Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kemenag Harus Jadi Tempat Melayani Semua Umat Beragama

Siswantini Suryandari
05/4/2021 13:06
Kemenag Harus Jadi Tempat Melayani Semua Umat Beragama
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sata membuka rakornas Kemenag, Senin (5/4/2021).(MI/Dok Kemenag RI)

MENTERI Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta seluruh jajarannya untuk memperbaiki niat dan mindset. Hal itu disampaikan Menag saat membuka rakernas Kemenag 2021 dengan tema Percepatan Transformasi Layanan Publik ini digelar secara luring dan daring, mulai Senin-Rabu (5-7 April 2021).

"Pertama kali saya berada di kementerian ini, saya telah menyatakan bahwa agama harus menjadi inspirasi. Dan Kementerian Agama harus menjadi kementerian yang melayani seluruh agama, bukan hanya Islam saja. Mindset ini harus dimilki seluruh jajaran Kemenag," tegas Menag Yaqut, Senin (5/4).

Hal ini diperlukan untuk mewujudkan mandatori yang dititipkan kepada Kemenag. 

"Saat saya ditunjuk sebagai Menteri Agama, menjadi pembantu Presiden Joko Widodo, beliau menitipkan beberapa mandatori, antara lain pertama, moderasi beragama dan kedua, perbaikan tata kelola organisasi," ungkap Gus Menteri. 

Penguatan moderasi beragama, menurut Menag, tidak hanya menjadi pekerjaan rumah Kementerian Agama, tapi seluruh bangsa Indonesia. Menurut Menag, saat ini ada sebagian warga bangsa yang terjebak dalam dua titik ekstrem, kiri dan kanan, liberal dan konservatif. 

"Dua titik ini ingin kita satukan dalam ruang yang bernama moderasi beragama," kata Gus Menteri. 

"Ini adalah sebuah ikhtiar untuk menjadikan pemahaman dan perilaku keberagamaan kita berada di tengah-tengah. Jadi tidak ekstrem kiri dan tidak kanan, tidak liberal dan tidak konservatif," imbuhnya.

Hal kedua yang menjadi mandatori, lanjut Menag adalah perbaikan tata kelola organisasi. Menag ingin pelayanan publik di Kementerian Agama dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk perkembangan teknologi. Menag mengaku mendapat masukan dari masyarakat terkait layanan Kemenag yang panjang dan berbelit. Gus Menteri meminta jalur layanan itu bisa dipotong agar lebih ringkas dan cepat. 

"Kita sekarang tidak bisa lagi memberikan pelayanan dengan cara lama, hadir fisik, tapi melakukan perubahan secara digital," tegasnya. 

Untuk mewujudkan percepatan transformasi publik, Gus Menteri menyampaikan bahwa saat ini tengah disiapkan Situation Room dan Super Apps.

baca juga: Menag Berharap Asrama Haji jadi Sarana Moderasi Beragama

Situation Room digunakan untuk memantau perkembangan dan pergerakan dinamika masyarakat, baik sosial, politik, maupun keagamaan agar Kemenag bisa memberikan respons secara cepat atas apa yang terjadi di masyarakat. Adapun Super Apps disiapkan untuk menjadi jembatan dari semua aplikasi layanan yang ada di Kementerian Agama. 

"Saya membayangkan, masyarakat yang membutuhkan pelayanan tidak perlu lari dari satu meja ke meja lain. Meski sudah ada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), ini secara kualitas harus ditingkatkan,” pesan Menag. 

"Super Apps dan Situation Room disiapkan untuk menjawab ini semua. Dan ini memerlukan kerjasama semua pihak," tandasnya.

Akhirnya, Menag meminta seluruh jajarannya untuk berperan aktif dalam mewujudkan program mandatori ini.

"Saya mohon dukungannya bersama untuk mewujudkan program-program ini," tandasnya. (RO/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya