Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Daewong Komit Kembangkan Pengobatan Penurunan Tekanan Darah

Eni Kartinah
18/5/2021 12:40
Daewong Komit Kembangkan Pengobatan Penurunan Tekanan Darah
Ilustrasi(Dok.Daewong)

SETIAP 17 Mei, kita memperingati Hari Hipertensi Dunia.  Hari yang ditetapkan oleh World Hypertension League (WHL) itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mencegah penyakit yang disebabkan oleh hipertensi yang saat ini menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis pada 2019, hipertensi menyerang kurang lebih 1,13 miliar masyarakat dunia dan menjadi penyebab utama kematian dini pada pasien. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita hipertensi tertinggi secara global yang sebagian besar juga memiliki riwayat penyakit lainnya yang disebabkan oleh hipertensi seperti diabetes dan stroke. Sekitar 36,7% kematian di Indonesia pada 2017 diakibatkan oleh penyakit kardiovaskular.

Baca juga: Ini Jenis Olahraga yang Cocok Bagi Penderita Hipertensi

Jumlah penderita hipertensi terus meningkat akibat populasi yang menua di seluruh dunia seiring dengan peningkatan jumlah penderita dislipidemia secara bersamaan. Menurut laporan Dyslipidemia Fact Sheets in Korea (2020), jumlah proporsi pasien dengan kolesterol LDL diperkirakan mencapai 68,3% atau lebih di negara tersebut. Secara terpisah, laporan 'Korea Hypertension Fact Sheet 2020' yang dirilis oleh Korean Society of Hypertension menyebutkan hanya 53,8% pasien hipertensi yang menjalankan pengobatan dislipidemia secara bersamaan. Dari jumlah tersebut, diperkirakan sekitar 15% penderita hipertensi tidak mendapatkan pengobatan meskipun perlu dirawat akibat dislipidemia.

Hipertensi dan dislipidemia semakin meningkatkan risiko pemicu penyakit kardiovaskular seperti stroke dan infark miokard. Menurut analisis yang dilakukan oleh tim peneliti Cambridge University di Inggris terhadap 439.000 orang, menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol LDL-C merupakan cara jitu untuk mengurangi risiko dan kematian penyakit jantung secara signifikan. Dengan tingkat hipertensi dan dislipidemia serta kebutuhan pengobatan yang semakin tinggi, banyak perusahaan farmasi yang terus mengembangkan berbagai pengobatan baru karena penyakit dislipidemia masih cendering tidak tertangani dengan baik.

Baru-baru ini, pengembangan obat kombinasi yang dapat menangani hipertensi dan dislipidemia secara bersamaan semakin intens dilakukan, yang fokusnya adalah untuk meningkatkan kemudahan penggunaan obat tersebut.

Tujuan pengembangan obat kombinasi adalah untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Obat kombinasi mengandung beberapa bahan dalam satu formulasi sehingga mengurangi jumlah obat yang harus dikonsumsi oleh pasien dan meningkatkan kepuasan pasien. Studi menunjukkan bahwa kepatuhan pasien meningkat 36% saat diberikan obat kombinasi dibandingkan dengan obat yang berbeda-beda, dan secara signifikan mengurangi tingkat kolesterol LDLdan tekanan darah sistolik (SBP).

Obat kombinasi mengandung beberapa komponen dalam satu formulasi. Namun, perlu diperhatikan bahwa desain kombinasi yang buruk dapat menyebabkan risiko seperti peningkatan interaksi obat dan efek samping. Oleh karena itu, pengembangan obat memerlukan teknologi yang dapat meminimalkan interaksi obat dan meningkatkan efikasinya.

Salah satu obat kombinasi terbaik adalah Oloduo dari Daewoong Pharmaceutical, grup perawatan kesehatan global, yang telah mendapat izin penjualan di Indonesia tahun lalu. Oloduo adalah obat pertama di dunia yang mengandung Olmesartan dan Rosuvastatin kompleks yang dikembangkan dengan teknologi mandiri hasil ciptaan Daewoong Pharmaceutical. Dengan menggunakan teknologi platform yang sudah dipatenkan dari Daewoong Pharmaceutical, Oloduo merupakan obat dengan tablet perlapis ganda dan sistem pelepasan terkontrol yang mampu mengoptimalkan tingkat penyerapan obat di dalam tubuh dan mengurangi efek samping obat. Teknologi yang memungkinkan obat untuk melepaskan Olmesartan dan Rosuvastatin secara terpisah dan terkontrol ini telah dipatenkan di lebih dari 50 negara.

Olmesartan telah terbukti mampu menurunkan tekanan darah dan jumlah ateroma di pembuluh darah dibandingkan dengan jenis ARB lainnya untuk pengobatan hipertensi, sedangkan Rosuvastatin mampu mengurangi plak dibandingkan dengan jenis Statin lainnya untuk pengobatan dislipidemia.

Efektivitasn Oloduo sebagai obat kombinasi juga sudah dibuktikan. Dalam uji klinis yang dilakukan terhadap pasien hipertensi dan dislipidemia di Korea, pasien yang mengonsumsi Oloduo mampu menunjukkan tingkat penurunan tekanan darah dan kolesterol yang sama dengan pasien yang mengonsumsi Olmesartan dan Rosuvastatin secara terpisah serta tingkat keamanan yang sama. Pada November tahun lalu, hasil penelitian klinis Oloduo berhasil diikutkan ke dalam American Journal of Therapeutics,  berkat manfaatnya and efikasi obat tersebut untuk penanganan hipertensi dan dislipidemia.

Selain itu, Daewoong Pharmaceutical saat ini sedang mengembangkan 'DWJ1451' yang merupakan pengobatan kombinasi yang mengandung empat zat yang berbeda yaitu amlodipine (komponen jenis Calcium Channel Blocker), Ezetimibe, Olmesartan, dan Rosuvastatin yang bertujuan untuk mengembangkan obat yang lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol LDL. Perusahaan saat ini sedang melakukan uji klinisDWJ1451 fase III untuk menguji kemanjuran dan keamanannya.

"Oloduo yang dikembangkan dengan teknologi paten kami ini memiliki tingkat kemanjuran dan keamanan dan semakin menarik perhatian. Daewoong Pharmaceuticals akan terus melakukan yang terbaik untuk berkontribusi meningkatkan kualitas hidup pasien hipertensi dan dislipidemia, yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun, melalui penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan,” ujar CEO Daewoong Pharmaceutical, Sengho Jeon. (A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya