Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pakar Farmasi : Jangan Asal Beli Obat untuk Mengobati Covid-19

Ghani Nurcahyadi
08/8/2021 20:08
Pakar Farmasi : Jangan Asal Beli Obat untuk Mengobati Covid-19
Polisi melakukan pengawasan HET obat di sebuah apotek(Antara/Irfan Anshori)

SEIRING dengan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia membuat masyarakat melakukan panic buying untuk obat maupun vitamin. Padahal, pemerintah telah meminta masyarakat tak berbondong-bondong membeli, menyimpan dan bahkan mengonsumsi obat sendiri tanpa ada resep dari dokter.

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta  Zullies Ikawati mengatakan, jika masyarakat salah memberikan atau mengkonsumsi obat tanpa petunjuk yang benar, maka bisa berakibat fatal. Seperti overdosis ataupun keracunan.

Ia menegaskan, obat yang diminum satu orang belum tentu memiliki efek yang sama dengan orang lain. Sebab, pada dasarnya masing-masing tubuh manusia memiliki respon berbeda terhadap suatu obat.

“Tentu apa saja yang berlebihan dan sembarangan pasti ada risiko. Misalnya saja tidak terkontrol, dipakai dengan sembarang dengan dosisnya berlebih, maka akan berimplikasi terhadap keamanan,” kata dia dalam Katadata Forum Virtual Series “Waspada Konsumsi Obat Ketika Positif Covid-19”

Zullies menuturkan, sampai saat ini belum ada obat khusus yang diperuntukkan untuk penyembuhan Covid-19. Menurut dia, seluruh penelitian terkait dengan virus corona masih terus berjalan.

“Artinya obat-obat yang diizinkan untuk antivirus covid sifatnya masih dalam kondisi emergency. Dimana belum ada obat yang benar-benar manjur,” ucap dia.

Baca juga : Pemerintah Pastikan Ketersediaan Vaksin dan Percepatan Vaksinasi

Ia pun mengungkap, belum lama ini publik juga dihebohkan dengan obat Ivermectin. Obat itu disebut sebagai obat terapi Covid-19 yang efektif dan akhirnya diserbu banyak masyarakat. 

Padahal, lanjut dia, Ivermectin tergolong obat keras yang tidak boleh dibeli secara individu tanpa resep dokter. Pada pasien dengan penyakit tertentu, Ivermectin dapat menyebabkan penurunan fungsi hati.

Maka dari itu, Zullies tegas menyarankan masyarakat agar mengkonsumsi obat dibarengi dengan konsultasi ke dokter ataupun ahli. Sebab, obat covid-19 terutama antivirus dan antibiotik merupakan obat keras, yang secara regulasi harus dibeli dengan resep dokter.

Ia mengajurkan pasien Covid-19 yang hanya mengalami gejala OTG ataupun ringan, agar tidak mengonsumsi antivirus. Menurut dia, dengan konsumsi makanan bergizi dan sehat, istirahat teratur, mengelola stress, serta minum vitamin C, D maupun Zink sudah bisa melawan virus tersebut.

Menurut dia, vitamin juga tidak hanya berasal dari obat. Melainkan bisa diperoleh dari makanan, buah dan sayur.

“Saat ini kita sedang berhadapan dengan infodemic, informasi-informasi tidak pas. Jadi, kita yang harus lebih kritis. Apapun informasi yang bunyinya berlebihan jangan dipercaya. Kalau misalnya kita mendapat informasi, air kelapa dicampur garam dan jeruk bisa bunuh virus selama satu jam itu jangan percaya. Tapi kalau bisa untuk menambah stamina saya percaya,” ungkap dia. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya