Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Pandemi Covid-19 memberi berbagai masalah di masyarakat, masalah psikososisal pun tak bisa dihindarkan. Bahkan stres pun menjadi salah satu masalah yang dialami banyak orang, termasuk para tenaga kesehatan.
Menurut Guru Besar Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Suryani, selain menjaga kesehatan, merawat hati di masa pandemi penting untuk dilakukan.
"Menjaga hati ini bertujuan agar tetap dalam kondisi optimal dan berada di koridor positif," kata Suryani dalam diskusi daring, Sabtru (24/4).
Baca juga: Prokes Wajib Diterapkan di Keseharian Cegah Covid-19 Varian Baru
Guru Besar yang menekuni bidang keahlian mental health nursing ini mengatakan ada berbagai cara untuk merawat hati. Pertama, menjaga fisik supaya tetap rileks. Fisik yang rileks ini di antaranya bisa didapatkan dengan berlatih pernapasan dalam setiap hari. Prof. Suryani juga menyarankan untuk rutin berolah raga minimal setengah jam sehari .
Kedua, dengan menjaga pikiran positif. Di antaranya, menghindari berita hoaks dengan langsung mencari informasi atau berita dari sumber yang kredibel.
Ketiga, merawat hati perlu dilakukan dengan menjaga pikiran tetap positif. Salah satunya melihat orang di sekeliling dengan perasaan cinta. Hindari perasaan kesal dalam menghadapi orang-orang sekitar.
“Kita harus sehari-hari itu merasa bahagia, merasa senang,” ujar Kepala Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan Unpad ini.
Keempat, lanjut Suryani menekankan pentingnya menjaga relasi untuk tetap positif. Menjaga komunikasi dengan teman perlu dilakukan, terutama untuk menghindari diri dari perasaan terisolasi.
Hal penting selanjutnya yang perlu dilakukan dalam merawat hati adalah dengan menjaga spiritual agar tetap baik. Dengan demkian, ada perasaan tenang dan selalu merasa berada di bawah perlindungan Tuhan.
Melihat hal ini, Suryani juga memiliki beberapa strategi menghadapi pandemi Covid-19. Di antaranya dengan menerima tatanan kehidupan baru dengan mengikuti protokol kesehatan.
“Kita tidak boleh denial, karena kalau begitu kita tidak akan sehat. Psikososial kita akan kena,” ujar Ketua Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) Jabar ini.
Baca juga: Majukan Masyarakat Digital, YCAB Gandeng FB dan Kemendikbud
Selanjutnya adalah dengan tidak terlalu banyak memikirkan masa depan. Menurutnya, memikirkan sesuatu yang tidak pasti hanya akan meningkatkan kecemasan. Menjaga kesehatan harus dilakukan secara optimal. Selain rutin latihan napas dan ola raga, afirmasi positif pada diri sendiri juga penting dilakukan setiap hari.
"Merasa percaya diri adalah baik, terutama saat telah memproteksi diri dengan baik. Namun, percaya diri harus diiringi dengan sikap waspada. Jangan sampai percaya diri berlebihan malah membuat kita abai bahwa bahaya pandemi masih mengintai," katnya
Untuk pemerintah, Suryani pun menyarankan untuk merumuskan kebijakan, bukan hanya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan fisik tapi juga psikologis, terutama bagi para tenaga kesehatan yang ada di garda depan. (H-3)
Kemenkes memberikan sanksi kepada salah satu residen anestesi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK Universitas Padjadjaran (Unpad) yang diduga melakukan pemerkosaan.
Penggalangan dana abadi ini menjadi salah satu bukti nyata kepedulian dari para almuni khususnya dari Ikano untuk mahasiswa aktif yang mengalami permasalahan biaya pendidikan di kampus Unpad.
Film persembahan Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran ini mengungkap perjuangan seorang Prof Mochtar Kusumaatmadja dalam memperjuangkan kedaulatan maritim Indonesia
Prof Yanyan mengatakan penyelenggaraan kegiatan donor darah ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Unpad Berbagi dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-67 Unpad.
Aspikom Korwil Jabodetabek mengadakan kegiatan bedah buku karya Guru Besar Fikom Unpad, Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.
Masyarakat Indonesia Maju (MIM) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sangkar Makmur, melakukan panen raya bersama di Desa Jeruk Tipis, Serang, Banten.
Sebanyak 46 perawat muda Indonesia secara resmi dilepas menuju Wina, Austria, dalam program International Nurse Development Program Scholarship (INDPS) Cycle 2.
Program beasiswa pelatihan kerja di Eropa ini memfasilitasi alumni profesi keperawatan dari Poltekkes seluruh Indonesia untuk berkarier di Austria, Swiss, Jerman, dan Belanda.
Bupati juga menyampaikan terima kasih secara khusus kepada perawat RSUD Doloksanggul atas pelayanan yang telah diberikan.
DS diduga melakukan pelecehan terhadap seorang pasien berumur 16 tahun yang mengalami disabilitas.
Prefektur Mie di Jepang menyatakan kesiapannya menerima hingga 300 perawat Indonesia setiap tahun, dengan dukungan anggaran subsidi bagi institusi penerima.
Universitas Binawan menggelar acara pelepasan bagi 55 tenaga kesehatan profesional yang terpilih untuk mengikuti program beasiswa pengembangan karier internasional di Austria.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved