Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Jelang Lebaran, Pemerintah Fokus Vaksinasi Lansia

Andhika Prasetyo
18/4/2021 14:47
Jelang Lebaran, Pemerintah Fokus Vaksinasi Lansia
Ilustrasi(Kemenkes)

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengistruksikan seluruh pelaksana program vaksinasi untuk memprioritaskan pemberian vaksin kepada golongan lansia di periode Ramadan.

Instruksi tersebut disampaikan mengingat tradisi masyarakat Indonesia yang kerap mengunjungi keluarga atau orang tua pada momen hari raya Idul Fitri.

"Pada saat lebaran pasti banyak masyarakat yang ingin bertemu orang tua. Jadi tolong pastikan dalam sebulan ini prioritas vaksinasi diberikan kepada para lansia," ujar Budi di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (18/4).

Dengan begitu, ia mengatakan para orang tua sudah memiliki tingkat imunitas yang lebih tinggi ketika dikunjungi anak-anak mereka.

Selain itu, Budi juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat meskipun program vaksinasi sudah berjalan. Pasalnya, di banyak negara di Eropa, Asia dan Amerika Selatan, saat ini tengah terjadi kenaikan kasus covid-19 secara signifikan

"Perlu saya ingatkan jangan sampai program vaksinasi ini malah membuat kita tidak waspada. Walaupun sudah divaksin, masyarakat harus terus menjalankan protokol kesehatan karena virus ini masih ada. Jangan sampai semua upaya kita selama ini sia-sia," tandasnya.

Hari ini pemerintah kembali mendatangkan enam juta bahan baku (bulk) dosis vaksin Sinovac dari Tiongkok.

Dengan kedatangan tersebut, total vaksin mentah dari Negeri Tirai Bambu yang sudah ada di Tanah Air mencapai 59,5 juta dosis atau 42% dari target kerja sama yang ditetapkan yakni 140 juta dosis.

Menteri Budi mengungkapkan seluruh vaksin mentah yang baru tiba akan langsung dikirim ke pabrik milik PT Bio Farma di Bandung, Jawa, Barat, untuk diproduksi menjadi vaksin siap pakai.

Ia menjelaskan bahwa, dari total 59,5 juta bulk vaksin yang diproduksi, tidak semua akan menjadi vaksin siap pakai.

"Dari jumlah tersebut, mungkin hanya akan menjadi 46 juta dosis karena ada penyusutan pada masa proses produksi," ujar Budi. (OL-8)

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya