Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Risiko Terburuk Akibat Covid-19 Diprediksi Menurun

Budi Ernanto
12/3/2021 21:25
Risiko Terburuk Akibat Covid-19 Diprediksi Menurun
Pemain Persija Jakarta Otavio Dutra menjalani vaksinasi covid-19 dosis kedua di RSON, Jakarta, Jumat (12/3).(MI/ANDRI WIDIYANTO)

RISIKO terburuk akibat covid-19 diprediksi bakal segera menurun. Sebab, kelompok rentan seperti masyarakat lanjut usia sudah mulai menjalani vaksinasi tahap kedua dan penyandang disabilitas mulai menjalani tahap pertama.

"Iya, akan mengurangi manifestasi covid-19 berat pada kelompok berisiko tinggi," ujar Pakar Virologi dan Imunologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Mohamad Saifudin Hakim dalam keterangannya, Jumat (12/3).

Sementara itu, masih ada kelompok rentan yang takut divaksinasi. Padahal, untuk bisa ikut vaksinasi, pemerintah sudah membuat standar operasional prosedur, sehingga dampak vaksin bisa diminimalisir.

Saifudin menilai program vaksinasi tidak akan berjalan sesuai rencana jika ada yang masih menolak divaksinasi. "Iya, diharapkan ada edukasi terus-menerus kepada kelompok masyarakat yang masih takut atau menolak untuk vaksinasi tanpa alasan medis yang bisa dibenarkan," ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah terus belanja vaksin, tidak hanya dari satu negara produsen, tapi dari berbagai negara. Menurut Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Abidin Fikri, apa yang dilakukan pemerintah bukan lah untuk menghindari kemungkinan embargo dari negara produsen.

Baca juga: Eijkman: Vaksinasi Perlu Dipercepat Sebelum Bermutasi

"Itu bukan soal embargo, soal ketersediaan. Jadi, ini bukan embargo ya. Memang pemerintah harus berinisiatif, karena kan semua negara butuh vaksin. Jadi ya harus proaktif," kata Abidin.

Jadi, kata dia, pemerintah memang harus lebih cepat mendatangkan vaksin dari negara-negara produsen. "Jadi ya siapa yang bisa melakukan pembicaraan dengan negara yang produksi vaksin, dia akan lebih baik," kata dia.

Sehingga, apa yang dilakukan pemerintah terkait mendatangkan vaksin dari banyak negara sudah tepat. "Oh tepat dong. Karena banyak negara yang sampai sekarang belum dapat vaksin," tuturnya.

Dia pun memberikan contoh Malaysia hingga kini belum mendapatkan vaksin covid-19 dari negara produsen. "Rakyat Malaysia mempertanyakan juga kepada pemerintahnya kenapa belum dapat, bahkan ada 130 negara ya kalau tidak salah belum dapat, jadi Indonesia masih beruntung nih, dengan kecepatan berkomunikasi dengan negara-negara yang memproduksi vaksin," katanya.

Di samping itu, dia menilai inovasi-inovasi di dalam negeri perlu didorong. "Seperti yang disampaikan Pak Presiden (Jokowi) bahwa prakarsa inovasi itu tentu harus didorong secara baik, tapi tetap harus memenuhi standar keilmuan, karena ada aspek kehati-hatian, mutu, khasiat, dan lain sebagainya kan, harus diuji secara benar, jadi bukan asal vaksin, nah itu juga sama perlakuan terhadap vaksin-vaksin yang dari luar," pungkasnya. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik