Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia telah berlangsung genap setahun, sejak kasus pertama dilaporkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 lalu. Masa awal pandemi, grafik perkembangan kasus aktif dan kematian di Indonesia menunjukkan peningkatan tajam.
Upaya percepatan penanganan oleh pemerintah, berupaya melandaikan grafiknya, hingga kini berangsur menurun. Sebaliknya, pada sisi kesembuhan grafiknya perlahan terus mengalami peningkatan. Dan dibandingkan dunia, rata-rata perkembangan Covid-19 di Indonesia lebih baik.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan perbandingan dengan melihat secara angka persentase. Metode persentase kasus untuk melihat perbandingan antara satu lingkup dengan lingkup lainnya, dalam hal ini Indonesia dengan tingkat dunia. Penggunaan persentase ini lebih baik, dikarenakan jika menggunakan angka absolut, tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan, mengingat ruang lingkupnya pun berbeda.
"Sebagai contoh, jumlah kasus di dunia tentunya akan selalu lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Karena kasus dunia terdiri dari berbagai kasus di seluruh negara-negara yang terdampak Covid-19, sedangkan kasus di Indonesia terdiri dari satu negara saja," kata Prof Wiku dalam keterangan Rabu (3/3).
Baca juga: Gelar Muzakarah, Kemenag Kaji Penyelenggaraan Haji saat Pandemi
Secara rincian pada perkembangan kasus aktif di Indonesia, awalnya meningkat tajam, namun terus menunjukkan penurunan yang konsisten, bahkan cukup drastis hingga Oktober 2020. Dan sejak November 2020 hingga saat ini, trennya terlihat fluktuatif dan cenderung melandai, serta tidak setajam dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Dibandingkan kasus aktif dunia, pada Maret 2020 naik tajam, kemudian trennya melandai hingga awal Oktober 2020. Tren ini menunjukkan peningkatan selama Oktober dan cenderung kembali melandai hingga saat ini. "Data per 1 Maret 2021, perbandingan kasus aktif di Indonesia sebesar 11,41% dan dunia 19,05%," sebutnya.
Sedikit berbeda dengan kasus aktif, kasus kematian di Indonesia cenderung fluktuatif meningkat sejak awal April 2020. Bulan-bulan selanjutnya, persentase kematian cenderung melandai. Pada kasus kematian dunia, juga meningkat tajam pada Maret - April 2020. Kemudian sejalan dengan Indonesia, trennya melandai hingga saat ini. Dan per 1 Maret 2021, persentase Indonesia sebesar 2,71%, dan dunia 2,22% dengan selisih 0,5%.
Kesembuhan di Indonesia, persentasenya menunjukkan kenaikan yang tajam hingga Agustus 2020, kemudian cenderung melandai meskipun terus menunjukkan peningkatan hingga saat ini. Sedangkan kesembuhan dunia sempat mengalami penurunan drastis selama Maret 2020, dan kemudian terus meningkat hingga saat ini. Per 1 Maret 2021, persentase kesembuhan di Indonesia sebesar 85,88%. Sedangkan di dunia sebesar 78,74%.
Melihat perkembangan ini menunjukkan, bahwa Indonesia memiliki persentase kasus aktif yang lebih rendah dari dunia, dan persentase kesembuhan yang lebih tinggi dari dunia. "Ini adalah hal yang perlu terus dipertahankan, dan tentunya tidak hanya berpatokan pada persentase saja, namun bagaimana memastikan bahwa kasus aktif dapat ditekan hingga 0 kasus, dan tidak ada sama sekali," jelasnya.
Selain itu angka kematian di Indonesia yang lebih tinggi dari dunia, juga menjadi hal yang harus segera diperbaiki. Tidak hanya persentasenya saja, namun jumlah kematian di Indonesia yang telah mencapai lebih dari 36 ribu orang, adalah hal yang tidak bisa ditoleransi.
Karena angka tersebut melambangkan nyawa yang penambahannya harus ditekan semaksimal mungkin hingga tidak ada kematian sama sekali. Untuk itu, kualitas penanganan adalah kunci menekan kasus aktif dan kematian, serta meningkatkan kesembuhan.
"Untuk itu, saya mohon kepada seluruh kepala daerah, mulai desa dan kelurahan, kabupaten/kota, hingga provinsi untuk melakukan refleksi dari grafik ini dan terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi seluruh lapisan masyarakat agar tercapai kualitas penananganan Covid-19 yang sebaik mungkin untuk menekan penularan," pungkas Prof Wiku. (H-3)
Pada dasarnya aset negara tersebut, dibangun dalam rangka Asian Games. Bangunan ini sangat berguna pada saat negara melakukan perhelatan.
RUMAH Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, ditutup per 31 Maret 2023. Ini kata Kementerian Kesehatan.
KASUS baru covid-19 di Indonesia bertambah 465 orang pada Jumat, 31 Maret 2023 dengan kematian 8 orang. Kasus covid-19 di Indonesia tercatat mengalami kenaikan.
TANGGAL 31 Maret 2023 menjadi hari bersejarah bagi RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Juga tidak terlupakan bagi pasien pertama rumah sakit tersebut.
Septiono Prayogo mengatakan terhitung mulai 23 Maret 2020 hingga hari ini 161.351 pasien telah menjalani perawatan di Wisma Atlet Kemayoran.
Berdasarkan data yang masuk, limbah medis Covid-19 hingga 27 Juli 2021 berjumlah 18.460 ton, yang berasal dari fasilitas layanan kesehatan, rumah sakit darurat, wisma tempat isolasi.
BPJS Kesehatan melaporkan rendahnya klaim perawatan covid-19 di rumah sakit di tengah peningkatan kasus dalam beberapa bulan terakhir, khususnya di masa mudik lebaran 2023.
RUMAH Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat resmi ditutup sepenuhnya dan tidak lagi melayani isolasi pasien Covid-19 mulai hari ini.
Hingga hari ini tercatat kasus aktif covid-19 di Jakarta mencapai 11.325 orang, namun mayoritas menjalani isolasi mandiri.
PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur resmi menutup pelayanan Rumah Sakit Lapangan Kogabawilhan II Indrapura Surabaya, yang selama ini menampung pasien Covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved