Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Gaya Hidup Aktif Bisa Hindari Nyeri Sendi dan Otot

Eni Kartinag
16/6/2021 21:59
Gaya Hidup Aktif Bisa Hindari Nyeri Sendi dan Otot
Ibu-ibu melakukan senam di Pantai Wisata Jumiang, Pamekasan, Jawa Timur.(ANTARA FOTO/Saiful Bahri/)

PANDEMI Covid-19 telah menjadi motivasi yang baik bagi masyarakat untuk lebih banyak berolahraga dan tetap fit dalam menjalani keseharian.

Namun di saat yang bersamaan, anjuran untuk menjaga jarak secara fisik serta restriksi melakukan kegiatan di lingkungan yang ramai dan fasilitas kebugaran, justru membuat masyarakat kehilangan minat sehingga 1 dari 4 orang menurunkan intensitasnya dalam berolahraga.

Kondisi ini pada akhirnya meningkatkan ketidakaktifan fisik selama berada di rumah, yang tanpa disadari memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan, salah satunya gangguan muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan otot.

Menyadari hal tersebut, Rabu (16/6) Combiphar, perusahaan nasional terdepan di bidang consumer healthcare, mengupas lebih lanjut pentingnya gaya hidup aktif guna terhindar dari nyeri sendi dan otot.

“Duduk secara terus menerus selama lebih dari 40 menit, akan menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar dan pada jangka panjang dapat melemahkan otot di sekitar sendi,” jelas dr. Edo Adimasta, Medical Expert Combiphar.

Menurut dr.Edo, otot sekitar sendi mempunyai peran penting dalam mengurangi beban cepatnya keausan pada tulang rawan sendi, hilangnya fleksibilitas, dan nyeri pada sendi.

“Karenanya nyeri sendi merupakan salah satu gejala paling sering yang dialami kebanyakan orang dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak,” katanya.

Belum lagi pada saat pandemi dan fenomena WFH (work from home), serta kurangnya fasilitas di rumah dan pengetahuan yang memadai, memaksa masyarakat duduk sambil bekerja dan berkegiatan dengan postur atau posisi tubuh yang tidak sesuai (tidak ergonomis).

“Hal tersebut akan menambah risiko gangguan persendian,” tegas dr.Edo.

Sementara itu, seorang ahli fisioterapi yang saat ini bertugas mendampingi tim nasional sepak bola Indonesia, Asep Azis, SST. Ft., menambahkan bahwa kurang bergerak tidak hanya berpotensi memicu obesitas. 

“Tetapi juga ikut berperan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya keausan atau radang pada sendi. Karenanya, jangan takut untuk tetap berolahraga walaupun sudah mengalami gejala radang sendi,” jelas Asep.

Asep menyarankan melakukan olahraga ringan dan mengubah pola makan ke dalam rutinitas harian yang  dapat secara alami menurunkan berat badan dan mengurangi tekanan pada persendian. ‘Kunjungi fisioterapis untuk mendapatkan assessment dan modifikasi olahraga yang tepat,” sarannya.

Lima hal yang dapat dilakukan untuk menghindari nyeri sendi dan otot, yakni:

1.Tetap aktif secara fisik dengan menggerakkan tubuh. Bangunlah dari duduk dan lakukan perenggangan setiap 20 atau 30 menit sekali selama 5 hingga 10 menit, secara berkala.

2.Lakukan aktivitas low-impact yang tidak membebani persendian, seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, berkebun, senam, dan menari.

3.Melatih kekuatan otot, seperti mengangkat beban dan olahraga dengan resistance band dapat membantu memperkuat tulang dan tentunya otot yang menopang persendian.

4.Latih fleksibilitas dan keseimbangan – Sendi yang kaku akan menyulitkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Gerakan peregangan, yoga, dan tai chi yang lembut dan mudah bagi pemula dapat melatih rentang gerak pada persendian sekaligus membantu melenturkan sendi.

5.Siapkan pereda nyeri topikal atau antiinflamasi nonsteroid demi kenyamanan aktivitas fisik sehari-hari.

Di sisi lain, Cindy Gunawan, Senior General Manager Marketing Combiphar, mengatakan terlalu banyak duduk dan kurangnya aktivitas fisik bisa memicu gangguan nyeri sendi dan otot yang  perlu untuk diwaspadai.

“Meski terkesan sepele, nyeri sendi dan otot secara signifikan mampu mempengaruhi mobilitas serta aktivitas sehari-hari,” jelasnya.

Ia menyarakan untuk mengurangi nyeri sendi dan otot, Jointfit Roller Gel dapat menjadi pilihan karena mengandung N-Asetil-D-Glukosamin dan mentolnya.

“Diformulasikan dengan teknologi nano, gel ini juga diperkaya dengan vitamin E Nano yang dapat digunakan untuk memelihara kesehatan. Namun Jika nyeri berlanjut, konsultasikanlah obat yang tepat dengan dokte,” paparnya. (Nik/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya