Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
IKATAN Apoteker Indonesia (IAI) mengimbau agar penggunaan ivermectin sebagai obat penanganan Covid-19 harus berdasarkan resep dokter. Pasalnya, ivermectin tergolong obat keras yang tidak bisa digunakan secara bebas.
"Ivermectin adalah obat tergolong obat keras yang memang harus didapatkan dengan resep dokter," ungkap Ketua IAI apt. Nurul Falah Eddy Pariang dalam konferensi pers, Jumat (2/7) malam.
Dia mengatakan, ivermectin memang sudah beredar. Obat yang disebut dapat mengalahkan Covid-19 itu memiliki izin edar, tetapi sebagai obat cacing atau anti parasit. Lantas, penggunaannya pun harus disesuaiakan dengan dosis tertentu.
Baca juag : BPOM Sidak dan Blokir Produsen Ivermectin untuk Pembinaan
Terkait penggunaan untuk Covid-19, dia mengatakan penelitian terhadap ivermectin baru secara in vitro. Butuh penelitian lebih lanjut dan harus melalui uji klinis. Sehingga tidak serta merta disimpulkan bisa mengalahkan Covid-19.
"Kami pun mengimbau teman-teman di apotek apabila melayani ivermectin dipastikan bahwa ada resep dokternya. Karena memang indikasinya adalah obat cacing yang kemudian marak dipakai untuk covid dari penelitian awal dan menjadi sangat heboh belakangan ini," tandasnya.(OL-7)
Padahal, pemerintah menetapkan HET untuk Ivermectin sekitar Rp7 ribu per kaplet atau Rp75 ribu per kotak. Kepolisian pun masih mengusut adanya spekulan lain.
"Ada kurang lebih 20 pertanyaan yang disampaikan tadi, semua sudah terjawab. Seperti menghadapi situasi itu,"
Sejumlah negara Amerika Selatan juga telah menggunakan Ivermectin sebagai pengobatan dan tindakan pencegahan
Kabar baik berhembus dari India mengenai obat bernama Ivermectin yang dijuluki “obat yang mengalahkan Covid-19”. Obat ini sekarang telah diproduksi di Indonesia.
Penelitian untuk pencegahan maupun pengobatan covid-19 yang sudah dipublikasikan menyatakan Ivermectin memiliki potensi antiviral pada uji secara in-vitro di laboratorium.
Obat tersebut sudah digunakan di India dan dikabarkan berhasil menurunkan jumlah kematian hingga 25%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved