Baznas Sebut 60% Sumbangan Datang dari Milenial

Basuki Eka Purnama
03/7/2021 10:55
Baznas Sebut 60% Sumbangan Datang dari Milenial
Warga menunjukan laman resmi Baznas melalui perangkat telepon pintarnya saat membayar zakat fitrah di Bogor, Jawa Barat.(ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

DIREKTUR Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas) Arifin Purwakananta mengatakan lebih kurang 60% sumbangan yang diperoleh berasal dari para milenial.

Arifin, dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, Jumat (2/7), mengatakan sumbangan yang Baznas peroleh saat ini lebih kurang 60% sumbangan yang diperoleh berasal dari milenial dan 31,9% dilakukan lewat digital.

"Artinya optimisme ini luar biasa. Dari kecil sudah memikirkan sesama. Saya rasa tugas kami mendorong zakat untuk mengajak orang menjadi
orang baik," ujar dia.

Baca juga: Kemenag Ubah Asrama Haji menjadi RS Darurat Covid-19

Ia mengaku bangga karena anak-anak muda bergerak menjadi orang yang baik. Ketika gerakan zakat tumbuh, optimisme masa depan Indonesia akan
bertambah baik muncul.

Arifin mengatakan walau pertumbuhan ekonomi Indonesia minus pada 2020 lalu, dalam catatan Baznas, kedermawanan masih meningkat 25%. Donasi korporasi memang berkurang, tetapi orang per orang meski mengalami sedikit penurunan tetapi tetap naik.

"Kami melakukan survei kecil-kecilan kenapa bisa naik. Ternyata ada yang tidak terdampak dari pandemi. Ini luar biasa. Atau ada yang terdampak tetapi tetap bersedekah dan mereka bilang bersedekah untuk menolak bala dan sebagainya," katanya.

Dengan bersedekah, orang bisa merasa tenang dan mencari jalan keluar dari kondisi tidak menentu karena pandemi covid-19 saat ini. Banyak testimoni dari yang bersedekah bahwa mereka, para penderma, mendapat keberkahan dan cerita baik, ujar Arifin.

Dalam kondisi sekarang ini, termasuk menjelang pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat Jawa dan Bali, menurut dia, penerima sumbangan dan bangsa ini harus merasa bahwa kedermawanan masyarakat Indonesia membawa manfaat sangat besar.

Laporan tahun World Giving Index 2021, yang dipublikasi the Charities Aid Foundation, kembali mengumumkan Indonesia di urutan pertama negara dengan masyarakat paling dermawan seharusnya membuka optimisme bahwa masyarakat bisa saling membantu menyelesaikan kesulitan sendiri.

Contoh zakat disalurkan pada mereka keluarga miskin yang meningkatkan daya beli mereka yang semua juga akan bermuara pada pergerakan ekonomi.

"Saya kira pemerintah sudah memberikan apresiasi pada filantropi, tetapi memang mereka belum menempatkan filantropi sebagai mainstreaming pembangunan bangsa. Beda dengan negara lain yang sudah menempatkan community base untuk mengalang pembangunan," ujar dia. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya