, akan sangat tidak masuk akal apabila Indonesia mengeluarkan data kematian sebagai indikator sementara data tersebut menjadi acuan global.
Ia menegaskan, apabila memang ada permasalahan pada pengumpulan data di lapangan, maka sistemnya yang harus dibenahi. Bukan malah menjadikan penghapusan data sebagai solusi.
"Ini sangat tidak masuk akal. Kalau ada problem keterlambatan data, distorsi, atau lainnya, yang diperbaiki sistem atau metodenya, bukan menghilangkan indikator tersebut sebagai sebuah fakta," ungkap dia.
Baca juga : Lonjakan Kasus Kematian Beberapa Pekan Terakhir Imbas Sinkronisasi Data
Selanjutnya, Hermawan kembali menegaskan bahwa kunci penanganan pandemi ialah tracing, testing dan treatment. Pasalnya, dengan 3T yang berjalan baik, maka pandemi bisa dikendalikan dari akar masalahnya.
"Upaya sebarnya, kunci dari semua ini adalah 3T. Karena ini adalah cara utama kita bagaimana memperbaiki data di lapangan," pungkas Hermawan.
Terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa perubahan kebijakan pemerintah telah dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Tujuanntya tetap sama, yakni agar masyarakat aman dan tetap produktif.
"Perubahan kebijakan yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk kehati-hatian, agar masyarakat tetap aman, yang disertai pemberian peluang agar masyarakat tetap produktif," ucap Wiku. (OL-7)
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security, Dicky Budiman, mengatakan bahwa sebetulnya hal tersebut tidak mengagetkan karena covid-19 kini sudah menjadi endemi.
Berikut adalah 8 langkah pencegahan Covid-19 yang perlu diterapkan masyarakat untuk memutus rantai penularan virus:
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran pada 28 Mei lalu mengenai kewaspadaan lonjakan covid-19.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) dalam Surat Edaran mengenai kewaspadaan lonjakan covid-19 menyebut varian dominan yang beredar di Indonesia adalah MB.1.1.
PENGURUS IAKMI dr Iqbal Mochtar mengatakan peningkatan kasus covid-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia, saat ini belum sampai pada level mengkhawatirkan.
"Angka ini menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan puncak wabah tahun ini,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved