YPPIKA-Actionaid Wujudkan Pendidikan Aman dan Inklusif

Ghani Nurcahyadi
03/5/2021 13:23
YPPIKA-Actionaid Wujudkan Pendidikan Aman dan Inklusif
SDN Sumba Barat yang mendapat bantuan dalam kampanye #Ciptakansekolahaman(Dok. YPPIKA-ActionAid)

BERDASARKAN hasil penelitian YAPPIKA-ActionAid di 6 kabupaten/kota menunjukkan bahwa hampir 250 ribu atau 1 dari 5 ruang kelas SD Negeri di Indonesia dalam kondisi rusak, rawan roboh, lembab, dan berdebu.

Direktur Eksekutif YAPPIKA-ActionAid Fransisca Fitri mengatakan, kondisi itu menempatkan 1 dari 5 anak SD setiap hari terancam bahaya belajar di ruang kelas yang rusak.

"Data yang diolah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menunjukkan bahwa setidaknya ada 150 ribu SD berada di kawasan rawan bencana. Sebanyak 36% SD Negeri di Indonesia juga tercatat tidak punya toilet yang layak," katanya dalam diskusi virtual, Minggu (2/5).

Menggandeng sejumlah pihak, termasuk Uni Eropa dan korporasi, YPPIKA-ActionAid menggelar kampanye #ciptakansekolahaman. Sebanyak 5.362 anak-anak di 92 sekolah dampingan sudah merasakan fasilitas pendidikan yang lebih baik dan bisa belajar dengan nyaman di kelas melalui kampanye tersebut.

Meski demikina, Fransisca menegaskan, perjuangan masih panjang karena masih ada ribuan sekolah dengan kondisi tidak layak.

Sejumlah figur publik juga digandeng dalam kampanye tersebut, salah satunya adalah aktor Reza Rahardian yang juga Duta Persahabatan YAPPIKA-ActionAid. Reza mengaku sudah terlibat dalam kampanye tersebut sejak 2016. 

Baca juga : UNJ Luncurkan TV Kampus

"Saya melihat langsung bahwa kerja kampanye dan advokasi untuk terus mengingatkan pemerintah, menyajikan fakta-fakta dari lapangan dan meningkatkan dukungan publik akan mendorong percepatan penanganan sekolah-sekolah rusak dan terwujudnya Sekolah Aman yang inklusif bagi anak-anak Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021, YPPIKA-Actionaid menyelenggarakan rangkaian kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan publik mengenai pendidikan inklusif. 

Kegiatan yang dilaksanakan adalah diskusi publik secara daring, pameran virtual dan talkshow TV yang bertujuan untuk menginformasikan capaian kerja-kerja advokasi YAPPIKA-ActionAid bersama mitra-mitra di berbagai daerah. Rangkaian kegiatan akan berlangsung mulai 24 April 2021 untuk pameran virtual, dilanjutkan dengan diskusi publik secara daring pada tanggal 1 dan 2 Mei 2021 melalui saluran Zoom. 

Pameran virtual sebagai pembuka rangkaian kegiatan menampilkan foto-foto kondisi sekolah di 6 wilayah kerja YAPPIKA-ActionAid, yaitu Kabupaten Kupang dan Sumba Barat di Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Bima di Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Pandeglang dan Serang di Banten, Kabupaten Bogor di Jawa Barat, dan Kabupaten Sambas di Kalimantan Barat. 

Pameran foto akan memotret kondisi sekolah sebelum pelaksanaan program dan ketika program berjalan, serta keterlibatan aktif anggota komunitas sekolah. Pameran virtual dapat diakses melalui situs ciptakansekolahaman.com dan akan berlangsung hingga 1 November 2021.

"Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hardiknas ini saya harapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai ajang pembelajaran dan sarana diskusi yang berkualitas untuk mempromosikan tata kelola dan akuntabilitas yang baik di sektor pendidikan di Indonesia, sejalan dengan pencapaian indikator #4 dari Sustainable Development Goals (SDGs) melalui keterlibatan masyarakat sipil yang aktif dalam proses pembangunan publik,:" pungkas Fransisca. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya