Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Penghapusan Indikator Kematian Akan Kacaukan Penanganan Pandemi Covid-19

Atalya Puspa
11/8/2021 19:16
Penghapusan Indikator Kematian Akan Kacaukan Penanganan Pandemi Covid-19
Pemakaman jenazah pasien Covid-19(Antara/Muhammad Iqbal)

PEMERINTAH menghapus data kematian dari indikator penanganan covid-19 nasional. Menanggapi hal itu, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra mengungkapkan langkah tersebut sangat lah tidak tepat. Ia bahkan menyebut bahwa kebijakan tersebut malah akan mengacaukan penanganan pandemi. 

"Angka kematian adalah indikator yang paling utama dalam penanganan wabah. Jadi kalau sampai indikator dikeluarkan, maka kita kehilangan arah dan tidak memiliki cermin untuk menganalisis kualitas pelayanan, capaian, hingga dampaknya di masa yang akan datang," kata Hermawan kepada Media Indonesia, Rabu (11/8).

Hermawan mengungkapkan, akan sangat tidak masuk akal apabila Indonesia mengeluarkan data kematian sebagai indikator sementara data tersebut menjadi acuan global.

Ia menegaskan, apabila memang ada permasalahan pada pengumpulan data di lapangan, maka sistemnya yang harus dibenahi. Bukan malah menjadikan penghapusan data sebagai solusi. 

"Ini sangat tidak masuk akal. Kalau ada problem keterlambatan data, distorsi, atau lainnya, yang diperbaiki sistem atau metodenya, bukan menghilangkan indikator tersebut sebagai sebuah fakta," ungkap dia.

Baca juga : Lonjakan Kasus Kematian Beberapa Pekan Terakhir Imbas Sinkronisasi Data

Selanjutnya, Hermawan kembali menegaskan bahwa kunci penanganan pandemi ialah tracing, testing dan treatment. Pasalnya, dengan 3T yang berjalan baik, maka pandemi bisa dikendalikan dari akar masalahnya. 

"Upaya sebarnya, kunci dari semua ini adalah 3T. Karena ini adalah cara utama kita bagaimana memperbaiki data di lapangan," pungkas Hermawan. 

Terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa perubahan kebijakan pemerintah telah dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Tujuanntya tetap sama, yakni agar masyarakat aman dan tetap produktif. 

"Perubahan kebijakan yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk kehati-hatian, agar masyarakat tetap aman, yang disertai pemberian peluang agar masyarakat tetap produktif," ucap Wiku. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya