Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Kolaborasi Upaya Menurunkan Angka Stunting di Masa Pandemi

Mediaindonesia.com
07/7/2021 22:00
Kolaborasi Upaya Menurunkan Angka Stunting di Masa Pandemi
.(DOK Danone.)

SEPANJANG pandemi, tantangan baru banyak dihadapi oleh berbagai sektor kritis kemajuan bangsa, seperti kesehatan, ekonomi, hingga pendidikan. Khususnya pada anak, target penanggulangan hambatan kesehatan seperti stunting menjadi semakin terbebani di tengah pandemi. Padahal, pemerintah sedang mencanangkan target penurunan angka balita stunting menjadi 14% pada 2024.

BKKBN merupakan badan yang telah ditunjuk oleh Presiden sebagai Ketua Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting pada 25 Januari 2021. Penurunan angka stunting tentu bukan menjadi tanggung jawab satu instansi, melainkan dibutuhkan kerja sama multipihak untuk mempercepat upayanya, terlebih di tengah pandemi.

"Tantangan yang serius bagi bangsa untuk menciptakan generasi unggul yaitu kesempatan memetik bonus demografi itu tidak lama, sehingga sekarang negara kita ketika masuk di window opportunity yang membutuhkan generasi unggul, sehat, dan tidak stunting. Kalau sekarang tidak mendapatkan kualitas SDM yang baik, ketika tersusul dengan kondisi demografi populasi lansia jauh lebih besar, permasalahaannya sudah berubah dan tidak bisa lagi dikoreksi apabila ada kekurangan. Ini penting sekali dan Bapak Presiden memberi perhatian besar pada kualitas SDM kita," tutur Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dalam keterangan resmi, Rabu (7/7).

Angka stunting kita masih 27,7% dan anemia kekurangan zat besi masih sangat dominan. Padahal anemia sangat mudah dikoreksi. "Tapi kalau kita lihat sekarang ibu hamil bisa mencapai 48% anemia berdasarkan Riskesdas tahun 2018," tambah dokter Hasto. Sebagai salah satu langkah, BKKBN juga memiliki program unggulan yakni pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Di saat yang bersamaan, Danone Indonesia memiliki payung integrasi program pencegahan stunting dalam payung Bersama Cegah Stunting. Maka dari itu, BKKBN dan Danone Indonesia menandatangani nota kesepahaman dan melakukan sinergi program strategis kedua pihak untuk mencegah stunting pada hari ini. Melalui nota kesepahaman ini, BKKBN dan Danone Indonesia akan melakukan sinergi pada kedua program itu.

Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menyatakan melalui visi One Planet One Health, pihaknya percaya bahwa kesehatan bumi dan manusia harus berjalan bersama, termasuk dalam pencegahan stunting. Untuk itu, program Bersama Cegah Stunting hadir untuk membawa intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam upaya pencegahan stunting. "Beberapa di antaranya edukasi gizi dan pola hidup sehat bagi anak usia PAUD, SD, remaja, dan keluarga; edukasi kantin sehat; bantuan akses bersih; serta edukasi publik dan media massa," ulasnya.

Nota kesepahaman bersama itu berlaku selama lima tahun hingga 2026 yang menyasar masyarakat di berbagai provinsi. Ruang lingkup kerja sama ini meliputi advokasi, komunikasi, informasi, edukasi, serta sosialisasi program; peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia; maupun pemanfaatan sarana dan prasarana. Selain itu, akan dilakukan peningkatan penelitian dan pengembangan serta penguatan sistem, data, informasi; intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif; maupun pemberdayaan masyarakat.

Sementara bagi program Bersama Cegah Stunting, Danone Indonesia telah dan akan melakukan berbagai upaya edukasi dan intervensi di antaranya edukasi gizi seimbang Isi Piringku untuk Anak 4-6 tahun di PAUD, edukasi hidup sehat Gesid (Generasi Sehat Indonesia) bagi remaja, edukasi kantin sehat Warung Anak Sehat (WAS), bantuan air bersih Water Access Sanitation and Hygiene (WASH), hingga edukasi keluarga Generasi Bebas Stunting melalui Nutrisi Edukasi Keluarga Menuju Sehat (Gasing Nekmese). (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya