Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PANDEMI Covid-19 telah menjadi motivasi yang baik bagi masyarakat untuk lebih banyak berolahraga dan tetap fit dalam menjalani keseharian.
Namun di saat yang bersamaan, anjuran untuk menjaga jarak secara fisik serta restriksi melakukan kegiatan di lingkungan yang ramai dan fasilitas kebugaran, justru membuat masyarakat kehilangan minat sehingga 1 dari 4 orang menurunkan intensitasnya dalam berolahraga.
Kondisi ini pada akhirnya meningkatkan ketidakaktifan fisik selama berada di rumah, yang tanpa disadari memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan, salah satunya gangguan muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan otot.
Menyadari hal tersebut, Rabu (16/6) Combiphar, perusahaan nasional terdepan di bidang consumer healthcare, mengupas lebih lanjut pentingnya gaya hidup aktif guna terhindar dari nyeri sendi dan otot.
“Duduk secara terus menerus selama lebih dari 40 menit, akan menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar dan pada jangka panjang dapat melemahkan otot di sekitar sendi,” jelas dr. Edo Adimasta, Medical Expert Combiphar.
Menurut dr.Edo, otot sekitar sendi mempunyai peran penting dalam mengurangi beban cepatnya keausan pada tulang rawan sendi, hilangnya fleksibilitas, dan nyeri pada sendi.
“Karenanya nyeri sendi merupakan salah satu gejala paling sering yang dialami kebanyakan orang dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak,” katanya.
Belum lagi pada saat pandemi dan fenomena WFH (work from home), serta kurangnya fasilitas di rumah dan pengetahuan yang memadai, memaksa masyarakat duduk sambil bekerja dan berkegiatan dengan postur atau posisi tubuh yang tidak sesuai (tidak ergonomis).
“Hal tersebut akan menambah risiko gangguan persendian,” tegas dr.Edo.
Sementara itu, seorang ahli fisioterapi yang saat ini bertugas mendampingi tim nasional sepak bola Indonesia, Asep Azis, SST. Ft., menambahkan bahwa kurang bergerak tidak hanya berpotensi memicu obesitas.
“Tetapi juga ikut berperan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya keausan atau radang pada sendi. Karenanya, jangan takut untuk tetap berolahraga walaupun sudah mengalami gejala radang sendi,” jelas Asep.
Asep menyarankan melakukan olahraga ringan dan mengubah pola makan ke dalam rutinitas harian yang dapat secara alami menurunkan berat badan dan mengurangi tekanan pada persendian. ‘Kunjungi fisioterapis untuk mendapatkan assessment dan modifikasi olahraga yang tepat,” sarannya.
Lima hal yang dapat dilakukan untuk menghindari nyeri sendi dan otot, yakni:
1.Tetap aktif secara fisik dengan menggerakkan tubuh. Bangunlah dari duduk dan lakukan perenggangan setiap 20 atau 30 menit sekali selama 5 hingga 10 menit, secara berkala.
2.Lakukan aktivitas low-impact yang tidak membebani persendian, seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, berkebun, senam, dan menari.
3.Melatih kekuatan otot, seperti mengangkat beban dan olahraga dengan resistance band dapat membantu memperkuat tulang dan tentunya otot yang menopang persendian.
4.Latih fleksibilitas dan keseimbangan – Sendi yang kaku akan menyulitkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Gerakan peregangan, yoga, dan tai chi yang lembut dan mudah bagi pemula dapat melatih rentang gerak pada persendian sekaligus membantu melenturkan sendi.
5.Siapkan pereda nyeri topikal atau antiinflamasi nonsteroid demi kenyamanan aktivitas fisik sehari-hari.
Di sisi lain, Cindy Gunawan, Senior General Manager Marketing Combiphar, mengatakan terlalu banyak duduk dan kurangnya aktivitas fisik bisa memicu gangguan nyeri sendi dan otot yang perlu untuk diwaspadai.
“Meski terkesan sepele, nyeri sendi dan otot secara signifikan mampu mempengaruhi mobilitas serta aktivitas sehari-hari,” jelasnya.
Ia menyarakan untuk mengurangi nyeri sendi dan otot, Jointfit Roller Gel dapat menjadi pilihan karena mengandung N-Asetil-D-Glukosamin dan mentolnya.
“Diformulasikan dengan teknologi nano, gel ini juga diperkaya dengan vitamin E Nano yang dapat digunakan untuk memelihara kesehatan. Namun Jika nyeri berlanjut, konsultasikanlah obat yang tepat dengan dokte,” paparnya. (Nik/OL-09)
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) DKI Jakarta mengungkap selain Padel, lapangan atau lokasi olahraga lainnya juga telah dikenakan pajak 10%.
Latihan fisik ringan selama 5 menit terbukti membantu menurunkan tekanan darah tinggi secara alami.
Menjaga kebugaran kini telah menjadi bagian penting dari gaya hidup modern.
Sebelum olahraga, baiknya lakukan pemanasan 5 sampai 10 menit sebelum olahraga sangat penting untuk mencegah cedera dan meningkatkan performa.
Bukan rahasia lagi bahwa aktivitas fisik sangat penting untuk menua dengan baik. Namun, ini tidak berarti Anda harus bergabung dengan gym untuk menikmati efek peningkatan umur
Banyak orang fokus pada durasi dan intensitas latihan, namun lupa bahwa tubuh juga perlu pemulihan yang tepat.
Dengan desain yang chic, warna-warna playful, dan material berkualitas tinggi, Louna hadir menemani gaya hidup modern yang tidak hanya aktif, tetapi juga berkarakter.
Gerai Bekasi dibangun dengan desain kontemporer yang memadukan estetika modern dan sentuhan lokal, menghadirkan pengalaman belanja yang nyaman dan inspiratif.
Gagal ginjal kini tidak lagi menjadi ancaman eksklusif bagi usia lanjut. Tren terbaru di tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan kasus gagal ginjal pada remaja dan dewasa muda.
Jika melihat data nasional, tercatat jumlah kasus penyakit kritis pada 2023 meningkat 30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 23 juta menjadi hampir 30 juta kasus.
Batu ginjal, yang sebelumnya lebih sering terjadi pada orang dewasa usia paruh baya, kini semakin umum ditemukan pada generasi muda, termasuk Gen Z.
Kondisi ini diakibatkan oleh penumpukan kalsium di jaringan lunak sekitar sendi, yang dapat mengganggu kemampuan bergerak dan menyebabkan nyeri yang berkepanjangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved