Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Malam Batik Dari Turunan Minyak Sawit Lebih Ramah Lingkungan

Siswantini Suryandari
08/4/2021 10:46
Malam Batik Dari Turunan Minyak Sawit Lebih Ramah Lingkungan
Pelaku usaha membatik di lapaknya saat pameran UMKM di MaxxBox Lippo Village, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (1/4/2021)(ANTARA FOTO/Fauzan)

UNTUK mengurangi impor lilin dari Tiongkok, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Keuangan serta didukung stakeholder industri batik seperti Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta mengembangkan malam atau lilin terbuat dari turunan minyak sawit.

Penggunaan malam atau lilin dari turunan minyak sawit ini disosialisasikan dengan menggandeng para pengusaha batik di Semarang, Yogyakarta, Cirebon, Surabaya dan Surakarta.

Kegiatan di Semarang dan Cirebon telah dilakukan masing-masing pada tanggal 16-19 Maret dan 23-26 Maret 2021 lalu. Untuk sosialisasi di Solo diselenggarakan tanggal 5-9 April 2021 sekaligus dirangkai dengan Webinar Kemitraan UKM Batik Sawit.


Kepala BPPT Hammam Riza, dalam sambutannya secara virtual menyampaikan
sosialisasi dan webinar, untuk mendorong pemanfaatan hasil riset pemanfaatan produk turunan minyak sawit sebagai bahan industri khususnya industri batik.

Hammam Riza menjelaskan turunan minyak sawit ini akan digunakan sebagai lilin/malam batik, atau sering disebut parafin yang selama ini masih impor hingga mencapai 50 persen.

Dari hasil riset yang dilakukan BPPT, lilin/malam dari turunan sawit yang dinamakan Bio-Paraffin Substitute (Bio-Pas) ini mampu menghasilkan warna lebih baik, tidak terdapat rembesan warna yang masuk (di tapak canting). Dan hasil pewarnaan lebih tajam dan cerah karena tahan terhadap larutan alkali dan asam akibat zat pewarna sintetis.

Inovasi Bio-Pas, sebut Hammam merupakan salah satu upaya BPPT dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, khususnya sawit yang merupakan salah satu komoditi unggulan Indonesia.

"Sasaran kedepan dengan diterimanya produk tersebut oleh pasar yaitu penciptaan konsumen baru bagi minyak sawit pada sektor yang belum tersentuh. Sehingga meningkatkan konsumsi minyak sawit. Kedua, membuka peluang penciptaan wirausaha baru dan lapangan kerja di bidang industri pembuatan Bio-Pas pengganti parafin untuk lilin/malam batik," kata Hammam dalam webinar, Kamis (8/4).

baca juga: Gairahkan Warga Berbelanja, Pebisnis di Yogya Bagikan Voucher

Semakin dikenalnya produk lilin/malam batik berbasis sawit,
Kepala BPPT Hammam Riza berharap melalui sosialisasi ini, produk formulasi lilin/malam batik dapat diterima dan dimanfaatkan oleh para pelaku industri khususnya di sentra batik Indonesia.

Bio-Paraffin Substitute (Bio-Pas)

Malam/lilin batik yang selama ini  menggunakan formulasi paraffin bersumber dari minyak bumi dan sebagian besar masih diimpor. Penggantian paraffin berbasis minyak bumi (petroleum) dengan Bio-Pas yang bersumber dari minyak sawit merupakan terobosan dalam upaya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor untuk pemenuhan produk berbasis minyak bumi.

Minyak sawit sebagai sumber bahan baku Bio-Pas merupakan produk yang terbarukan serta produksinya mampu mencapai lebih dari 50 juta ton per tahun.

Minyak sawit sendiri memiliki fraksi padat stearin, biasanya dipisahkan dalam industri refinery-fraksinasi, yang berpotensi digunakan sebagai bahan baku Bio-Pas, sebagai salah satu inovasi teknologi substitusi impor parafin berbahan minyak bumi.

Pemanfaatan Bio-Pas oleh industri batik nasional diperkirakan dapat meningkatkan serapan minyak sawit di dalam negeri sekitar 40.000 ton per tahun.

Bio-Pas merupakan produk berbasis minyak sawit yang telah dikembangkan oleh BPPT sebagai pengganti parafin berbasis minyak bumi. Selanjutnya melalui riset bersama BBKB diformulasi menjadi lilin/malam batik.

Produk lilin/malam batik dengan menggunakan Bio-PAS pada proses pembatikan menunjukkan mampu menjadi perintang warna yang bagus. Tidak terdapat rembesan warna yang masuk (di tapak canting), serta hasil
pewarnaan dihasilkan tajam dan cerah.

Salah satu keunggulan produk ini tidak hanya menggantikan parafin berbasis minyak bumi, tapi juga bisa mengurangi beberapa komponen dalam pembuatan lilin/malam yang diharapkan bisa mengurangi harga lilin/malam batik.

Dalam acara sosialisasi dan workshop ini peserta diberi kesempatan untuk mencoba menggunakan lilin/malam batik berbasis sawit. Peserta juga diminta untuk memberikan penilaiannya atas kinerja lilin batik Bio-Pas, sebagai masukan bagi tim inovator untuk perbaikan jika diperlukan. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya