Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Indonesia Tawarkan Diri Jadi HUB Vaksin Asia Tenggara

M. Ilham Ramadhan Avisena
02/4/2021 20:03
Indonesia Tawarkan Diri Jadi HUB Vaksin Asia Tenggara
Vaksin COVID-19 Sinovac setibanya di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta(ANTARA FOTO/Fauzan)

INDONESIA menawarkan diri menjadi HUB Vaksin di Asia Tenggara. Inisiatif itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi kepada Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dalam pertemuan bilateral yang dilakukan pada Jumat (2/4).

"Kita membahas kerja sama vaksin dalam konteks jangka panjang, yaitu untuk menjadikan Indonesia sebagai HUB vaksin untuk Asia Tenggara. Ide ini masih pada tahap awal," ujar Retno dalam konferensi pers secara virtual.

Usulan yang disampaikan itu, sambungnya, disambut baik dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah Tiongkok. Untuk mengimplementasikan usulan tersebut, langkah awal yang akan dilakukan kedua negara ialah menguatkan kerja sama pengembangan vaksin, pengembangan industri bahan baku, dan pengembangan kapasitas produksi vaksin.

"Semua ide ini akan kita bahas lebih lanjut, tapi secara prinsip RRT memberikan dukungan terhadap inisiatif ini," kata Retno.

Selain dukungan dari Tiongkok, usulan Indonesia menjadi HUB Vaksin Asia Tenggara juga didukung oleh Rusia. Dua hari sebelum pertemuan hari ini, kata Retno, dirinya telah berbicara dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov mengenai hal tersebut.

"Di dalam pembicaraan dengan Menlu Rusia, kita juga membahas mengenai masalah kerja sama vaksin. Pada multi level, pembicaraan telah lama dilakukan dengan Rusia, dan dukungan politik Rusia telah diberikan bagi pengembangan kerja sama vaksin dengan Indonesia," tuturnya.

Baca juga: Korban Tewas Kecelakaan Kereta di Taiwan 51 Orang

Selain itu, Indonesia turut meminta Tiongkok untuk menjalankan komitmen penyediaan vaksin ke Tanah Air. Hal itu merupakan upaya untuk menghindari terhentinya pasokan vaksin dari Negeri Tirai Bambu.

Sebab, saat ini beberapa negara telah melarang dan membatasi kegiatan ekspor vaksin untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tengah menghadapi gelombang ketiga dari pandemi covid-19.

"Pembatasan dan larangan ini sangat berpengaruh terhadap laju rantai pasok penyediaan vaksin bagi dunia, baik melalui jalur bilateral, maupun melalui jalur multilateral," tutur Retno.

"Jika pembatasan dan pelarangan ini terus terjadi, maka dikhawatirkan akan semakin lama dunia dapat lepas dari pandemi secara bersama, dan akan semakin lama pemulihan ekonomi dapat dilakukan secara bersama," sambungnya.

Kepastian ketersediaan pasokan vaksin dari Tiongkok, tambah Retno, merupakan pembahasan jangka pendek yang dibahas dalam pertemuan. Indonesia menegaskan, komitmen yang telah dibuat sebelumnya merupakan hal mengikat dan harus dijalankan sesuai dengan jadwal yang telah ada. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya