Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pakar UGM: Pengendalian Covid-19 Nonobat Efektif Tekan Kasus Baru

Atalya Puspa
23/5/2021 10:51
Pakar UGM: Pengendalian Covid-19 Nonobat Efektif Tekan Kasus Baru
Petugas medis memberikan suntikan vaksin COVID-19 kepada warga di Puskesmas Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (22/5/2021)(ANTARA/IRWANSYAH PUTRA)

Pengendalian covid-19 bukan hanya bertumpu pada penggunaan obat atau vaksinasi. Lebih dari itu, pengendalian covid-19 harus dibarengi dengan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang baik.

Pengendalian virus covid-19 secara global belum menampakkan hasil secara maksimal. Meski di beberapa negara berhasil meminimalkan kasus baru, namun di sebagian negara lain terjadi lonjakan signifikan.

Pakar Statistika dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dedi Rosadi menuturkan dari data statistik pengendalian kasus baru di tingkat global, ia menyebutkan metode pengendalian nonobat terbukti efektif dalam meminimalkan munculnya kasus baru covid-19. Beberapa negara yang berhasil menekan kasus baru tersebut adalah Tiongkok, Australia dan Selandia Baru.

Baca juga: Kerja Sama dan Kepatuhan Efektif Tekan Laju Covid-19

Namun begitu, pengendalian lewat vaksin dan obat secara global tetap saja terus digalakan di tengah belum disiplinnya masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan, masih terbatasnya vaksin dan obat serta adanya mutasi virus.

“Sampai saat ini memang secara global fokus masih di pengendalian no obat,” kata Dedi Rosadi dalam keterangan resmi, Minggu (23/5).

Pengendalian nonobat, kata Rosadi, tingkat efektivitasnya beragam dari berhasil menekan munculnya kasus baru dalam beberapa bulan terakhir tapi di beberapa negara tertentu juga terjadi gelombang kedua dan ketiga penularan covid-19.

“Efektivitasnya beragam, ada yang sudah sampai multi waves, namun banyak juga yang masih single wave seperti di Indonesia, Maroko, Paraguay, Uruguay,“ katanya.

Meski pengendalian nonobat terbukti efektif untuk di beberapa negara, namun belum tentu efektifnya di negara lain karena berbagai faktor seperti ketegasan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat dalam menjaga kesehatan. Namun, jika ini diterapkan secara global ia yakin bisa mencegah terjadinya endemi.

“Saya yakin ini akan sangat sulit sehingga endemik wilayah atau global sangat mungkin akan terjadi. Tapi kalau ini bisa dilakukan efektif secara global, kejadian endemik tidak akan terjadi,”katanya.

Selain pengendalian nonobat, untuk menekan laju penularan covid-19 menurutnya juga perlu lewat vaksin dan obat. Meski efektivitas vaksin yang harus terus diuji dan teknik pengobatan efektif terhadap penyakit yang terus diupayakan.

Namun, apabila salah satu atau keduanya bisa berjalan efektif dalam waktu dekat, masih sangat mungkin endemik bisa dihindarkan dan pandemi bisa berakhir dalam waktu dekat.

“Banyak faktor yang menjadi kendala utama dan tetap terus harus diwaspadai dari permintaan dan ketersediaan vaksin dan obat, mutasi virus, faktor sosial masyarakat,” kata dia. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya