Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BADAN Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) mengumumkan uji klinis untuk Ivermectin sebagai obat Covid-19 segera dilakukan. Kondisi ini meredakan kontroversi yang sempat terjadi dari sejumlah pakar.
Spesialis Paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Erlina Burhan, Sp.P (K) menjelaskan bahwa potensi Ivermectin untuk obat Covid-19 ada, namun tetap diperlukan pembuktian dengan uji klinis.
Sehingga hasilnya, akan dipastikan apakah memang Ivermectin ini mampu menghambat lajunya virus dan juga memperbaiki klinis pasien secara signifikan.
"Memang banyak penelitian-penelitian yang sudah dipublis, tetapi penelitian-penelitian ini ternyata hasilnya tidak konsisten, jadi beberapa mengatakan ada manfaatnya tetapi beberapa juga (mengatakan) tidak ada manfaatnya," kata Erlina dalam diskusi secara virtual Senin (28/6)
Erlina menambahkan, kondisi itu pun diartikan oleh WHO bahwa pemakaian ivermectin direkomendasikan kecuali dalam rangka uji klinis. Sehingga uji klinik yang akan dilakukan Indonesia akan memastikan apakah memang Ivermectin mengandung manfaat yang signifikan atau tidak.
"Ini menyakut keamanan kepada pasien. Apalagi kita tahu obat ini originalnya adalah obat untuk antiparasit atau cacingan, maka setiap perubahan indikasi artinya diperuntukkan untuk penyakit A lalu dipakai untuk penyakit B, itu memang harus melewati uji klinik, tidak bisa hanya melewati testimoni-testimoni," lanjutnya.
Erlina mengajak semua pihak agar bersabar dan menunggu hasil uji klinis yang dilakukan Badan POM nantinya. Setelah ada hasilnya, baru bisa diputuskan bisa dipergunakan atau tidak.
"Saya kira penyakit Covid-19 menjadi sangat beragam, perjalanan penyakitnya baik dari gejala maupun durasinya untuk menjadi berat atau sembuh," jelas dr.Erlina.
"Oleh karena itu perlu kehati-hatian, dalam hal ini adalah kita tidak memakai obat-obat yang tidak tahu persis seperti apa, dan juga sesuatu yang meragukan, kalau di luar negeri dilakukan dan hasilnya ragu sebagian mengatakan ada manfaatnya serta sebagian tidak, maka saya kira sebaiknya kita uji untuk masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Sementara itu, Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt.menyampaikan penggunaan Ivermectin untuk obat covid-19 tentunya harus memiliki dasar pada hasil uji klinis.
"Tentu untuk mengatakan (invermetin) menjadi terapi harus mendasarkan pada hasil uji klinik," jelasnya.
Dia menjelaskan Ivermectin ini mengemuka dari hasil uji klinik di Australia yang dipublikasikan pada Juni tahun 2020 bahwa memiliki efek antiviral secara in vitro sehingga kemungkinan itu menjadi dasar awal sekali. Oleh karena itu, hasilnya uji klinik di berbagai negara tidak bisa menjadi landasan keputusan pemakaian di Indonesia.
"Tetapi itu tidak bisa langsung dipakai, jadi memang harus dilakukan uji klinik, untuk hasil uji klinik yang saat ini ada di berbagai negara masih tidak konsisten, ada yang bagus ada yang bilang tidak. Dosis yang dipakai juga bervariasi antar uji klinik," sebutnya.
Zullies menegaskan bahwa apabila setelah uji klinik di Indonesia menyatakan hasil yang bagus tentunya bisa dipergunakan untuk penanganan Covid-19.
"Tapi ada potensi, jika hasil yang diujikan di Indonesia bagus, why not. Kalau memang itu bagus bisa digunakan," tegasnya.
Selanjutnya, dalam penggunaan secara masif bahwa dia tak memungkiri adanya kemungkinan risiko dan manfaat pada setiap obat. Apalagi jika digunakan tidak sesuai dengan aturannya tentu akan memiliki risiko.
"Karena untuk obat cacing (Ivermectin) biasanya pemakaiannya akan beda sekali dengan durasi untuk obat Covid-19, untuk cacing misalnya mungkin hanya dipakai sekali setahun atau sekali dalam 6 bulan, sedangkan untuk Covid-19 kalau yang beredar di berbagai media sosial itu macem-macem cara pemakaiannya. Jadi jika pemakaian tidak tepat, ngawur atau tidak berdasar tentu saja bisa berdampak efek samping dan sebagainya. Jadi tunggu hasil uji klinik," pungkasnya. (Fer/OL-09)
Di TKP 1 ditemukan bahan yang siap untuk diedarkan, dalam kaitan distribusinya. Di TKP yang kedua juga temukan bahan-bahan baku yang siap diolah.
Jamu adalah representasi kearifan lokal yang memiliki bukti empiris kuat dan ditopang oleh kajian ilmiah yang terus berkembang.
Kepala BGN Dadan Hindayana membatah tak melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dadan menyebut sudah ada MoU atau kerja sama dengan BPOM
BPOM berbicara soal peluang Indonesia mampu memproduksi vaksin tuberkulosis (TB) secara mandiri. Saat ini akan diuji klinis vaksin TB buatan M72 besutan pendiri Microsoft, Bill Gates.
BADAN Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) curhat tak dilibatkan seutuhnya dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). BPOM dilibatkan ketika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menyusun peraturan terkait influencer atau pemengaruh mereview produk.
Para konsultan ini sebenarnya memiliki opini-opini, terlebih saat diskusi. Namun, untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan tetap perlu diasah.
Pemerintah didorong untuk lebih memperhatikan hal tersebut, sebab keberadaan kampus asing dapat menimbulkan risiko keluarnya devisa dalam bidang pendidikan tinggi.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Program kuliah gratis ini merupakan bentuk komitmen UI dalam memperluas akses pendidikan dan memberikan bantuan kepada tenaga kependidikan dan tenaga pendidik (dosen) di lingkungan UI.
ADVERTISING Week Festival (AWF) 2025 kembali hadir dengan rangkaian sesi AdTalks yang inspiratif dan menggugah semangat inovasi.
Kondisi perang dagang global membawa dampak signifikan bagi Indonesia, mulai rantai pasokan global, investasi hingga fluktiasi harga komoditas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved